Indonesia

Berita hari ini: Minggu, 31 Juli 2016

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Berita hari ini: Minggu, 31 Juli 2016

JOHN G. MABANGLO

Pantau terus laman ini untuk memperbarui berita pilihan redaksi Rappler pada Minggu, 31 Juli 2016

11 taksi online dirazia karena belum punya izin dan uji KIR

Dinas Perhubungan DKI Jakarta melakukan operasi penertiban taksi online berbasis aplikasi. Total ada 11 kendaraan yang dikandangkan oleh Dinhub DKI pada Sabtu.

Penertiban ini dilakukan di Mal Kelapa Gading, Mall of Indonesia Kelapa Gading, Matraman, Cempaka Mas, dan Jalan Pemuda, Jakarta Timur.

Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Andriyansyah menjelaskan sebelumnya sudah ada kesepakatan dengan para pengelola taksi online berbasis aplikasi, seperti Grab, Go-Car, dan Uber, tentang pengoperasian armada mereka. Kesepakatan itu berupa kendaraan-kendaraan yang beroperasi harus yang sudah mendapatkan izin, dan sudah melakukan uji KIR.

Namun ke-11 kendaraan yang dirazia, belum melakukan salah satu persyaratan seperti di atas. Selengkapnya di Tempo.co.

Polisi tangkap 9 orang pelaku kerusuhan dan kekerasan di Tanjung Balai

VIHARA DIRUSAK. Suasana Vihara Tri Ratna pasca kerusuhan yang terjadi di Tanjung Balai, Sumatera Utara, Sabtu, 30 Juli. Foto oleh Anton/ANTARA

Polda Sumatera Utara mengamankan 9 warganya yang dianggap bertanggungjawab atas kerusuhan di Tanjung Balai, pada Sabtu dini hari kemarin.

“Situasi sudah terkendali. Kemudian ada sembilan orang yang diamankan,” kata Kapolri Jenderal Tito Karnavian di Jakarta, pada Minggu.

Sebelumnya, Polisi dilaporkan telah menangkap 7 orang warga yang merupakan pelaku tindak pengrusakan. Dua orang lainnya ditangkap karena terekam CCTV melakukan tindak pidana kekerasan.

Saat ini polisi masih melakukan penyelidikan terkait siapa pelaku provokasi melalui Facebook tersebut. Laporan Rappler.com.

Jaklovers ‘memanggil Risma’, gerakan serupa Teman Ahok?

Acara Jaklovers di Bundaran Patung Kuda, Jakarta, dalam Car Free Day, pada 31 Juli 2016. Foto dari Facebook/GueJaklovers

Sekelompok pemuda Jakarta membentuk gerakan Jakarta Love Risma (Jaklovers), sebuah komunitas untuk mendukung Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dalam pemilihan gubernur DKI Jakarta 2017. Namun, juru bicara Jaklovers Hendi Wijanarko membantah kelompok ini meniru gerakan serupa, Teman Ahok.

Menurutnya, Jaklovers lahir dari keinginan pendirinya, Neno Warisman, yang merasa tak ada sosok yang mampu memimpin Jakarta selain Risma, kader PDI-P.

Sekitar 100-an anak muda ini menggelar aksi menyapu sampah pada acara Car Free Day di Jakarta, pada Minggu pagi. Mereka berharap aksinya bisa memanggil Risma datang ke Jakarta.

Disinggung pembicaraan dengan PDI-P tentang niat mengusung Risma, Hendi mengatakan pihaknya belum ada pembicaraan secara resmi. “Belum, karena kami tidak berafiliasi dan tidak bicara secara resmi,” ujarnya. Selengkapnya di Tempo.co.

Beredar rekaman terpidana mati Michael Titus, salahkan hukum di Indonesia

Pekerja meletakkan nisan di dekat peti jenazah Michael Titus Igweh saat persemayaman di Rumah Duka Bandengan, Jakarta, pada 29 Juli 2016. Foto oleh Akbar Nugroho Gumay/Antara

Terpidana mati asal Nigeria, Michael Titus Igweh, terdengar marah jelang pelaksanaan eksekusi matinya, pada Jumat dini hari, 29 Juli, lalu. Kini, pada Minggu, 31 Juli, beredar sebuah rekaman Titus sebelum ia dieksekusi.

Rekaman berdurasi 24 menit tersebut direkam oleh adik ipar Titus di Lapas Besi, Nusakambangan. Menurut Nila, adik iparnya, emosi Titus sangat labil saat dikunjungi. Kini jenazahnya akan dimakamkan di negara asalnya.

Dalam rekaman tersebut Titus meluapkan emosinya, mengaku tidak bersalah, dan menyalahkan segala pihak berwenang dalam hukum di Indonesia. “

“Saya tidak pernah bersalah sampai kapan pun. Hukum di negeri ini bukan hukum, tapi politik hukum, hukum politik. Hakim-hakimnya tidak ada yang benar, banyak oknum hakim yang tidak benar, banyak oknum-oknum polisi yang jahat, yang mau karena dapat pangkat sesat, dia mau korbankan orang lain,” katanya.

“Orang yang punya barang sudah mati, kemudian polisi mengarahkan ke saya dan meminta saya untuk mengaku pernah ke rumah pemilik narkoba untuk beli barang. Saya sudah bantah itu ke persidangan. Karena semua intimidasi saya alami di kantor polisi,” ujarnya.

Menurutnya, salah satu faktor yang mendiskriminasikan dirinya adalah karena ia berkulit hitam. “Semua enggak ada yang mau tahu, karena saya orang hitam, orang Nigeria. Semua yang saya omongin pasti bohong,” ujarnya. Selengkapnya di Tribunnews.

—Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!