Diskusi tentang mahasiswa gay di UGM dibatalkan

Dyah Ayu Pitaloka

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Diskusi tentang mahasiswa gay di UGM dibatalkan
"Ada yang menyebut ini virus LGBT.”

YOGYAKARTA, Indonesia – Unit Kegiatan Mahasiswa Unit Penalaran Ilmiah Interdisipliner (UPII) Universitas Gadjah Mada (UGM) membatalkan diskusi tentang komunitas Himpunan Mahasiswa Gay (Himag).

Semula diskusi tersebut akan digelar di Sekretariat UPII di gelanggang UKM UGM, pada Sabtu 22 Oktober 2016 pukul 15:30 wib. Panitia bahkan telah menyebar pemberitahuan melalui media sosial.  

Namun 10 menit sebelum acara dimulai, panitia memutuskan untuk membatalkan diskusi tersebut. Pembatalan dilakukan setelah panitia berkomunikasi dengan pihak forum komunikasi dan rektorat UGM.

“Dibatalkan atas masukan dari banyak pihak. Kami berkomunikasi sama pihak rektorat dan forkom,” kata Kepala Departemen Penalaran UKM UPII UGM Wahyu Nurbandini, Minggu, 23 Oktober 2016. 

Menurut Wahyu pembatalan juga antara lain karena acara diskusi ini dianggap kontroversial. “Banyak muncul komentar pro dan kontra. Banyak yang menolak diskusi itu. Ada yang menyebut ini virus LGBT,” kata Wahyu.

Menurutnya, diskusi mingguan di sekretariat UGM sudah menjadi program kerja UPII dengan tema berbeda setiap pekannya. UPII mengundang narasumber dari mahasiswa yang berkompeten dengan topik yang sedang dibahas. 

Namun karena topik pekan ini tentang munculnya komunitas mahasiswa gay di lingkungan kampus dianggap terlalu sensitif dan melahirkan kontroversi, maka panitia sepakat membatalkannya.  

Wahyu megaku kecewa dengan pembatalan diskusi tersebut. Sebab, menurutnya, diskusi tersebut adalah diskusi ilmiah dan tak ada hubungannya dengan penyebaran virus LGBT. 

“Kami ingin mendiskusikan mengapa komunitas ini bisa muncul. Mereka adalah komunitas mahasiswa tak resmi dan tidak dinaungi UGM,” katanya Wahyu.

Kepala Bidang Humas dan Protokoler UGM Iva Ariani merespon pembatalan diskusi tersebut dengan merilis siaran pers. Dalam siaran pers tersebut, Iva menyebutkan jika UGM tak mengenal organisasi yang mengatasnamakan kaum gay atau LGBT dalam struktur organisasi kemahasiswaan. —Rappler.com 

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!