Dieng Culture Festival Hari 1: Dari Cak Nun hingga pagelaran kembang api

Nadia Vetta Hamid

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Dieng Culture Festival Hari 1: Dari Cak Nun hingga pagelaran kembang api
Resmi dibuka pada Jumat, 5 Agustus, apa saja yang terjadi di hari pertama Dieng Culture Festival?

DIENG, Indonesia – Dieng Culture Festival atau Festival Budaya Dieng (DCF 2016) ke-7 resmi digelar mulai Jumat, 5 Agustus. Perhelatan budaya, seni tradisi dan seni kontemporer ini diselenggarakan oleh komunitas masyarakat Dieng yang berada di dua kabupaten yang bertetangga, yaitu Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Banjarnegara di Provinsi Jawa Tengah.

Tema DCF tahun ini adalah The Soul of Culture, setiap kebudayaan di dalamnya terdapat pengetahuan dan ajaran yang sifatnya tak tampak (intangible) dan menjadi sumber yang baik untuk kehidupan manusia. Maka dari itu, budayawan Emha Ainun Najib atau yang biasa dipanggil Cak Nun beserta komunitas Kiai Kanjeng didapuk menjadi pembuka DCF 2016.

Festival Film Dieng juga turut menjadi bagian dari DCF 2016. Diadakan di Ruang Teater Museum Kailasa, pengunjung bisa memilih dari tiga waktu pertunjukan dari pagi hingga malam hari.

Salah satu atraksi utama DCF adalah Jazz Atas Awan, yang untuk tahun ini diadakan selama dua malam. Jazz Atas Awan adalah sebuah pengalaman pagelaran musik yang unik karena diadakan di ketinggian 2.100 meter di atas permukaan laut dengan suhu mencapai 4-5 derajat Celcius di malam hari. Penonton harus menyiapkan diri dengan jaket tebal, penutup kepala, dan sarung tangan agar tetap hangat selama pertunjukan.

Pertunjukan musik ini disemarakkan oleh musisi dari berbagai komunitas jazz di Indonesia. Bertempat di kompleks Candi Arjuna, Jazz Atas Awan diawali dengan hadrah dari Dieng Kulon. Komika multitalenta Anang Batas, Candra Mukti dan Yusril Fahriza menjadi pemandu acara Jazz Atas Awan yang selalu memancing gelak tawa dari penonton.

MUSISI JAZZZ. Tak hanya lagunya sendiri, band Glanze asal Depok membawakan lagu cover 'Taking a Chance on Love' hingga 'Kopi Dangdut'. Foto oleh Nadia Vetta Hamid/Rappler

Band asal Bogor, Five Percent, membuka penampilan mereka yang enerjik dengan lagu Rock With You dari Michael Jackson. Mereka juga membawakan lagu mereka sendiri yang berjudul Rindu Tak Berbatas. Selanjutnya, Glanze asal Depok menampilkan lagu-lagu cover dari Taking a Chance on Love dari Jane Monheit hingga Kopi Dangdut, dan juga lagu mereka yang berjudul A Night to Remember.

Selanjutnya adalah penampilan dari gitaris Tesla Manaf yang baru saja kembali dari tur keliling Jepang. Gitaris asal Bandung ini membawakan lagu-lagu instrumental. Salah satu lagunya ia persembahkan untuk Lisa Floyd, gadis kecil yang menjadi korban tindak kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang dilakukan oleh ayah tirinya. Rekaman percakapan telepon Lisa dengan polisi yang terjadi saat ibunya dipukuli dijadikan sampel oleh Tesla untuk lagu tersebut.

MUSISI JAZZ DARI BANDUNG. Gitaris asal Bandung, Tesla Manaf turut menyemarakkan Jazz Atas Awan. Foto oleh Nadia Vetta Hamid/Rappler

Bupati Banjarnegara Sutedjo Slamet Utomo sempat naik ke atas panggung bersama ketiga pembawa acara. Penampil terakhir pada Jazz Atas Awan hari pertama adalah MLD Jazz Project yang membawakan lagu-lagu soundtrack film-film Indonesia. DCF 2016 hari pertama ditutup dengan kembang api yang menghiasi langit Dieng menjelang tengah malam.—Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!