4 fakta seputar kecantikan kulit dan wajah perempuan Indonesia

Yetta Tondang

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

4 fakta seputar kecantikan kulit dan wajah perempuan Indonesia
Ternyata, wanita penggemar lipstik dan cat rambut berwarna cerah!

JAKARTA, Indonesia – Seperti apapun kondisi politik maupun ekonomi sebuah negara, satu bidang industri yang tetap akan terus bertumbuh adalah industri kecantikan. Hal tersebut juga berlaku di Indonesia.

Menurut Umesh Padke, President Director L’Oréal  Indonesia, pertumbuhan industri kecantikan di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. “Tak peduli seperti apa kondisi ekonomi, perempuan tetap ingin selalu terlihat cantik,” kata Umesh di sesi diskusi bertajuk Indonesia, The Vibrant Market for Beauty Industry, Rabu, 26 April lalu.

Seiring perkembangan industri kecantikan tersebut, Umesh dan tim L’Oréal Indonesia pun mengungkap beberapa temuan menarik tentang tren kecantikan yang berkembang di kalangan perempuan Indonesia, seperti yang terpapar di bawah ini.

Vibrant colors

Sebagai salah satu perusahaan kecantikan terbesar di Tanah Air, L’Oréal Indonesia mengamati bahwa perempuan Indonesia ternyata cenderung menyukai warna-warna yang terang dan bold di wajah mereka. 

Mulai dari lipstik, eye shadow hingga cat rambut, pilihan perempuan Indonesia tertuju pada warna-warna cerah.

“Ini seperti cara perempuan Indonesia untuk berekspresi lewat warna. Tak hanya make-up tapi juga baju dan sepatu dengan warna boldMisalnya saja, banyak perempuan berhijab Indonesia yang pakai hijab warna terang,” kata Umesh.

Tak hanya make-up, saat ini, kata Umesh, tren mewarnai rambut dengan warna-warna cerah pun semakin marak. “Hair color is the new make-up. Perempuan tampaknya tidak lagi cukup hanya sekadar berekspresi lewat make-up tapi juga dengan rambut.”

Serba matte

Perempuan Indonesia sangat suka finishing make-up yang bernuansa matte. Sebaliknya, di Indonesia, tata rias dengan finishing glossy yang bersinar dan berkilau, tidak disukai.

Fakta ini diungkap oleh Marketing Manager Maybelline New York Indonesia, Ngoc Phungbich, di kesempatan yang sama. Kemungkinan besar faktor penyebabnya adalah kondisi cuaca dan iklim yang tropis dan juga budaya. 

Finishing matte juga jadi sangat populer karena ada anggapan bahwa kalau shiny make-up itu tidak terlihat fresh dan rapi. Itulah kenapa rata-rata produk make-up glossy tidak terlalu populer di Indonsia. Sebaliknya, matte sangat populer.

“Kebanyakan, skin tone wajah perempuan Indonesia itu lebih ke normal. Tapi secara tipe kulit, lebih oily. Karena itu butuh matte finishing,” kata Ngoc.

Kiblat tren

Seperti yang diketahui bersama, tren make-up dan kulit dari Korea Selatan tak dipungkiri mewabah di dunia, termasuk Indonesia. Namun kecenderungan perempuan Indonesia memilih tren kecantikan sangat unik.

“Pelanggan Indonesia punya aspirasi mereka sendiri. Karena itu, memang banyak konsumen Indonesia yang terinspirasi make-up Korea tapi tetap berkiblat ke tren dari Barat. Mereka tetap meniru blogger-blogger kecantikan Amerika, mencari mana yang lebih cocok ke mereka. Jadi seperti melihat dari dua sisi. Di satu sisi tetap mengamati tren dari Korea atau Jepang tapi berkiblat ke Amerika untuk mengamati bagaimana cara mengaplikasikan tren yang sesuai dengan diri sendiri.”

“Kalau di negara lain, apa yang jadi tren, semua akan ikut. Berbeda dengan indonesia. Seperti apapun trennya, mereka tetap akan menyesuaikan dengan kondisi wajah dan kulit. Tidak semua dicontoh langsung. Itu yang membuat Indonesia unik,” tambah Ngoc Phungbich.

“Istilahnya seperti Eastern canvas, Western painting,” kata Umesh lagi.

Krim malam

Bicara soal kecantikan tentu tak melulu soal wajah dan make-up tapi juga soal perawatan kulit yang menyeluruh. Tapi untuk urusan perawatan kulit wajah, ternyata perempuan Indonesia belum banyak yang terpapar informasi yang lengkap.

Misalnya soal pengunaan krim malam. Menurut Reny Agustia, Marketing Manager Garnier Indonesia, faktanya, hanya 2 dari 10 perempuan Indonesia yang rutin menggunakan krim malam.

“Penggunaan krim wajah yang paling banyak adalah krim pagi/siang atau sering disebut day cream. Bahkan tak sedikit perempuan yang di sore hari, setelah mandi sore, tetap memakai day cream lagi,” kata Reny.

Padahal seharusnya perempuan harus lebih peduli pada kondisi kulit, tidak hanya berfokus di make-up. “Penggunaan skin care di Indonesia memang tergolong paling sedikit. Padahal jika membandingkan, di Korea misalnya, satu orang bisa menggunakan 9 hingga 10 jenis skin care. Tapi kalau di Indonesia rata-rata cuma cuci muka pakai facial foam dilanjutkan day cream, sudah sampai di situ saja.”

-Rappler.com

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!