Indonesia

Tim panahan Indonesia ingin mengulang sejarah 3 Srikandi

Sakinah Ummu Haniy

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Tim panahan Indonesia ingin mengulang sejarah 3 Srikandi
Panahan merupakan cabang olahraga pertama yang menyumbangkan medali bagi Indonesia di ajang Olimpiade. Akankah tahun ini sejarah terulang kembali di Olimpiade Rio 2016?

This compilation was migrated from our archives

Visit the archived version to read the full article.

 

 

JAKARTA, Indonesia — Beberapa hari sebelum keberangkatan mereka menuju Rio de Janeiro, Brasil, tim panahan Indonesia berlatih di Lapangan Panahan, Senayan, Jakarta.

Ketiga atlet tunggal putra: Riau Ega Agata Salsabila, Muhammad Hanif Wijaya, dan Hendra Purnama; serta atlet putri Ika Yuliana Rochmawati, bersama tim pelatih telah tiba sejak pukul 7:30 pagi pada akhir Juli itu untuk memulai latihan.

Pada siang harinya, perwakilan dari Kementerian Pemuda dan Olahraga, Gatot S. Dewa Broto, disambut oleh Ketua Persatuan Panahan Indonesia (Perpani) Titiek Soeharto. Mereka berharap sekaligus mendoakan yang terbaik bagi tim panahan Indonesia di Olimpiade Rio.

Panahan merupakan cabang olahraga pertama yang menyumbangkan medali bagi Indonesia di ajang Olimpiade. Pada 1988 lalu di Seoul, Korea Selatan, Nurfitriyana Saiman, Kusuma Wardhani, dan Lilies Handayani berhasil meraih medali perak dalam cabang panahan beregu putri.

Akankah tahun ini sejarah terulang kembali?

Harapan dari para pejuang baru

Banyak pihak optimistis dengan tim panahan Indonesia tahun ini, termasuk pada tiga atlet putra yang akan bertanding, baik di nomor individu maupun kelompok.

Meskipun tahun ini merupakan penampilan pertama mereka di Olimpiade, Riau Ega, Hanif, dan Hendra pun optimistis. Indonesia berhasil mendapatkan tempat di nomor beregu putra Olimpiade setelah lolos dalam Piala Dunia Panahan di Antalya, Turki, pada Juni 2016.

Sebelum memulai latihan, pelatih meminta mereka mengucapkan ikrar dengan mengangkat bendera Merah Putih.

“Padamu negeri, kami berjanji. Sang Merah Putih berkibar kembali. Emas!” teriak mereka bertiga sesaat sebelum memulai latihan.

Riau Ega Agatha Salsabila merupakan yang tertua dan paling berpengalaman di antara ketiga atlet pria. Lahir di Blitar, 25 November 1991, saat ini ia merupakan atlet panahan putra terbaik Indonesia, menempati peringkat 29 di dunia.

Sebelumnya, pada Mei 2016, pria berusia 24 tahun ini sempat berada di peringkat 21 dunia.

Pada Piala Dunia Panahan di Shanghai 2015, ia memenangkan 2 medali perunggu, satu dari nomor individu dan satu dari nomor beregu.

Riau Ega telah mengikuti tiga SEA Games, yakni pada 2011, 2013, dan 2015. Prestasinya pun terus meningkat.

Pada SEA Games 2011, Riau Ega berhasil mendapatkan medali emas di nomor recurve beregu campuran. Dua tahun setelahnya, ia berhasil mendapatkan dua medali perunggu, di nomor recurve beregu campuran dan recurve beregu putra.

Sementara pada SEA Games 2015 lalu, ia kembali berhasil mendapatkan 2 medali; satu perak untuk nomor beregu putra serta satu emas untuk nomor recurve beregu campuran.

Satu tim dengan Riau Ega, Hendra Purnama yang berusia 19 tahun ini juga berhasil menorehkan medali perak dalam nomor recurve beregu putra pada SEA Games 2015. Atlet yang sekarang berada di peringkat 98 dunia ini memenangkan medali perunggu pada Piala Dunia Panahan di Shanghai 2015.

Dalam Olimpiade Rio 2016, Riau Ega dan Hendra akan bertarung bersama Muhammad Hanif Wijaya, atlet panahan berusia 20 tahun yang juga memenangkan medali perak di nomor recurve beregu putra dalam SEA Games 2015.

Dengan torehan prestasi dari ketiga atlet putra, maka harapan untuk memperoleh medali semakin terbuka lebar.

BERPENGALAMAN. Olimpiade Rio 2016 adalah Olimpiade ketiga bagi Ika Yuliana Rochmawati. Foto oleh Wahyu Putro A/ANTARA     

Olimpiade ketiga bagi Ika Yuliana Rochmawati

Berbeda dengan para atlet putra, satu-satunya wakil Indonesia di nomor putri, Ika Yuliana Rochmawati, akan mewakili Indonesia di Olimpiade untuk yang ketiga kalinya.

Perempuan kelahiran Bojonegoro, Jawa Timur, 2 Juli 1989, ini telah membela Indonesia di Olimpiade sejak 2008. Saat itu ia berhasil memperoleh total sebesar 621 poin, berada di peringkat 41 penyisihan. 

Sayangnya, di ronde pertama Ika langsung bertemu dengan atlet panahan Amerika Serikat Jennifer Nichols. Ia pun takluk dengan skor akhir 114-101.

Empat tahun kemudian, di Olimpiade London 2012, Ika kembali mewakili Indonesia. Ia berhasil menunjukkan kemajuan yang pesat. Ia sempat mengalahkan Yuting Fan dari Tiongkok dan Amy Oliver dari Inggris, sebelum akhirnya takluk dari pemanah asal Rusia Ksenia Perova di babak 16 besar.

Saat ini, Ika berada di peringkat 26 dunia. Sebelumnya, ia pernah mencapai peringkat 10 besar dunia pada Agustus 2015.

Selain mewakili Indonesia di Olimpiade, atlet 27 tahun ini juga telah mengantongi berbagai medali. Ia merupakan peraih medali emas di Piala Dunia Panahan 2014 untuk nomor individu.

Di SEA Games 2013, Ika mendapatkan medali perunggu di nomor recurve campuran serta medali emas di nomor recurve beregu putri.

Dua tahun kemudian, ia juga mendapatkan dua medali, yakni perak di nomor recurve beregu putri serta medali emas di nomor recurve beregu campuran.

Kini, berbekal segudang pengalaman, Ika diharapkan mampu memberikan medali bagi Indonesia dan mengulang masa-masa kejayaan di cabang olahraga panahan.

MEMOHON DOA. Tim panahan Indonesia berharap dapat membanggakan masyarakat Indonesia di Olimpiade Rio 2016. Foto oleh Franz Lopez/Rappler     

Perpani targetkan perak untuk nomor beregu

Tahun ini, Indonesia berkesempatan mengirimkan empat orang atlet di cabang olahraga panahan. Itu artinya, ada lebih banyak kesempatan bagi Indonesia untuk mendapatkan medali dari cabang olahraga ini.

Ketua Umum Perpani Titiek Soeharto mengungkapkan bahwa pihaknya berharap para atlet bisa membawa pulang medali, khususnya di nomor beregu putra.

“Targetnya untuk tunggal putri, tunggal putra, kita enggak mau muluk-muluk, kita enggak mau kasih pressure buat anak-anak. Yang beregu kita targetkan untuk perak, tapi mudah-mudahan bisa lebih dari itu,” ujar Titiek.

Ia mengakui bahwa lolos ke Olimpiade merupakan hal yang besar. Oleh karena itu ia memohon doa dari seluruh masyarakat Indonesia untuk hasil yang terbaik bagi tim panahan.

“Mudah-mudahan tahun ini kita bisa membawa pulang medali. Mohon doanya,” katanya.

BERLATIH KERAS. Atlet panahan Ika Yuliana Rochmawati, Hendra Purnama, Muhammad Hanif Wijaya, dan Riau Ega Salsabila mengambil anak panah ketika mengikuti pemusatan latihan jelang Olimpiade Rio, Brasil di Senayan, Jakarta. Foto oleh Wahyu Putro A/ANTARA    

Kondisi siap menghadapi Rio

Menurut pelatih bagian strength and condition tim panahan Indonesia Neil Mottram, mengaku puas dengan kondisi atlet jelang keberangkatan ke Rio.

“Kondisi fisik mereka saat ini sangat baik dan saya sangat senang dengan keadaan mereka saat ini,” ujar pelatih yang sengaja didatangkan dari Australia sejak Februari lalu.

Neil mengungkapkan, saat pertama kali tiba di Indonesia, tim panahan masih memiliki kelemahan, khususnya dalam pengaturan pernapasan dan posisi tubuh. Namun kini hal tersebut telah berhasil diatasi.

“Secara fisik, saat ini sudah tidak ada lagi yang bisa dilakukan untuk para atlet. Sekarang kita hanya perlu memastikan bahwa mereka percaya diri dan siap menuju Rio,” katanya. —Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!