SUMMARY
This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.
JAKARTA, Indonesia – Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono mulai jengah namanya ikut disebut-sebut dalam proses pencarian dokumen Tim Pencari Fakta (TPF) Munir pasca dinyatakan tidak dimiliki oleh Kementerian Sekretariat Negara. Nama SBY disebut karena dia orang yang menerima laporan investigasi kematian Munir dari TPF pada 24 Juni 2005 lalu.
Karena tidak tahu di mana keberadaan dokumen itu, Presiden Joko “Jokowi” Widodo kemudian memerintahkan Kejaksaan Agung untuk mencarinya. Diharapkan dengan memegang dokumen tersebut, ditemukan novum baru untuk membongkar aktor penyebab kematian aktivis HAM itu.
Melalui akun Twitternya @SBYudhoyono, Presiden yang berkuasa selama 10 tahun itu menulis selama 2 pekan dia berkoordinasi bersama para mantan pejabat di Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) untuk memberi penjelasan kepada publik.
Dia mengaku akan membongkar kembali semua dokumen dan catatan yang ada.
Kami buka kembali semua dokumen, catatan & ingatan kami – apa yg dilakukan pemerintah dlm penegakan hukum kasus Munir. *SBY*
— S. B. Yudhoyono (@SBYudhoyono) October 23, 2016
Yg ingin kami konstruksikan bukan hanya tindak lanjut temuan TPF Munir, tetapi apa saja yg telah dilakukan pemerintah sejak Nov 2004 *SBY*
— S. B. Yudhoyono (@SBYudhoyono) October 23, 2016
SBY juga menjelaskan ketika Munir tewas dibunuh dengan racun arsenik, dia masih berstatus sebagai calon presiden. Istri Munir, Suciwati akhirnya menemui SBY 3 pekan setelah SBY dilantik menjadi Presiden.
Dari sana, kemudian tim penyidik Polri diberangkatkan ke Belanda.
Kurang dari seminggu setelah pertemuan itu (TPF Munir belum dibentuk) kita berangkatkan Tim Penyidik Polri ke Belanda *SBY*
— S. B. Yudhoyono (@SBYudhoyono) October 23, 2016
Aktivitas pemerintah & penegak hukum selanjutnya, segera kami sampaikan kpd publik. Saya ingin publik tahu duduk persoalan yg benar *SBY*
— S. B. Yudhoyono (@SBYudhoyono) October 23, 2016
Lalu, mengapa SBY diam dan tidak menjelaskan kepada publik soal keberadaan dokumen TPF yang diterimanya tahun 2005 lalu? Dia mengaku memang sengaja menahan diri dan tidak reaktif dalam menanggapi berbagai tudingan.
Saya memilih menahan diri & tak reaktif dlm tanggapi berbagai tudingan.Ini masalah yg penting & sensitif. Jg soal kebenaran & keadilan *SBY*
— S. B. Yudhoyono (@SBYudhoyono) October 23, 2016
SBY berjanji penjelasan akan dia sampaikan kepada publik dalam 2 hingga 3 hari mendatang.
Penjelasan yg akan kami sampaikan dlm 2-3 hari mendatang, haruslah berdasarkan fakta, logika & tentunya juga kebenaran. *SBY*
— S. B. Yudhoyono (@SBYudhoyono) October 23, 2016
Sebelumnya, juru bicara DPP Partai Demokrat, Rachland Nashidik melalui keterangan tertulis mengkritik kebijakan Jokowi yang mengutus Jaksa Agung untuk mencari keberadaan dokumen TPF Munir. Daripada mengutus Jaksa Agung, kata Rachland, Jokowi bisa langsung mengontak Presiden SBY secara pribadi.
“Bila Jokowi sungguh-sungguh bermaksud mencari informasi mengenai isi laporan TPF Munir yang dokumennya diklaim Istana ‘hilang’, dia sebenarnya bisa mengontak dan bertanya sendiri kepada Presiden ke-6 RI dengan berbagai niat baik dan kepedulian terhadap penuntasan kasus Munir,” kata Rachland dalam keterangan tertulis pada Sabtu, 22 Oktober.
(BACA: Partai Demokrat: Lebih Jokowi hubungi SBY untuk cari dokumen TPF Munir)
Dia menilai dengan menugaskan Jaksa Agung, justru akan mengirim pesan keliru kepada publik dan merugikan nama baik orang lain. Hal itu, lantaran Jaksa Agung memegang kewenangan dalam hukum pidana. – Rappler.com
Add a comment
How does this make you feel?
There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.