CEK FAKTA: Helikopter Bell 205 A-1

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

CEK FAKTA: Helikopter Bell 205 A-1
Helikopter ini dibeli dari pasar helikopter sipil lalu disesuaikan dengan standar militer oleh IPTN ke standar UH-1 Huey

JAKARTA, Indonesia – Satu helikopter milik TNI Angkatan Darat jatuh di Dusun Kowang, Desa Tamanmartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta pada Jumat, 8 Juli. Helikopter jenis Bell 205 A-1 itu jatuh dan menimpa 2 rumah warga.

Di dalamnya terdapat 5 personil TNI Angkatan Darat dan 1 warga sipil. TNI AD telah mengirimkan tim investigasi untuk menyelidiki penyebab jatuhnya helikopter.

Berikut 4 hal yang perlu kamu ketahui mengenai helikopter dengan nomor registrasi HA-5073 itu:

1. Dibuat oleh perusahaan Amerika Serikat
: sesuai dengan namanya, helikopter ini dibuat oleh perusahaan Negeri Paman Sam yakni Bell Helicopter Textron, dulu disebut Bell Helicopter Textron. Bell jenis 205 merupakan pengembangan dari Bell 204.

Bell 205 direct di Italia oleh perusahaan Agusta (Agusta-Bell 205 & 205A-1) dan perusahaan Jepang, Fuji Heavy Industries (Fuji-Bell 205A-1).

Sementara, Indonesia membelinya dari pasar helikopter sipil di Amerika Serikat. Kemudian akhirnya disesuaikan dengan standar militer oleh IPTN ke standar UH-1 Huey dengan pemasangan self sealing fuel tank, pelat armor untuk kursi pilot dan pilot II serta dudukan senapan mesin untuk FN MAG 7,62mm NATO dengan 1.000 butir peluru di setiap sisi.

2. Digunakan dalam konflik di Papua dan Aceh
: pemerintah membeli 18 unit helikopter Bell 205 pada tahun 1977-1978. Helikopter ini termasuk veteran perang dan pernah digunakan dalam konflik di Papua dan Aceh.

Para pilot termasuk menggemari helikopter ini, karena mudah untuk mengendarainya dan dikendalikan menggunakan mesin tunggal. Suara mesin Lycoming T-53 L-13 sangat khas dengan dua bilah baling-baling sehingga bisa menimbulkan efek gentar terhadap lawan

3. Spesifikasi helikopter
Awak : 2 (penerbang 1 dan 2)
Penumpang : 8-10 orang
Mesin : 1 X turboshaft Lycoming T53 L-13
Kecepatan jelajah : 204 kilometer per jam
Ketinggian maksimal: 3.840 meter
Jarak terbang : 556 kilometer
Berat kosong : 2.363 kilogram

Saksikan kecanggihan helikopter Bell 205 dalam video berikut:

4. Bukan kecelakaan helikopter pertama

Insiden jatuhnya helikopter Bell 205 A-1 bukan lah yang pertama terjadi pada tahun 2016. Sebelumnya pada tanggal 20 Maret, helikopter milik TNI AD jenis Bell 412 EP dengan nomor registrasi HA 5171 jatuh di atas perkebunan di Kelurahan Kasiguncu, Kecamatan Poso, Pesisi, Sulawesi Tengah.

Menurut Kepala Pusat Penerangan TNI, Mayor Jenderal TNI Tatang Sulaiman menyebut helikopter itu jatuh diduga akibat cuaca yang buruk, yakni dalam kondisi hujan.

“Penyebab kecelakaan sementara diduga karena faktor cuaca. Cuaca di sana mendekati pendaratan di stadion sepakbola di Poso itu dalam keadaan hujan,” ujar Tatang di Mabes TNI, Cilangkap.

Helikopter diketahui berangkat dari Desa Napu menuju ke Poso sekitar pukul 17:20. Tetapi, sekitar pukul 17:55 helikopter jatuh di atas perkebunan.

Akibat insiden itu, sebanyak 13 anggota TNI AD meninggal dunia, termasuk Kolonel Infantri Saiful Anwar yang menjabat sebagai Danrem 132 Tadulako. Tatang pun membenarkan semua personil TNI AD di dalam helikopter itu tengah memburu kelompok teroris Santoso. – Rappler.com

BACA JUGA:

 

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!