Separuh jembatan penyeberangan di Jakarta sudah uzur

Dwi Agustiar

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Separuh jembatan penyeberangan di Jakarta sudah uzur
Hampir separuh jembatan penyeberangan di DKI sudah berusia lebih dari 20 tahun.

JAKARTA, Indonesia — Ambrolnya jembatan penyeberangan orang (JPO) di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, pada Sabtu, 24 September 2016, menyisakan kepedihan mendalam bagi keluarga korban.

Setidaknya 11 orang menjadi korban dalam insiden ini, 4 di antaranya tewas. Mereka yang tewas yaitu Sri Hartati (52), Aisah Zahra Ramadani (8), dan Lilis Lestari (43), dan Abdiyu (4).

Sementara korban yang mengalami luka-luka antara laiin Al Zikri Al Kabi (5), Zarah Wigiarni (42), Karim Nur Firdausy (23), Rumaisah Azizah (22), Abu (5), Didi (19) dan Ahlan (19).

Pemerintah DKI Jakarta menjamin akan menanggung biaya sekolah bagi anak korban tewas akibat tertimpa JPO ini. Namun itu saja tidak cukup. Publik membutuhkan kepastian insiden mengerikan ini tidak akan terulang kembali.

Audit JPO

Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, menginstruksikan kepada Dinas Perhubungan dan Transportasi (Dishubtrans) DKI Jakarta mengaudit semua JPO yang ada di DKI.

Jika ditemukan ada JPO yang sudah tidak layak, Dishubtrans diminta tak ragu untuk membongkar jembatan tersebut. “Langsung saja dibongkar. Jangan tunggu-tunggu,” kata Ahok di Balai Kota Jakarta Pusat, Senin 26 September 2016.

Audit terhadap kondisi fisik JPO mendesak karena cuaca buruk masih akan menerjang Jakarta hingga akhir tahun. Angin kencang bisa menjadi penyebab ambrolnya jembatan, terutama jembatan yang dipasangi papan reklame.

“Badai La Nina diprediksi masih akan terjadi sampai awal 2017. Jadi, akan selalu ada angin kencang, makanya semua JPO yang ada di Jakarta harus segera diaudit,” kata Ahok melanjutkan.

Sebaran JPO

sumber: Dinas Perhubungan DKI Jakarta Melakukan audit terhadap JPO yang tersebar di DKI Jakarta akan menjadi pekerjaan berat buat Dishubtrans. Sebab jumlah JPO di ibu kota ini tak sedikit.

Data yang diperoleh Rappler menunjukkan setidaknya ada 137 JPO tersebar di lima wilayah di Jakarta. JPO terbanyak ada di Jakarta Selatan dan Jakarta Barat, masing-masing dengan 37 JPO.

Sementara Jakarta Pusat memiliki 32 JPO dan Jakarta Timur memiliki 25 JPO. Adapun Jakarta Utara memiki JPO paling sedikit, yakni hanya 6 JPO.

Banyak JPO sudah uzur

Sumber: Dinas Perhubungan DKI Jakarta.

Dari total 137 JPO yang tersebar di wilayah Jakarta, sebanyak 77 di antaranya berusia lebih dari 20 tahun. Artinya lebih dari setengah JPO yang berada di Jakarta saat ini sudah lanjut usia.

Memang usia tua tak otomatis menjadikan jembatan-jembatan tersebut menjadi tidak layak. JPO yang ambrol di Pasar Minggu, misalnya, baru dibangun pada 2002. Usianya baru 14 tahun.

Namun mengingat konstruksi sebagian besar JPO terbuat dari baja, sangat mungkin jembatan-jembatan uzur itu telah mengalami korosi di beberapa bagian.

Karena itu audit terhadap JPO-JPO tersebut perlu disegerakan. Terutama di wilayah Jakarta Barat. Dari total 37 JPO di Jakarta Barat, 28 di antaranya berusia lebih dari dua dekade. Bahkan 16 dari 37 JPO di wilayah ini berusia 31 tahun.

Sementara di Jakarta selatan ada 17 JPO berusia lebih dari 20 tahun. Adapun di Jakarta selatan terdapat 16 JPO berusia lebih dari 20 tahun. Di Jakarta Timur dan Jakarta Utara, masing-masing terdapat 11 dan 5 JPO berusia 20 tahun lebih.

Bukan salah kontruksi

Ketua Forum Warga Kota Jakarta (Fakta), Azas Tigor Nainggolan, menilai ambrolnya jembatan penyeberangan tak semata karena persoalan konstruksi.

Ada hal lain yang bisa membuat jembatan mendadak ambrol, yakni papan iklan. Bobot papan yang seringkali membentang di sepanjang jembatan menjadi beban tersendiri bagi kontruksi jembatan.

Uniknya lagi, banyak iklan-iklan yang dipacak di JPO adalah iklan rokok. Padahal Pemerintah Provinsi telah melarang iklan rokok di media publik sejak awal Januari 2016.

“Masih ada pelanggaran dengan memasang iklan rokok di Jakarta. Contohnya JPO yang ambruk di Pasar Minggu dan menyebabkan tiga orang tewas,” tuturnya.

Tak hanya membebani kontruksi, papan-papan iklan raksasa tersebut juga membuat daya dorong angin terhadap jembatan semakin kuat. –dengan laporan ANTARA/Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!