Anak Bajang Dieng minta buah durian sampai laptop

Uni Lubis

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Anak Bajang Dieng minta buah durian sampai laptop
Setiap tahun masyarakat Dieng gelar upacara gunting rambut anak Bajang berambut gimbal

DIENG, Indonesia – Fara (6 tahun), duduk di atas kereta kuda yang dihias bunga-bunga. Menggunakan kebaya putih dan kain batik, bocah itu nampak sibuk melayani permintaan foto dari sejumlah pengunjung Festival Budaya Dieng (Dieng Culture Festival) tahun 2016.  

Minggu pagi, 7 Agustus, Zifara Khirunnisa, demikian nama lengkapnya, mengikuti “ruwatan”, upacara cukur rambut gembel atau gimbal. Bersama Fara, ada 10 anak lainnya, semua perempuan.   

“Sejak kecil, kalau minta sesuatu bawaannya ngeyel  Harus dipenuhi,” ujar Fajar Rikhana, ibu Fara, kepada Rappler.      

Masyarakat di dataran tinggi Dieng percaya bahwa anak-anak yang berambut gimbal dianggap bisa membawa musibah di kemudian hari. Tapi bila diruwat, anak-anak itu dipercaya dapat mendatangkan rezeki.  

Anak berambut gimbal ini disebut juga sebagai “anak Bajang” titipan Ratu Kidul, atau Ratu Laut Selatan.

Anak berambut gembel berjenis kelamin laki-laki merupakan titisan Eyang Agung Kala Dete, sedangkan yang perempuan titisan Nini Ronce Kala Prenye. 

Chaerudin, yang tahun ini memimpin upacara cukur rambut anak gimbal, mengatakan bahwa sebelum dicukur rambutnya, permintaan anak Bajang ini harus dikabulkan.  

“Kalau permintaannya tidak dikabulkan, setelah dicukur, rambutnya akan tumbuh gimbal lagi,” kata Chaerudin.  

Fara, misalnya, meminta 5 buah durian dan sebuah sepeda. Celyin Eka Fitriana,, siswi kelas 6 SD, meminta wig rambut andan-andanan dan sebuah laptop.   

Riri Dewi Anjani (6 tahun) meminta 3 kilo daging sapi. Nur Syafitri (4 tahun), meminta sepasang kucing. Ribuan hadirin yang memenuhi pelataran komplek Candi Arjuna, Dieng Plateau, tertawa manakala mendengar jenis permintaan anak-anak Bajang ini.

Biasanya, waktu upacara itu sendiri dilakukan berdasarkan weton (hari kelahiran sang anak), sedangkan pelaksanaan upacara dihitung berasarkan neptu (nilai kelahiran anak yang akan diruwat).  

Hajjah Romlah, warga setempat, mengatakan bahwa biasanya rambut gimbal tumbuh didahului dengan si anak sakit demam. Ada yang gimbalnya penuh, ada yang cuma sedikit.

“Pernah ada kejadian, seorang ayah mencukur rambut gimbal anaknya tanpa upacara ruwatan. Rambut ayahnya yang tumbuh gimbal, seperti pindah. Ini seperti takhayul bagi orang luar Dieng,” kata Romlah.

Acara dimulai dengan menyiapkan sesaji untuk para leluhur. Sesaji beragam, mulai dari nasi tumpeng jagung, kerupuk, buah-buahan, sampai ayam bakar ingkung (utuh), dan bunga setaman disiapkan di kediaman Pak Naryono, tetua desa. Begitu juga beragam jenis benda permintaan anak yang akan dicukur rambutnya.

Ada juga jajanan pasar serta 15 jenis minuman, seperti kopi manis dan pahit, teh manis dan pahit, selasih, dan susu.

Kesebelas anak yang akan dicukur lantas diarak keliling kampung menggunakan kereta yang ditarik kuda yang tegap. Petugas yang menggunakan pakaian tradisional mengiringi. Begitu juga perempuan berkebaya yang membawa sesaji. Tahun ini, kirab budaya dimeriahkan berbagai atraksi, termasuk Barongsai dari Banjarnegara.

Rombongan kirab menuju kawasan Candi Dharmasala. Ribuan penonton yang antusias mengambil tempat untuk menonton, seraya duduk bersila di atas rumput.

Para tetua menuju sebuah sumur di kawasan candi, untuk mengambil air suci dari Sendang Sendayu. Air akan digunakan untuk upacara “Jamasan”, atau mencuci rambut anak Bajang.  

“Kalau tidak dicuci, rambutnya kaku,” kata Chaerudin. 

Istri Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memimpin upacara Jamasan, dengan memercikkan air ke kepala anak-anak Bajang, disertai doa dari sesepuh adat Dieng.

Lalu, tibalah puncak acara, yaitu proses cukur rambut. Anak Bajang dibawa ke kawasan Candi Arjuna yang tak jauh dari Candi Dharmasala.

Satu per satu para anak Bajang dibawa ke panggung. Tetua adat mendoakan. Tokoh penting diundang melakukan upacara cukur rambut.    Orangtua kebanyakan meminta cukur rambut dilakukan oleh Pak Naryono.

Adinda Widjayanti Putri (4 tahun), mendapat giliran pertama kali. Dia sempat menangis ketika rambutnya dicukur. Mungkin agak kaget melihat begitu banyak penonton, dan dikelilingi sejumlah petugas berpakaian adat. 

Adinda meminta boneka beruang berukuran besar berwarna pink dan sebuah sepeda. Permintaannya dikabulkan.

Gubernur Ganjar Pranowo diminta mencukur rambut Madina Jauza Aina Effendy (6,5 tahun). Madina meminta gaun dengan gambar animasi dari film Frozen dan sepeda.

Rangkaian upacara cukur rambut gimbal diakhiri dengan membawa potongan rambut yang dibungkus kain putih, untuk dilarung, atau dihayutkan di Telaga Warna, di kawasan Dieng, Wonosobo. —Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!