Juventus vs Barcelona: Tuan rumah banyak berbenah

Agung Putu Iskandar

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Juventus vs Barcelona: Tuan rumah banyak berbenah
Banyak hal yang terjadi setelah dua tahun pertemuan terakhir mereka di Liga Champions.

 

JAKARTA, Indonesia — Banyak yang sudah berubah setelah dua tahun berlalu. Juventus bukan lagi tim pecundang yang kalah 1-3 dalam final menyedihkan di Olympiastadion, Berlin. 

Perubahan terus berlangsung di La Vecchia Signora. Pengatur serangan Andrea Pirlo sudah hijrah ke Amerika Serikat. Begitu juga gelandang tangguh Arturo Vidal yang sudah merantau ke Jerman. 

Massimiliano Allegri terus melanjutkan evolusi raksasa Italia itu. Mereka kini lebih fleksibal dalam menjalankan formasi. Tidak lagi kaku dengan format tiga bek 3-5-2 seperti era Pirlo. Tak lagi mengandalkan Pirlo, mereka bisa memainkan 4-2-3-1 atau juga kembali ke formasi lama. 

Serangan yang didominasi umpan-umpan panjang dari belakang kini lebih variatif. Kreasi dan skema juga lebih kaya dengan kehadiran Paulo Dybala. Gelandang serang Argentina yang kini disebut “sang Messi baru” itu menambahkan apa yang tak dimiliki Juventus dua tahun lalu: kemampuan menahan bola di area akhir. 

Statistik pesepak bola 23 tahun itu membuktikannya. Dybala adalah salah satu penyumbang assist terbanyak Juventus di level domestik dengan 6 assist, sama seperti gelandang jangkar Miralem Pjanic. 

Ketajaman lini depan juga semakin bertambah dengan Gonzalo Higuain sebagai target man plus Juan Cuadrado yang menemukan kembali performanya di bawah Allegri. 

Semua perubahan tersebut membuat laga melawan Barca pada perempat final di Juventus Arena, Rabu, 12 April, pukul 01.45 WIB, bakal jauh berbeda dibanding partai final dua tahun silam.

Xavi Hernandez, pemain Barca yang turun selama 10 menit di laga final tersebut, mengakuinya. Menurut dia, perubahan di Juventus tak main-main. “Mereka telah berubah secara radikal sejak dua tahun lalu. Justru setelah tidak ada Pirlo,” katanya seperti dikutip Marca. 

Pengalaman Xavi menunjukkan bahwa pertahanan Juve sangat sulit ditembus. Dengan format tiga bek, mereka bisa bertahan dari gempuran serangan Barca. “Kekuatan mereka ada pada para pemain lama seperti Gianluigi Buffon, Leonardo Bonucci, Andrea Barzagli, dan Gioargio Chiellini,” katanya. 

Meski sudah mengalami banyak perubahan, Xavi tidak yakin Juve akan bermain berbeda. Mereka akan lebih banyak menunggu di belakang untuk melancarkan serangan balik cepat. 

“Hanya mungkin kali ini mereka lebih tajam karena pilihan di depan cukup banyak,” katanya. 

Juve memang punya banyak pilihan di depan. Selain Higuain, masih ada Mario Mandzukic. Namun, ketergantungan mereka pada penyerang Argentina itu bisa jadi masalah. Higuain hingga pekan ke-31 Serie A menjadi pencetak gol terbanyak bagi Juventus dengan 21 gol. 

Jumlah gol tersebut berjarak cukup jauh dari penyerang Juve lainnya. Dybala hanya mencetak 8 gol sedangkan Pjanic cuma 5 gol. 

Situasi tersebut jelas menyulitkan Juve yang berjanji akan lebih banyak menyerang. Apalagi, Allegri mengatakan bahwa hasil seri bukan target pasukannya. Bahkan, empat penyerang akan diturunkan sekaligus.

“Saya tidak akan mengatakan formasi apa yang kami pakai. Yang jelas, empat pemain depan (Higuain, Dybala, Cuadrado, dan Mandzukic) akan turun semua,” katanya seperti dikutip Football Italia. 

Allegri barangkali akan memakai formasi idamannya saat ini, 4-2-3-1. Formasi tersebut terbukti menjadikan timnya jauh lebih produktif. Masalahnya, sistem tersebut membuat Juve lebih mudah ditembus. Skema yang cukup “mainstream” itu juga membuat Barca lebih familiar dibanding sistem 3 bek 3-5-2. 

Dengan sistem tiga bek, Juventus bisa bertahan dengan cukup lebar karena lima orang bisa berdiri sejajar menjaga pertahanan. Serangan favorit Barca via sayap, baik melalui Lionel Messi maupun Neymar, bisa sedikit dihambat.

Bandingkan dengan format 4-2-3-1. Juve memang memiliki dua pemain jangkar yang bisa langsung menekan lawan sebelum menghadapi barisan pertahanan. Namun, mereka hanya akan bertahan dengan 4 pemain. Back four tersebut jelas bakal sulit, terutama jika Barca Messi mulai menusuk dari sisi sayap. 

Xavi percaya, bagaimanapun caranya Juve bertahan, Barca tetap akan menembusnya. “Karena filosofi mereka adalah mencetak gol. Dan mereka akan melakukannya,” katanya. 

Karena itulah, Allegri tahu bahwa tak mungkin menghindar dari gol Barcelona. “Tak ada skenario 0-0. Kami akan keluar dan menyerang,” tegasnya.—Rappler.com

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!