AJI Jayapura protes insiden oknum polisi masuki ruang siaran RRI

Banjir Ambarita

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

AJI Jayapura protes insiden oknum polisi masuki ruang siaran RRI
‎Oknum polisi tiba-tiba memasuki ruang siaran RRI Wamena, saat sedang berlangsung dialog segmen Sang Inspirator

JAYAPURA, Indonesia — Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jayapura memprotes aksi dua oknum polisi setempat yang menyeruduk masuk ruang dialog Radio Republik Indonesia (RRI) Wamena, saat sedang berlangsung siaran Sang Inspirator, pada Jumat, 26 Agustus. 

AJI menganggap tindakan itu mengancam penegakan kebebasan pers di Papua.

“AJI menilai tindakan dua oknum main seruduk saat sedang berlangsung dialog adalah ancaman terhadap kebebasan pers di Bumi Cenderawasih,” kata koordinator Bidang Advokasi AJI Jayapura, Fabio Costa, melalui pesan elektronik, pada Sabtu, 27 Agustus.

AJI Jayapura meminta Dewan Pers menindaklanjuti insiden masuknya oknum anggota polisi ke dalam ruangan radio saat sedang dilaksanakan dialog interaktif antara penyiar RRI dengan tiga narasumber. 

“AJI Jayapura juga meminta Kapolres Jayawijaya AKBP Yan Reba segera menyelidiki terkait adanya oknum polisi yang diduga memasuki tempat pelaksaan dialog RRI Wamena tanpa izin,” katanya.

Pasal I Huruf Kode Etik Jurnalistik yang dikeluarkan Dewan pers Indonesia berbunyi, “Wartawan Indonesia bersikap independen, menghasilkan berita yang akurat, berimbang, dan tidak beritikad buruk”.   

“Independen berarti memberitakan peristiwa atau fakta sesuai dengan suara hati nurani tanpa campur tangan, paksaan, dan intervensi dari pihak lain, termasuk pemilik perusahaan pers,” kata Fabio. 

Kronologi kejadian

Sebelumnya, seorang oknum polisi berinisial DT dengan pangkat Bripda bersama seorang rekannya yang memakai pakaian bebas, tiba-tiba memasuki ruang siaran RRI Wamena, pada Jumat sekitar pukul 16:16 WIT.

Penyiar RRI yang sedang siaran saat itu, Ilham Aditjori, menghadirkan tiga narasumber. Mereka adalah Ketua Forum Masyarakat Jayawijaya Sepegunungan Tengah Papua (FMJ-PTP) Mully Wetipo, Sekretaris FMJ-PTP Yance Itlay, dan fasilitator Yayasan Teratai Hati Papua Ence Geong.

Dialog tersebut membicarakan peranan advokasi dari FMJ-PTP dan Yayasan Teratai Hati Papua terkait sejumlah masalah sosial di Jayawijaya, seperti tingginya harga BBM di daerah tersebut.

Ketika dialog sedang berlangsung, tiba-tiba masuklah DT bersama rekannya ke dalam ruangan. DT berdiri di belakang ketiga narasumber. Sementara seorang temannya langsung memotret para narasumber. Para narasumber dan penyiar mengaku kaget dengan kedatangan dua orang itu.

Kemudian kedua oknum tersebut sempat berada di tempat digelarnya dialog interaktif sekitar lima menit. Mereka pun keluar tanpa berbicara apapun dengan narasumber dan penyiar.

AJI Jayapura telah mengumpulkan bukti foto dan hasil wawancara dengan ketiga narasumber ini. Selain itu, AJI Jayapura juga meminta konfirmasi dari Kepala RRI Wamena Anwar Imran. Menurut Anwar, biasanya anggota TNI atau polri mendokumentasikan kegiatan dialog RRI ketika petinggi di dua institusi itu yang menjadi narasumbernya. —Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!