Perompak Somalia bebaskan 4 ABK Indonesia

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Perompak Somalia bebaskan 4 ABK Indonesia
Mereka disandera selama hampir lima tahun. Tim dari Kemlu kini tengah berada di lapangan untuk menjemput mereka.

JAKARTA, Indonesia – Perompak Somalia dilaporkan telah membebaskan 26 sandera awak kapal Naham 3 yang telah disandera hampir selama lima tahun. Pembebasan dilakukan Sabtu, 22 Oktober waktu setempat.

“Kami dengan gembira mengumumkan pembebasan awak Naham 3 pada dini hari ini,” kata John Steed, Koordinator organisasi Hostage Support Partners (HSP) yang membantu perundingan pembebasan, Minggu 23 Oktober.

Berdasarkan informasi dari Kementerian Luar Negeri, dari 26 sandera asal Asia tersebut, terdapat 4 ABK asal Indonesia. Saking lamanya proses pembebasan, Steed sempat menyebut pembebasan itu sebagai misi penyelamatan “sandera yang terlupakan”.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri, Arrmanatha Nasir, membenarkan tim dari institusinya sudah berada di Nairobi, Kenya untuk melakukan koordinasi. 

“Kami terus memantau perkembangan proses dan status upaya pembebasan,” ujar Arrmanatha melalui pesan pendek pada Minggu, 23 Oktober. 

Walaupun sudah berhasil dibebaskan, tetapi personil militer asal Inggris yang sudah purnawirawan itu masih menghadapi satu penghalang lagi untuk bisa mengevakuasi 26 ABK keluar dari Somalia. Sebab, saat ini tengah terjadi peperangan antara pasukan dari wilayah regional Puntland dan Galumudug.

“Sedang ada peperangan di Galkayo, jadi situasi saat ini sangat berbahaya. Kami akan berangkat pada esok pagi-pagi sekali jika pertempuran berhenti. Lalu, mereka akan dibawa ke Nairobi untuk proses pengobatan dan pemulihan,” ujar Steed.

Proses negosiasi 18 bulan

Kapal Naham 3 dibajak ketika sedang melintas di sebelah selatan Seychelles pada Maret 2012. Kapal itu semula ditambatkan ke kapal lain yakni MV Albedo yang dibajak pada November 2010. Organisasi HSP akhirnya berhasil membebaskan kapal tersebut pada tahun 2014.

Kru MV Albedo terpaksa melompat ke laut karena kapal akhirnya tenggelam. Mereka semua berhasil diselamatkan.

Kapal Naham 3 pun akhirnya juga mengalami nasib serupa satu tahun kemudian. Para krunya kemudian dibawa ke daratan dan tinggal bersama para perompak. Saat itu, penculik membuat tuntutan yang tidak masuk akal.

Total, ada 29 awak kapal yang disandera, namun seorang di antaranya meninggal. Selama dalam tawanan, dua awak lainnya juga dilaporkan meninggal karena sakit. Sehingga kini hanya tersisa 26 awak kapal. Sebagian besar masa penyanderaan di daratan Somalia.

Para sandera ini berasal dari berbagai negara Asia, seperti Kamboja, Tiongkok, Indonesia, Filipina, Taiwan dan Vietnam. Saat ini mereka berada di Galmudug, Somalia tengah.

Proses pembebasan pun memakan waktu yang lama dan melibatkan negosiasi selama 18 bulan. HSP harus berkomunikasi dengan masyarakat, pemimpin suku dan agama di Somalia.

Steed menyebut selama disekap oleh perompak, kondisi sandera dalam keadaan yang memprihatinkan.

“Jika Anda tidak memiliki asuransi atau Anda bekerja untuk perusahaan pemilik kapal yang miskin, maka tidak ada satu orang pun yang bisa membebaskan Anda,” kata Steed.

Ketika ditanya lebih jauh proses pembebasan ke-26 ABK, Steed menolak untuk menjelaskannya. Termasuk apakah proses pembebasan melibatkan uang tebusan.

Rencananya para sandera ini akan dipulangkan dengan menggunakan penerbangan kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). – dengan laporan AFP, Santi Dewi/Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!