Kolaborasi Indonesia dan Australia untuk memajukan industri fashion

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Kolaborasi Indonesia dan Australia untuk memajukan industri fashion

photography

Dua desainer Australia turut memamerkan koleksi mereka di JFW 2017. Sedangkan desainer Indonesia, Anandia Putri akan tampil di Virgin Australia Melbourne Fashion Festival 2017.

JAKARTA, Indonesia – Peningkatan hubungan bilateral Indonesia dan Australia tidak hanya bisa dilakukan di tingkat antar pemerintah, tetapi juga dapat dibina di tingkat antar warga. Kali ini cara yang dipilih melalui industri fashion.

Ajang Jakarta Fashion Week (JFW) 2017 kembali bermitra dengan The Australia-Indonesia Center (AIC) dan Virgin Australia Melbourne Fashion Festival (VAMFF). Tahun ini adalah tahun ketiga sekaligus kemitraan yang terakhir.

Dua label fashion Australia yakni HAN dan ALPHA60 ikut serta dalam pekan pagelaran yang prestisius di Jakarta itu. Sementara, organisasi AIC memilih seorang desainer berbakat Indonesia sebagai penerima Australia-Indonesia Center Young Indonesia Fashion Designer Awards yaitu Anandia Putri.

Sebelumnya, AIC telah memilih Patrick Owen sebagai penerima penghargaan serupa di tahun 2015 dan Restu Anggraini di tahun 2016.

“Patrick telah menerima eksposur dari media-media Australia dan internasional dengan tampil di runway VAMFF 2016. Dia juga menjadi tamu penting di acara-acara Festival Fashion Melbourne, dikenalkan ke media internasional dan bertemu langsung dengan para pemenang Melbourne Fashion Festival National Designers Award,” ujar Imelda Suryaningsih, humas JFW 2017 melalui keterangan tertulis.

Anandia juga akan mendapat eksposur dan kesempatan untuk menampilkan koleksinya di VAMFF tahun depan. Label fashion I.K.Y.K terpilih setelah melalui proses penjurian dari pemimpin redaksi majalah mode, VAMFF dan blogger fashion.

Kerjasama di bidang industri fashion ini turut menarik perhatian Menteri Luar Negeri Australia, Julie Bishop. Maka tak heran, dalam kunjungan sehari di Jakarta, Bishop mampir ke Senayan City dan berbincang beberapa desainer muda Indonesia seperti Restu Anggraeni pemilik label ETU, Peggy Hartanto, Paulina Katarina, Yosafat Dwi Kurniawan, Major Minor dan TOTON.

“Di Australia, fashion memegang peranan pending dalam perekonomian dengan kontribusi industri kreatif mencapai AU$ 19 miliar dan AU$ 12 miliar untuk industri fashion sendiri,” kata Bishop dalam keterangan tertulisnya.

Oleh sebab itu, Bishop melanjutkan, industri fashion harus dikelola dengan serius karena merupakan komponen penting dalam pembangunan suatu bangsa. Selain menggelar pagelaran busana, AIC/VAMFF juga melakukan dialog dengan tema “Men’s Wear Trend and Business” di Fashionlink, Senayan City pada Kamis, 27 Oktober.

Tema tersebut diharapkan bisa menciptakan peluang perdagangan yang lebih luas antara kedua negara, khususnya di bidang busana pria. JFW akan berakhir pada akhir pekan ini. – Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!