Proyeksi 2017, Kemendag turunkan target pertumbuhan ekspor

Ursula Florene

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Proyeksi 2017, Kemendag turunkan target pertumbuhan ekspor

ANTARA FOTO

Sementara untuk perdagangan dalam negeri, Enggartiasto akan berfokus pada revitalisasi pasar.

JAKARTA, Indonesia — Untuk 2017, Kementerian Perdagangan berencana menurunkan target ekspor nonmigas hingga setengahnya.

Menurut Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), seharusnya target pertumbuhan ekspor nonmigas tahun ini sebesar 11,9 persen. Namun, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menurunkan hingga 5,6 persen.

“Sejalan dengan dinamika perkembangan ekonomi global yang cenderung melambat,” kata dia kepada media di kantornya pada Rabu, 4 Januari.

Angka baru tersebut dianggap lebih realistis dan sesuai dengan kondisi perekonomian dunia sekarang.

Untuk merealisasikan target, Kemendag akan terus memperluas pasar-pasar baru di berbagai negara dan diversifikasi produk. Cara ini, menurut Enggartiasto, cukup sukses pada tahun 2016.

Selama tahun lalu, Kemendag mendorong surplus neraca perdagangan antara lain dengan misi dagang di Kuwait-Oman dan Nigeria-Ghana yang memberikan total transaksi US$ 18,38 juta.

Tak ketinggalan, misi pembelian juga sukses meraup US$211,87 juta. Promosi dan 25 pameran dagang pada 2016 yang terdiri dari 8 pameran di dalam negeri dan 17 pameran di 8 negara mencatat total transaksi US$ 106,90 juta.

Upaya pendekatan di forum internasional juga akan terus dilanjutkan, menyusul pencapaian di tahun 2016.

Pertama telah digolkan Deklarasi Menteri forum Perdagangan Dunia (WTO) pada dimensi pembangunan dan fasilitas special and differential treatment (SDT). Pemerintah juga sukses mengimplementasikan penurunan tarif sampai 5 persen terkait dengan daftar produk ramah lingkungan dalam kerangka Asia Pacific Economic Cooperation (APEC).

“Penanganan isu non tarif dan sistem penyelesian sengketa yang baru mulai dioperasionalkan pada Oktober 2016 diharapkan dapat diakses langsung para pelaku usaha ekspor impor,” kata dia.

Sementara itu, akhir tahun 2016 berbuah manis bagi neraca perdagangan Indonesia. Tercatat surplus sebesar US$ 837,8 juta per November 2016, atau naik 21,3 persen dibanding tahun lalu.

Meski pertumbuhan ekspor Januari-November 2016 menurun 5,9 persen, neraca diimbangi dengan penurunan impor sebesar 5,94 persen.

Target dalam negeri

Sementara untuk perdagangan dalam negeri, Enggartiasto akan fokus pada revitalisasi pasar.

Pada 2016, Kemendag merevitalisasi pasar rakyat sebanyak 878 pasar, terdiri dari 168 pasar melalui dana tugas pembantuan dan 710 pasar melalui Dana Alokasi Khusus APBN.

Pada 2017, Kemendag menargetkan untuk membangun atau merevitalisasi pasar rakyat sejumlah 272 unit dari dana Tugas Pembantuan. Untuk memenuhi target 1.000 pasar, pembangunan sisanya akan bersumber dari Dana Alokasi Khusus yang sudah teralokasi ke kabupaten/kota.

Inflasi dan kestabilan harga pangan juga tak luput. Pada 2016 lalu, Kemendag mengklaim berhasil menjalankan amanat Presiden Joko “Jokowi” Widodo.

Dalam hal menjamin ketersediaan stok dan stabilisasi harga barang kebutuhan pokok, Kemendag berhasil menjaga harga beberapa barang kebutuhan pokok sehingga cukup stabil, bahkan cenderung turun seperti beras, daging ayam, telur ayam, daging sapi, dan gula pasir.

Beberapa komoditas hortikultura seperti cabai merah keriting, cabai merah besar, dan bawang merah, walaupun sempat tinggi, namun saat ini trennya semakin menurun.

“Andil komoditas pangan terhadap inflasi 2016 yang paling tinggi hanyalah cabai merah dan bawang merah yang saat ini tren harganya mulai menurun,” kata dia.

Inflasi 2016 tercatat 3,02 persen, dan merupakan angka terendah sejak 2010. Dibandingkan inflasi 2015 sebesar 3,35 persen yang disebabkan kenaikan harga beras sebesar 0,31persen; daging ayam ras 0,15 persen; dan bawang merah 0,15 persen.

“Inflasi 2016 justru menunjukkan tidak ada kontribusi dari beras dan daging ayam ras,” kata Mendag. Diharapkan inflasi dan kestabilan harga barang dapat terus dijaga lewat perombakan sistem gudang, pemotongan rantai distribusi, dan juga sistem pasar.—Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!