Duta Peparnas 2016: Masih ada perlakuan diskriminatif pada atlet difabel

Yuli Saputra

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Duta Peparnas 2016: Masih ada perlakuan diskriminatif pada atlet difabel
Tidak semua pemda mengirimkan atlet untuk bertanding Peparnas. Bahkan, ada atlet yang berangkat sendiri tanpa dibiayai Pemda

BANDUNG, Indonesia – Duta Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) XV 2016 Jawa Barat, Evan Lysandra mengaku prihatin atas perlakuan diskriminatif antara atlet Peparnas dengan atlet PON. Yang lebih ironi perlakuan diksriminatif itu diberikan oleh sejumlah pemerintah daerah.

Evan mengaku omongannya bukan sekedar isapan jempol belaka. Dia mengaku menyaksikan sendiri bagaimana perlakuan diskriminatif itu terjadi.

“Tadi aja, saya enggak usah sebut nama pemdanya, kalau untuk atlet PON, dia (Pemda) menggelar upacara pelepasannya gitu. Tapi, untuk (atlet) Peparnas sangat disayangkan (berbeda). Ada yang berangkat sendiri-sendiri,” ujar Evan yang ditemui Rappler di acara Ngopi dan Ngeteh Bareng Paralimpian Pemecah Rekor Peparnas XV di Trans Super Mall pada Jumat, 21 Oktober.

Wakil Jawa Barat untuk ajang Puteri Indonesia 2016 itu mengatakan ada dari peristiwa tersebut, bisa dilihat bagaimana upaya para atlet untuk bisa mengikuti dan berprestasi di Peparnas. Evan juga menyebut perhatian yang diberikan beberapa pemda terhadap atlet Peparnas sangat minim.

“Kalau pemda memang benar-benar mendukung, saya kira kemungkinannya kecil bagi mereka untuk tidak mengirimkan atlet di semua cabang olah raga,” kata perempuan lulusan Fakultas Teknik itu.

Tetapi, dia memuji pelaksanaan Peparnas di Jawa Barat, karena dianggap menyediakan fasilitas yang sama baiknya dengan atlet yang mengikuti PON. Bahkan, acara penyerahan medali bagi atlet difabel berlangsung lebih meriah.

(BACA: Proses penyulutan api Peparnas 2016 berlangsung dramatis)

“Untuk tahun ini, saya melihat langsung (bagaimana) antara PON dan Peparnas disetarakan,” kata dia lagi.

Peparnas tahun ini diikuti oleh 34 provinsi dengan jumlah 1.983 atlet. Sayang, jumlah atlet yang dikirim oleh kontingen dari setiap provinsi tidak merata. Bahkan, ada kontingen yang hanya mengirimkan 3 hingga 4 orang paralimpian.

Anka itu sangat kontras dengan jumlah kontingen dari Jawa Barat sebagai tuan rumah yang mengirimkan hingga 255 atlet atau kontingen dari Kalimantan Timur yang memfasilitasi 209 atlet.

Padahal, ada 605 nomor pertandingan dari 13 cabang olah raga yang dipertandingkan dengan 2.145 medali yang diperebutkan. – Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!