Mengulurkan tangan untuk warga Palestina

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Mengulurkan tangan untuk warga Palestina

AFP

Israel memasang detektor metal di kompleks Masjid Al-Aqsa, Yerusalem. Terjadi pertumpahan darah.

 

JAKARTA, Indonesia — Bagaimana rasanya salat sementara di depan kita ada sekelompok pasukan bersenjata lengkap menghadang?

Begitu pertanyaan yang diungkapkan oleh organisasi Aksi Cepat Tanggap (ACT) di laman urun daya kitabisa.com.

Bagi kita di Indonesia, tentu sulit untuk membayangkan hal tersebut. Namun bagi warga Palestina, ternyata mereka tidak gentar dan tetap melaksanakan salat berjamaah di luar areal Masjid Al-Aqsa di Yerusalem sebagai bentuk protes terhadap pendudukan Israel.

Pada Jumat pekan lalu, 14 Juli, Masjid Al-Aqsa sempat ditutup total untuk segala aktivitas keagamaan. Itu adalah pertama kalinya sejak 1967, Israel menutup akses bagi umat Muslim untuk beribadah di Masjid Al-Aqsa.

Pemicunya berawal dari aksi penembakan terbuka yang terjadi di dalam kompleks Al-Quds. Penembakan itu membuat masjid dan seluruh petak di Kompleks Tua Al-Quds diblokade dan ditutup total oleh Israel bagi warga Muslim Palestina.

Sebelumnya, dua aparat keamanan Israel terbunuh di lokasi itu. Israel kemudian memasang detektor metal di kompleks tersebut, sebuah langkah yang memicu protes.

Warga Palestina berdemonstrasi. Setelah ibadah salat Jumat dilaksanakan pada siang itu, terjadi pertumpahan darah di muka teras, halaman depan Masjid Al-Aqsa.

Melalui situs kitabisa.com, ACT menggalang dana untuk membantu umat Muslim di Palestina. Jika kamu tergerak untuk mengulurkan tangan, bisa memberikan donasi melalui tautan ini atau menekan tombol “Donasi Sekarang” di bawah ini.

—Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!