Filipino bands

Kasus persidangan Jessica Wongso turut menarik perhatian publik Australia

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Kasus persidangan Jessica Wongso turut menarik perhatian publik Australia
Program 60 Minutes membuat tayangan eksklusif mengenai awal mula kasus pembunuhan itu terjadi hingga ke tahap persidangan

JAKARTA, Indonesia — Kematian Mirna Salihin pada Januari 2016 lalu masih belum mendapatkan titik terang.

Sahabatnya saat berkuliah di Australia, Jessica Kumala Wongso merupakan satu-satunya tersangka dalam kasus yang duga melibatkan racun sianida ini.

Setiap pekan persidangan Jessica Wongso disiarkan secara langsung di televisi nasional dan menjadi trending topic di media sosial.

Ternyata kasus Kopi Mirna ini tidak hanya menarik perhatian masyarakat Indonesia, namun juga menarik perhatian publik Australia. Setidaknya hal ini ditunjukkan dengan adanya episode khusus dari acara 60 Minutes di negara kanguru tersebut yang membahas secara lengkap kasus ini yang tayang pada Minggu, 9 Oktober.

Dalam cuplikan singkat, pemandu acara 60 Minutes, Liz Hayes mewawancarai kembaran Mirna, Sandy Salihin, suami Mirna, Arief Soemarko, pembawa acara Kompas TV Timothy Marbun, mantan rekan kerja, serta beberapa teman Jessica dan Mirna saat kuliah di Australia.

Kepada pembawa acara 60 Minutes, Sandy Salihin menuturkan kemungkinan motif pembunuhan yang terjadi pada saudara kembarnya disebabkan oleh rasa iri Jessica.

She’s jealous of Mirna because maybe Mirna have a good life … and maybe Jessica’s life is crap (Dia iri pada Mirna karena mungkin Mirna memiliki hidup yang bahagia sementara hidup Jessica kacau),” tutur Sandy di hadapan pembawa acara Ross Coulthart.

Mantan bos Jessica di New South Wales Ambulance Kristie Louise Carter juga menuturkan bahwa menurut pengamatannya, Jessica memiliki kemampuan untuk membunuh seseorang.

“Saya mengamatinya selama delapan bulan, dan dari sikap serta tingkat kegilaannya, saya yakin bahwa dia (Jessica) mampu menyakiti atau membunuh orang lain,” ujar Kepala Media dan Marketing New South Wales Ambulance tersebut.

Namun, menurut presenter Kompas TV Timothy Marbun ada satu tanda tanya besar yang belum terjawab dalam kasus ini.

“Tidak ada sianida di dirinya (Jessica). Tidak ada bukti bahwa dia menaruh sianida dalam minuman tersebut,” katanya.

Dengan penuh air mata, Sandy Salihin menuturkan harapannya agar Jessica dihukum seberat mungkin.

I would like to see justice for my sister and eye for an eye … You know what I’m saying? Like, it’s … A life for a life (Saya ingin melihat keadilan untuk kakak saya, mata untuk mata. Kamu mengerti? Nyawa ditebus nyawa),” katanya. 

Berat sebelah

Sayangnya, program 60 Minutes cenderung lebih banyak meminta keterangan kepada pihak Mirna Salihin. Keterangan dari Jessica atau koleganya cukup minim. Hayes sempat terlihat mendatangi sesi persidangan dan berbicara dengan perempuan berusia 28 tahun itu. 

“Persidangan berjalan baik-baik saja tetapi saya tidak bisa berkata banyak,” kata Jessica yang baru tiba di persidangan kepada Hayes. 

Jessica juga mengaku tidak tahu siapa yang menaruh racun sianida di dalam kopi es Vietnam yang diminum Mirna. 

“Saya tidak tahu (siapa yang membunuh Mirna),” tutur Jessica lagi.

—Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!