Korean shows

Kiat menjadi netizen yang bertanggung jawab saat terjadi krisis

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Kiat menjadi netizen yang bertanggung jawab saat terjadi krisis
Ada garis tipis pembeda antara berbagi informasi yang berguna dan menyebarkan propaganda negatif dan informasi yang keliru

JAKARTA, Indonesia — Media sosial telah menjadi salah satu platform yang paling sering digunakan oleh publik saat terjadi krisis atau kejadian darurat, seperti ledakan bom di Kampung Melayu, Jakarta Timur, pada Rabu malam, 24 Mei 2017.

Netizen secara cepat langsung menyebarkan informasi dan foto yang mereka dapat ke akun media sosial masing-masing. Ada yang bermanfaat, tapi ada juga yang malah semakin memperkeruh suasana, misalnya dengan menyebarkan gambar korban yang tidak sepatutnya disebarkan. Belum lagi bila informasi yang dibagikan tidak benar atau malah menyesatkan.

Sebelum menyebarkan sesuatu ke media sosial pada masa genting, setidaknya ada 3 hal yang publik harus hindari, yaitu: 

  • Menyampaikan informasi yang keliru
  • Mendahului tindakan yang harusnya dilakukan pihak berwenang atau pemerintah (pre-empting government actions), dan 
  • Memberikan perhatian kepada propaganda online dari kelompok teroris

Kita pun harus paham, ada garis tipis pembeda antara berbagi informasi yang berguna dan menyebarkan propaganda negatif dan informasi yang keliru. 

Berikut kiat-kiat untuk menjadi netizen yang cerdas bertanggung jawab saat kejadian darurat: 

1. Berhati-hati terkait apa yang kalian sebarkan 

Hal tertentu yang kalian sebarkan dapat menimbulkan kepanikan dan memperburuk situasi. Hal-hal itu termasuk informasi-informasi rahasia, foto, dan video gerakan militer dari negara. 

2. Baca secara lengkap, tidak hanya bagian judul 

Periksa dahulu apakah sumber dapat dipercaya dan apakah informasi itu berdasarkan bukti-bukti nyata. Hal lain yang perlu diperiksa adalah tanggal dikeluarkannya informasi, pastikan sesuai dengan waktu kejadian. 

3. Redam ketakutan dengan tidak menyebarkan informasi yang belum terverifikasi 

Informasi yang kelitu dapat menyebarkan ketakutan yang tidak perlu. Media penyebar berita palsu/hoax diketahui popularitasnya sudah dapat menyamakan diri dengan media berita yang terverifikasi. Oleh karena itu telitilah lebih jauh, sering URL berita palsu mirip dengan berita dari media yang terverifikasi. 

4. Menahan diri dari menunjukkan ketakutan yang tidak perlu 

Kelompok teroris seperti Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) diketahui memanfaatkan media sosial dan internet untuk merekrut anggota dan menyebarkan propaganda. Pengguna media sosial dan media massa terkadang tanpa sadar berkontribusi terhadap penyebaran propaganda.

Kelompok teroris tumbuh karena publikasi yang didapat dari media dan publik. Seperti yang dilansir dari situs Poynter, satu cara yang dapat digunakan untuk memutus mata rantai adalah dengan tidak menyebarkan gambar visual dan video dari para korban terorisme. 

Ketika nyawa dan keamanan nasional menjadi taruhan, kita harus menjadi konsumen dan produsen media sosial yang bertanggung jawab. —Rappler.com

BACA JUGA:

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!