Presiden Duterte: Ancaman keluar dari PBB hanya lelucon

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Presiden Duterte: Ancaman keluar dari PBB hanya lelucon
"Anda tidak bisa diajak bercanda ya", ujar Duterte kepada media yang bertanya jika ancaman itu benar-benar akan direalisasikan.

JAKARTA, Indonesia (UPDATE) – Presiden Filipina, Rodrigo Duterte tiba-tiba mengklarifikasi omongannya yang menyebut akan membawa negaranya keluar dari organisasi PBB. Dia mengatakan ucapannya pada tanggal 21 Agustus hanya sebuah lelucon. 

“Anda tidak bisa diajak bercanda ya,” ujar Duterte kepada media yang bertanya jika ancaman itu benar-benar akan direalisasikan. 

Hampir 2.000 orang dilaporkan tewas sejak Duterte diangkat menjadi Presiden Filipina pada tanggal 30 Juni. Berdasarkan pernyataan Kepala Nasional Kepolisian Filipina, usai diangkat, Duterte langsung menyatakan perang terhadap peredaran narkoba. 

Dari sekitar 2.000 orang yang terbunuh, Duterte hanya mengkonfirmasi sebanyak 756 orang saja yang benar-benar tewas di bawah pemerintahannya. Menurut mantan Walikota itu, ratusan orang itu tewas ditembak polisi, karena melawan ketika akan ditangkap dan dampak dari pertarungan antar kelompok. 

Namun, sebagian pihak yang terdiri dari pengacara dan aktivis pembela HAM meragukan omongan tersebut. Mereka menduga, pasukan keamanan ikut terlibat dalam aksi pembunuhan yang tidak melalui proses peradilan. 

Departemen Luar Negeri Amerika Serikat pada pekan ini juga mengaku prihatin mengenai laporan pembunuhan yang terjadi tanpa diadili lebih dulu. Bahkan, pelapor khusus untuk PBB, Agnes Callamard turut mengkritik bahwa apa yang dilakukan Duterte telah melanggar hukum internasional. 

Tidak terima, Duterte sempat menantang Callamard untuk datang ke Filipina dan berdebat dengannya. Dia juga menyebut Callamard sebagai perempuan yang ambisius dan tidak punya otak.

Duterte mengatakan Callamard telah menudingnya melakukan aksi genosida. Sementara, Callamard mengaku tidak pernah melontarkan pernyataan itu.

“Ini merupakan temuan mengenai seorang perempuan yang ingin melakukan bunuh diri,” ujar Duterte. 

Sebelumnya, ajudan dan bahkan Duterte sendiri telah mewanti-wanti media agar tidak selalu menganggap apa pun pernyataannya secara serius. Juru bicara Presiden, Ernesto Abella menjelaskan komentar dan humor Duterte yang demikian keras lantaran dia berasal dari selatan dan tengah Filipina  atau disebut “cebuano”. 

“Salah satu budaya berbicara orang Cebuano kadang menyampaikan lelucon dengan nada bicara yang keras dan dalam,” kata Abella.  

Awal mula Duterte mengancam akan membawa Filipina keluar dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) karena organisasi itu dianggap ikut campur terhadap upaya Pemerintah Filipina dalam memberantas peredaran narkoba di negaranya.

Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Polisi Nasional Filipina (PNP) pada tanggal 18 Agustus, lebih dari 650 tersangka bandara narkoba tewas terbunuh dalam operasi yang digelar pihak kepolisian. Operasi itu merupakan salah satu kegiatan yang direstui pemerintahan Duterte untuk memecahkan krisis narkoba.

PNP juga tengah melakukan penyelidikan terhadap hampir 900 kasus pembunuhan lainnya yang terkait dengan perdagangan narkoba secara ilegal. Akibatnya, PBB dan organisasi pembela Hak Asasi Manusia (HAM) mengkritis keras cara yang dipilih oleh pemerintahan Duterte.

“Mungkin kami harus memutuskan saja untuk memisahkan diri dari PBB. Jika Anda tidak hormat, brengsek, maka saya (Filipina) akan meninggalkan Anda (PBB),” ujar Duterte dalam sebuah jumpa pers yang dilakukan di kota Davao yang dimulai pukul 01:00.

Dia bahkan menyebut adanya kemungkinan untuk membentuk organisasi internasional lainnya dan mengundang negara lain bergabung.

“Saya akan mengundang semua orang. Saya akan mengundang mungkin Tiongkok, negara-negara Afrika,” katanya lagi.

Bukan kali pertama

Ini bukan kali pertama Duterte menyampaikan komentar pedas terhadap PBB. Beberapa hari usai terpilih sebagai Presiden, dia memaki PBB dengan kata “persetan”.

“Persetan Anda, PBB! Anda bahkan tidak bisa memecahkan isu pembantaian di Timur Tengah. Bahkan, tidak bisa bersuara dan memecahkan persoalan di Benua Afrika,” ujar Duterte ketika itu.

Sementara, dalam pidatonya pada Minggu dini hari, Duterte mengatakan PBB tidak pernah berbuat apa pun untuk Filipina. Dia mengabaikan program pengurangan kemiskinan dan bantuan ketika terjadi bencana yang pernah diberikan oleh PBB.

“Saya tidak peduli dengan mereka. Justru mereka yang ikut campur,” tuturnya.

Bahkan, saat hari pelantikannya, Duterte menyerukan kepada warga di area kumuh untuk membunuh para tetangga mereka yang diduga sebagai pencandu narkoba. Dia berulang kali mengatakan hal itu sebagai bagian dari program pemberantasan narkoba.

Namun, ajudannya membantah jika semua yang diucapkan Duterte merupakan instruksi langsung. Mereka mengatakan itu hanya pernyataan yang dilebih-lebihkan. – dengan laporan AFP/Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!