SUMMARY
This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.
JAKARTA, Indonesia – Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JM-PPK) kembali menggelar aksi protes di depan Istana Negara, Jakarta. Para petani yang menentang dibangunnya pabrik semen di daerah mereka kembali mengecor kaki sebagai bentuk perlawanan.
“Tuntutannya kita ingin (di) Rembang tidak ada pabrik semen. Semua tambang ditutup dan pegunungan Kendeng tidak ada tambang dan harus dilestarikan, karena itu kawasan karst,” kata Koordinator Aksi “Dipasung Semen Jilid II” Joko Prianto kepada Rappler pada Senin, 13 Maret 2017.
Aksi ini juga mengingatkan kembali pemerintah atas janjinya saat pertemuan JMPPK dengan Presiden Joko “Jokowi” Widodo pada Agustus tahun lalu. Saat itu, Jokowi memerintahkan penundaan segala izin terkait semen hingga ada Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) di kawasan Kendeng.
Tak hanya itu, pada Oktober lalu pun JMPPK juga memenangkan gugatan petani Kendeng dan mencabut izin lingkungan pembangunan dan kegiatan tambang PT Semen Indonesia di Rembang. Sayangnya, hasil ini seolah tak ada artinya bagi Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo justru menerbitkan izin lingkungan baru kendati KLHS belum rampung. “Ini ada kesewenang-wenangan,” kata Joko.
Kali ini, mereka kembali mengecor kaki, secara spesifik dengan Semen Gresik/Indonesia dan Semen Tigaroda (Indocement), yang berencana membangun pabrik di daerah mereka. Adapun 10 petani yang dicor kakinya adalah: Sudiri, Jumikan, Sukamdi, Sukinah, Suparmi, Giyem, Darto, Sariman, Kumari, dan Darto.
Menurut Joko, aksi ini akan berlangsung hingga waktu tak terbatas. “Sampai jangka waktu yang tak ditentukan, sampai tuntutan dipenuhi,” kata dia.
Aksi ini digelar setiap hari mulai jam 3 sore di Lapangan Monas depan Istana Negara. “Setidaknya presiden tahu ada aksi kami, dan menindak tegas pelanggaran yang ada,” kata dia. –Rappler.com
Add a comment
How does this make you feel?
There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.