Sketsatorial: 5 hal yang perlu kamu tahu tentang Hari Waisak

Wirawan Perdana

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Sketsatorial: 5 hal yang perlu kamu tahu tentang Hari Waisak
Waisak merupakan momen untuk mengenang 3 peristiwa suci sekaligus, yang dialami oleh penyebar ajaran Buddha, Siddhartha Gautama, selama masa hidupnya.

 

JAKARTA, Indonesia — Umat Buddha di seluruh dunia akan menyambut Hari Raya Waisak pada Kamis, 11 Mei 2017.

Waisak memang menjadi momen yang paling agung di kalender Buddhis. Ini adalah 5 hal yang harus kamu tahu sebelum mengucapkan selamat Waisak. 

Berikut uraiannya di Sketsatorial Rappler Indonesia:

1. Tiga peristiwa suci

Waisak merupakan momen untuk mengenang 3 peristiwa suci sekaligus, yang dialami oleh penyebar ajaran Buddha, Siddhartha Gautama, selama masa hidupnya. 

Waisak juga sering disebut dengan istilah Trisuci Waisak. Tiga peristiwa ini terjadi pada bulan yang sama pada penanggalan Buddhis, yakni bulan Visakha. 

Waisak memperingati hari kelahiran Pangeran Siddhartha, putra dari pemimpin Kerajaan Kapilavastu, Raja Sudhodana, dan istrinya, Ratu Mahamaya, di Taman Lumbini, India (sekarang termasuk wilayah Nepal). 

Pada bulan yang sama, Siddhartha dewasa yang memutuskan untuk meninggalkan kesenangan duniawi dan menjadi pertapa, pada akhirnya mencapai penerangan sempurna. Setelah 40 tahun menyebarkan ajarannya, Siddharta mangkat pada bulan yang sama pula, di malam suci di bulan Visakha.  

2. Memandikan rupaka Buddha cilik

Salah satu tradisi khas Waisak yang akan selalu kamu jumpai tiap tahunnya adalah tradisi memandikan rupaka Buddha cilik di vihara. Ketika kamu berkunjung ke vihara pada Hari Waisak, kamu akan melihat umat Buddha menyiramkan air kembang ke rupaka Buddha cilik sebagai simbol mencuci kotoran batin. 

Dengan memandikan rupaka Buddha, kita diharapkan bisa memandikan hati kita menjadi lebih baik lagi.

3. Waisak Nasional

Tiap tahunnya pada Hari Waisak, Candi Borobudur selalu dipadati oleh umat Buddha.

Umat Buddha yang beribadah menjelang Waisak di Candi Borobudur datang dari berbagai wilayah di Indonesia bahkan dunia. Pada malam menjelang Waisak, umat Buddha dengan dipandu oleh bhikkhu, biksu, dan biksuni akan membacakan paritta-paritta suci, sutra-sutra agung, dan mendengarkan pesan Waisak yang disampaikan oleh para rohaniwan.  

Di momen Waisak Nasional ini, seluruh umat Buddha, tanpa peduli apapun alirannya, akan bersatu dalam satu ikatan sukacita, bersama-sama menyambut Hari Waisak.

4. Detik-detik Waisak

Detik-detik Waisak adalah detik-detik saat bulan bergerak menuju satu titik yang sejajar dengan matahari, membentuk bulan purnama sempurna. Menjelang detik-detik Waisak, biasanya umat Buddha akan melakukan meditasi atau samadhi seraya memfokuskan pikirannya dan merenungkan kembali perbuatan yang telah dilakukan. 

Detik-detik Waisak pada 2017 jatuh pada pukul 04:42:09 WIB.  

5. Malam lampion

Ini adalah momen setahun sekali yang paling ditunggu-tunggu umat Buddha dan para wisatawan tiap kali selesai menjalankan ibadah, yakni tradisi menerbangkan lampion. 

Ada lebih dari seribu lampion yang diterbangkan setiap tahunnya. Lampion-lampion dengan cahaya remang-remang akan berterbangan menghiasi langit malam di komplek Candi Borobudur setiap tahunnya. —Rappler.com

Sketsatorial adalah kolom mingguan Rappler tentang isu-isu penting yang dibahas dengan menggunakan video sketsa, dan dibuat oleh Iwan Hikmawan. Follow Iwan di Twitter @Sketsagram.

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!