Apa kabar mantan atlet Olimpiade Indonesia?

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Apa kabar mantan atlet Olimpiade Indonesia?
Susi Susanti dan Alan Budikusuma memproduksi raket; kisah 3 atlet panahan wanita dijadikan film, Rexy Mainaki jadi pelatih PBSI

JAKARTA, Indonesia — Prestasi Indonesia di ajang olahraga sejagad Olimpiade patut dibanggakan.

Sejak Olimpiade Barcelona pada 1992 hingga Beijing 2008, kontingen Indonesia selalu meraih medali emas. 

Hanya pada Olimpiade London 2012, Indonesia tak berhasil membawa pulang medali emas.

Tapi tahukah kamu bahwa atlet bulu tangkis, Susi Susanti, yang pertama kali menyumbangkan medali emas bagi tim Merah Putih? Atau Indonesia meraih medali pertama kali berkat penampilan “3 Dara” di Olimpiade Seoul 1988?

Apa kabar Susi sekarang? Dan bagaimana kehidupan-kehidupan atlet Indonesia lainnya yang pernah berjaya di Olimpiade? 

Susi Susanti dan Alan Budikusuma 

PASANGAN PERAIH MEDALI EMAS. Pasangan peraih medali emas dalam cabang bulu tangkis di Olimpiade. Foto oleh ANTARA

Emas Olimpiade pertama Indonesia adalah sumbangan Susi, dengan kemenangannya di kategori badminton tunggal putri, pada Olimpiade Barcelona 1992. 

Itu adalah pertama kalinya bulu tangkis menjadi cabang olahraga yang diperlombakan di Olimpiade. 

Saat itu, Alan Budikusuma juga menang di kategori bulutangkis tunggal putra.  

Perempuan yang lahir di Tasikmalaya, Jawa Barat, pada 1971 ini juga menyumbang medali perunggu pada Olimpiade Atlanta 1996. Bersama Alan — yang menikahinya pada 1997 — Susi pernah menjadi pembawa obor Olimpiade Athena 2004. 

Setelah tak lagi menjadi atlet, Susi dan suaminya memulai semuanya dari nol. Alan mencoba jual beli mobil, menjadi agen alat olahraga buatan Malaysia, hingga menjadi pelatih Pemusatan Latihan Nasional (Pelatnas).  

Ibu dari tiga anak ini membuka toko baju, dan bersama suaminya mendirikan Olympic Badminton Hall di Jakarta, serta memproduksi raket dengan merk Astec (Alan-Susi Technology). Susi juga merupakan staf Ahli Bidang Pembinaan dan Prestasi Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI).   

Lilies Handayani, Nurfitriyana S. Lantang, dan Kusuma Wardhani 

MANTAN ATLET MEMANAH. Mantan atlet panah Indonesia Nurfitriyana (kiri), Lilies Handayani (tengah), dan Kusuma (kanan) berpose seusai menghadiri konferensi pers peluncuran "thiller" film Tiga Srikandi di Jakarta, Senin, 18 April. Foto oleh Teresia May/ANTARA

Bersama Nurfitriyana S. Lantang dan Kusuma Wardhani, Lilies menyumbang medali Olimpiade bagi Indonesia, yaitu medali perak kategori panahan dari Olimpiade Seoul 1988. Itu adalah kali pertama Indonesia mendapat medali di Olimpiade.

Perempuan yang lahir di Surabaya, Jawa Timur, pada 1965 ini sempat menggeluti pencak silat, sebelum beralih ke panahan karena bujukan ibunya.

Kini Lilies telah menjadi ibu dari tiga anak, yang menjadi atlet panahan pula. Ia menikah dengan atlet pencak silat Denny Trisyanto pada 1988. 

Lilies merupakan pegawai Dinas Pendapatan Daerah Jawa Timur, dan mengajar olahraga panahan. Bersama suaminya, ia bekerja sama dengan Diknas mendirikan Surabaya Archery School (SAS) untuk melatih anak-anak memanah. 

Kisah perjuangan Lilies, Nurfitriyana, dan Kusuma beserta pelatih mereka hingga meraih medali Olimpiade diangkat dalam film Tiga Srikandi, yang dirilis 4 Agustus mendatang.   

Sri Indriyani

Pada Olimpiade Sydney 2000, cabang olahraga angkat beban untuk pertama kalinya menyumbang medali bagi Indonesia. Sri Indriyani saat itu meraih medali perunggu, sementara Raema Lisa Rumbewas mendapat medali perak.

Sri, yang lahir di Lampung pada 1978, adalah anak asuh tokoh angkat besi senior Indonesia, Imron Rosadi. 

Usai berprestasi di Olimpiade 2000, Sri berhenti menjadi atlet karena menikah dengan sesama mantan atlet angkat beban, yang bekerja di PT Pos Indonesia, Jepara. 

Sri kemudian tinggal di rumah kontrakan di pinggiran kota Jepara. Ia ingin menjadi pelatih angkat beban di Jepara, tetapi ia tak memiliki tempat dan modal untuk mewujudkan impiannya tersebut.  

Raema Lisa Rumbewas

PERAIH MEDALI ANGKAT BESI PERTAMA. Lisa Rumbewas mengharumkan nama Indonesia di cabang olah raga angkat besi dengan meraih medali emas di Olimpiade Sydney tahun 2000 lalu. Foto oleh Rosa Panggabean/ANTARA

Raema Lisa Rumbewas adalah peraih medali perak pertama Indonesia untuk cabang olahraga angkat beban, tepatnya pada Olimpiade Sydney 2000. 

Perempuan yang lahir di Jayapura pada 1980 ini juga mendapat medali perak di Olimpiade Athena 2004. Namun, pada Olimpiade Beijing 2008, ia menduduki posisi keempat. 

Orangtua Lisa juga merupakan atlet angkat besi, bahkan ibunya, Ida Korwa, adalah pelatih perempuan yang memperoleh beasiswa dari Olympic Solidarity ini.  

Rexy Mainaky dan Ricky Subagja 

PASANGAN GANDA BULU TANGKIS. Ricky dan Rexy menjalani karir yang berbeda usai tak lagi menjadi atlet. Foto oleh Andika Wahyu/ANTARA

Rexy Mainaky dan Ricky Subagja memberikan Indonesia medali emas dari cabang olahraga bulu tangkis kategori ganda putra pada Olimpiade Atlanta 1996.

Sekarang Rexy merupakan Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI), setelah sebelumnya menjadi pelatih bulu tangkis di Malaysia.

Sementara Ricky kini menjalankan merek peralatan dan apparel bulu tangkis “Flypower” bersama Hariyanto Arbi. 

Ricky juga melakukan berbagi pengalaman di sejumlah eksibisi serta mengadakan coaching clinic di beberapa daerah.  

Taufik Hidayat

RAIH MEDALI OLIMPIADE. Setelah tak lagi menjadi atlet nasional, Taufik Hidayat memiliki pusat pelatihan bulu tangkis sendiri. Foto oleh Andika Wahyu/ANTARA

Pria yang lahir di Bandung pada 1981 ini meraih medali emas untuk cabang olahraga bulu tangkis di Olimpiade Athena 2004. 

Dua tahun setelahnya, pria yang akrab disapa Opik ini menikah dengan Ami Gumelar, dan dikaruniai dua anak. 

Sejak 2013, Taufik tak lagi berstatus atlet profesional. Sekarang, ia memiliki pusat pelatihan bulu tangkis di Jakarta Timur yaitu Taufik Hidayat Arena. —Rappler.com

Baca laporan lengkap Rappler tentang kontingen Indonesia di Olimpiade Rio 2016:

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!