LINI MASA: Kasus perisakan tahun pelajaran 2017/2018

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

LINI MASA: Kasus perisakan tahun pelajaran 2017/2018
Perisakan tidak hanya terjadi di lingkungan sekolah, tapi juga kampus dan pusat perbelanjaan

JAKARTA, Indonesia — Baru beberapa hari setelah tahun pelajaran 2017/2018 dimulai, sudah tercatat kasus perisakan (bullying) oleh siswa terhadap siswa lainnya. 

Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) memang telah memindahkan kekuasaan pengadaan masa orientasi siswa dari Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) kepada pihak para pengajar, tapi perisakan masih terjadi. 

Naasnya, perisakan tidak hanya berlaku di lingkungan sekolah, tapi juga di luar gedung sekolah bahkan di pusat perbelanjaan sekalipun. 

Yang lebih menyedihkan, pelaku bukan hanya pelajar SD, SMP, atau SMA, bahkan juga mahasiswa di perguruan tinggi ternama. 

Demi mencapai tujuan sekolah dan kampus sebagai lingkungan yang kondusif untuk proses belajar dan mengajar, Rappler berusaha mencatat kasus-kasus perisakan yang terjadi selama tahun pelajaran 2017/2018, baik di tingkat sekolah maupun universitas. Kami hanya berharap daftar ini tidak bertambah panjang selama setahun ke depan.

8 Agustus: Siswa SD 8 tahun meninggal dunia diduga korban perisakan

SR, seorang siswa SD berusia 8 tahun, diduga tewas setelah mengalami perudungan oleh teman sekelasnya. 

Pada Selasa pagi, 8 Agustus, sekitar pukul 06:30 WIB, SR sedang duduk-duduk di halaman Sekolah SDN Longkewang Desa Hegarmanah Kecamatan Cicantayan Kabupaten Sukabumi, menunggu kegiatan belajar mengajar di mulai.

Tiba-tiba, seorang temannya datang menghampiri lalu memukulinya di bagian pelipisnya. SR terjatuh, namun pukulan demi pukulan terus diterimanya. Teman sekelasnya itu bahkan memasukkan kerupuk ke telinga SR kemudian menyiram bocah malang itu dengan minuman sirup dingin dalam kemasan.

Sekitar pukul 07:00 WIB Rohim dan keluarga diberi tahu oleh teman-teman SR, yang mengabarkan adik bungsunya itu pingsan setelah dipukuli. Ia pun segera datang ke sekolah dan melihat SR sudah terbaring lemas di Unit Kesehatan Sekolah (UKS). Guru sempat melakukan pertolongan pertama, namun SR tak kunjung siuman.

SR kemudian dibawa ke puskesmas setempat. Di sana, bocah kelas 2 SD itu dinyatakan meninggal dunia. Baca selengkapnya di sini.

15 Juli: Video mahasiswa berkebutuhan khusus korban perisakan viral di media sosial

Sebuah video berdurasi 14 detik tersebar di Instagram membuat geram publik. Seorang mahasiswa disabilitas menjadi korban perisakan oleh sejumlah mahasiswa lain di Universitas Gunadarma, Jakarta. Belum diketahui pasti kapan kejadian ini terjadi, namun video yang diunggah di Instagram itu menjadi viral pada 15 Juli 2017.

Dalam video tersebut, korban berinisial MF berusaha membeli diri menjadi bahan candaan dan teriakan yang memojokkan dirinya. Hal ini dikecam oleh berbagai lapisan masyarakat dan organisasi yang tergabung dalam Masyarakat Peduli Hak-Hak Penyandang Disabilitas. 

Kelompok masyarakat ini juga menginisiasi petisi daring yang ditujukan kepada Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) untuk menuntut para pelaku dan menyosialisasikan cara berinteraksi dengan penyandang disabilitas, termasuk mengevaluasi pendidikan inklusi yang tidak memerhatikan hak-hak mereka agar tidak terulang lagi.

14 Juli: Siswi SMP jadi korban ‘bullying’ di Thamrin City

Seorang siswi SMP menjadi korban perisakan di sebuah pusat perbelanjaan, Thamrin City, Tanah Abang, Jakarta Pusat, pada Jumat, 14 Juli. Video bullying tersebut menjadi viral di media sosial setelah pertama kali diunggah oleh akun @lambe_turah di Instagram.

Menurut Kanit Reskrim Polsek Metro Tanah Abang Kompol Mustakim, kejadian bermula ketika korban, SB, terlibat perselisihan dengan salah satu terduga pelaku perempuan. Keesokan harinya, SB dihadang di dekat sekolah dan diminta datang ke Thamrin City. Di lokasi, sudah ada sekumpulan teman-teman pelaku.

Dalam video berdurasi 50 detik itu, terlihat SB dikelilingi murid-murid SMP dan terjadilah tindak kekerasan. Setelahnya, SB diminta mencium tangan pelaku beserta kawannya sembari teman-teman lainnya merekam kejadian itu melalui layar ponsel. SB juga bersujud di lantai seolah meminta ampun dari mereka yang mem-bully-nya.

Setelah video ini viral, Kepala Suku Dinas Pendidikan Wilayah I Jakpus Sujadi mengatakan, ada 9 siswa-siswi yang terlibat perisakan dalam kasus ini. Mereka saat ini sedang dalam proses dikeluarkan dari sekolah. Selain itu, Dinas Pendidikan juga mencabut Kartu Jakarta Pintar (KJP) yang mereka miliki. 

—Rappler.com

BACA JUGA:

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!