Duka selimuti Menlu Retno pasca sang ayah meninggal dunia

Fariz Fardianto

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Duka selimuti Menlu Retno pasca sang ayah meninggal dunia
Menlu Retno terpaksa meninggalkan acara forum IORA yang tengah digelar di Bali untuk menghadiri pemakaman sang ayah di Semarang

SEMARANG, Indonesia – Kesedihan mendalam nampak terlihat jelas dari raut wajah Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi ketika menginjakkan kaki di Semarang, Jawa Tengah pada Kamis siang, 27 Oktober. Betapa tidak, di tengah kesibukannya membuka forum negara-negara di sepanjang pesisir Samudera Hindia (IORA) yang dihadiri sekitar 27 Menlu asing, Retno malah memperoleh kabar ayahnya, Mochammad Sidik meninggal dunia. Dia wafat di usia 82 tahun pada Kamis kemarin pukul 05:30 WIB.

Maka Retno terpaksa meninggalkan forum IORA di Bali dan langsung bertolak ke rumah duka di Semarang. Mengenakan baju dan kerudung warna hitam, mantan Duta Besar Indonesia untuk Belanda itu nampak menyalami pelayat yang berdatangan ke rumahnya. Namun, dia memilih tidak mengungkap satu patah kata dan langsung masuk ke rumah duka.

Pihak keluarga sangat terkejut mendapati kabar duka itu. Apalagi, mereka menilai almarhum merupakan sosok yang tegar dan jarang mengeluh mengenai penyakit diabetes yang dideritanya.

“Secara pribadi, saya mengucapkan terima kasih atas perhatian yang diberikan oleh masyarakat Semarang. Saya mohon agar Beliau didoakan sehingga dilapangkan jalannya di sisi Allah,” ujar suami Retno, Agus Marsudi yang tiba di rumah duka sekitar pukul 14:00 WIB.

Menteri Sekretaris Negara, Pratikno terlihat hadir di tengah kerumunan ratusan pelayat. Dia datang mewakili Presiden Joko “Jokowi” Widodo untuk menyatakan duka cita atas berpulangnya ayah Retno.

Jokowi mengaku bangga terhadap almarhum karena mampu mendidik Retno menjadi sosok perempuan cerdas yang dapat berkontribusi besar bagi Bangsa Indonesia.

“Atas nama Bapak Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla serta seluruh jajaran pemerintah, kami sampaikan duka mendalam kepada keluarga Bapak Sidik dan Ibu Menlu Retno Marsudi,” kata Pratikno.

Menurut penuturan keluarga, Almarhum Sidik sejak lama memang menderita penyakit diabetes. Sebelum menghembuskan nafas terakhir, almarhum mengeluh sesak nafas. Lalu, keluarga membawa ke RSUP Dr. Kariadi, tetapi nyawanya tidak tertolong.

“Sebenarnya ndak ada yang dirasakan Bapak, karena Beliau sudah sepuh. Tapi pas subuh, Beliau merasakan sesak nafas lalu dibawa ke rumah sakit namun sudah meninggal,” ujar adik kandung Retno, Tri Laksono.

Sidik diketahui merupakan veteran perang pada masa pemerintahan kolonial Belanda. Sosoknya dikenal supel tetapi rendah hati dan sering menjadi teman diskusi. Hal itu sangat melekat di benaknya.

“Beliau juga sabar dan mudah bergaul,” kata Tri yang menyebut ayahnya tidak sempat mengucapkan pesan terakhir kepada keluarga.

Jenazah langsung dimakamkan setengah jam usai Retno tiba di rumah duka. Dengan diiringi pengawalan yang ketat dari kepolisian dan TNI, jenazah almarhum dimakamkan di TPU Bergota yang berjarak hampir 1,5 kilometer dari rumah duka. Almarhum meninggalkan 5 anak dan 10 cucu. – Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!