Benarkah virus Zika menyebabkan kelainan pada janin?

dr. Angga Maulana

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Benarkah virus Zika menyebabkan kelainan pada janin?

LEONARDO MUNOZ

Anda hamil dan terinfeksi Zika? Berikut hal-hal yang perlu dilakukan

Pada 2015 lalu, dunia dikejutkan dengan munculnya wabah virus Zika. 

Awalnya dideteksi di Bahia, Brasil, pada Maret 2015, virus ini terus menyebar dan diperkirakan telah menginfeksi sekitar 14 negara bagian di negeri tersebut. 

Menteri Kesehatan Brasil memperkirakan ada 1,3 juta kasus virus Zika yang dilaporkan sampai dengan Desember 2015. Pada bulan yang sama, wabah Zika diperkirakan telah menginfeksi 33 negara di benua Amerika.

Virus Zika sendiri bukan merupakan sebuah penyakit yang baru. Virus ini pertama kali ditemukan di Nigeria pada 1953, dan pertama kali menyerang negara-negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia pada rentang waktu 2012-2014. 

(BACA: 5 hal yang harus kamu tahu soal virus Zika)

Pada 2016, Eijkman Institute for Molecular Biology menemukan satu kasus Zika di indonesia, dan diduga bahwa virus ini tampaknya telah menyebar “untuk sementara waktu” di Indonesia.

Kini, Singapura dan Malaysia dilaporkan warganya telah terjangkit virus Zika pula.

Virus Zika ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti di daerah tropis, nyamuk yang sudah kita kenal sebagai penular demam berdarah. Nyamuk ini aktif di siang hari dan dapat hidup di dalam atau luar ruangan.  

Beberapa laporan menyatakan Zika bisa ditularkan dari ibu ke janin yang dikandung, atau melalui hubungan seksual.

Apa gejala yang saya rasakan jika terinfeksi Zika?

Hanya satu dari 5 orang yang terinfeksi Zika menunjukkan gejala, antara lain:

  • Demam
  • Kulit berbintik merah
  • Sakit kepala
  • Nyeri sendi
  • Nyeri otot
  • Sakit kepala
  • Kelemahan
  • Terjadi peradangan konjungtiva

Pada beberapa kasus Zika, dilaporkan terjadi gangguan saraf dan komplikasi autoimun. Untuk lebih memastikan diagnosis, perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium berupa RT-PCR & tes antibodi.

Siapa yang berisiko terinfeksi Zika?

Wanita hamil atau siapapun yang tinggal atau bepergian ke daerah yang terdapat infeksi zika, dan orang yang tinggal di daerah tropis di mana banyak ditemukan Aedes aegypti, memiliki risiko tinggi untuk terinfeksi.

Begitu pula orang yang berhubungan seks dengan pasangan yang terinfeksi Zika.

Mengapa belum ada obat untuk infeksi zika?

Sampai saat ini tidak ada pengobatan spesifik untuk Zika, hal ini disebabkan karena pada awalnya infeksi Zika dianggap tidak berat dan sedikit kasus yang dilaporkan. 

Pengobatan yang ada saat ini masih berfokus pada menangani gejala yang dirasakan, hal lain yang bisa dilakukan penderita antara lain:

  • Istirahat cukup
  • Konsumsi cukup air untuk mencegah dehidrasi
  • Minum obat-obatan yang dapat mengurangi demam atau nyeri, namun hindari konsumsi aspirin atau obat-obatan NSAID (non-steroid anti inflammation)
  • Segera berobat ke pusat kesehatan terdekat

Saya hamil dan terinfeksi Zika, apa yang harus saya lakukan?

Walaupun hubungan antara kejadian mikrosefalus dan infeksi zika belum terbukti, beberapa penelitian terakhir menyatakan adanya hubungan kuat ke arah itu.

Pemeriksaan USG berkala yang lebih sering dianjurkan pada ibu hamil, untuk deteksi dini mikrosefalus pada janin, adanya hidrosefalus seringkali sulit dideteksi sampai trimester kedua kehamilan.  

Saya tidak hamil, kenapa saya harus peduli?

Infeksi Zika bisa sembuh sendiri tanpa pengobatan medis. Namun, efek buruk Zika paling dirasakan oleh ibu hamil, karena berkaitan dengan janinnya. 

Namun, pada beberapa kasus, Zika dapat menyebabkan penyakit saraf dan penyakit autoimun seperti sindrom Guillane Bare. Oleh karena itu, penting bagi kita semua untuk mencegah wabah dari virus Zika ini.

Apa yang harus saya lakukan agar tidak terinfeksi?

Mencegah gigitan nyamuk Aedes aegypti merupakan prinsip utama pencegahan Zika. Terdengar sederhana, namun faktanya kadang sulit dilaksanakan. 

Berikut hal-hal yang bisa kita lakukan:

  • Melakukan 3M Plus (menguras dan menutup tempat penampungan air, serta memanfaatkan atau melakukan daur ulang barang bekas), plus menabur bubuk larvasida, menggunakan kelambu saat tidur, menggunakan obat nyamuk atau lotion anti nyamuk.
  • Melakukan pengawasan jentik melalui program Gerakan Satu Rumah Satu Juru Pemantau Jentik (Jumantik)
  • Meningkatkan daya tahan tubuh melalui perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) seperti olahraga rutin, asupan nutrisi yang cukup, dll.
  • Bagi wanita hamil diharapkan untuk lebih berhati-hati, dan berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu jika ingin bepergian ke tempat yang terdapat kasus Zika.

—Rappler.com

Sumber tulisan ini berasal dari HelloSehat.com, sebuah situs kesehatan yang menyediakan informasi terpercaya yang mudah diakses oleh seluruh masyarakat Indonesia.

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!