Indonesia

Perjanjian Breda, 350 tahun kemudian

Dzikra Fanada

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Perjanjian Breda, 350 tahun kemudian
Yang perlu kamu ketahui tentang Perjanjian Breda yang menukar Manhattan dengan Pulau Run demi rempah-rempah

 

JAKARTA, Indonesia — Ada banyak sejarah Indonesia yang semakin hari semakin terkubur. Sedikit anak muda saat ini yang mau mempelajari sejarah karena dianggap kuno. Padahal, sejarah bisa membuat kesatuan semakin erat dan rasa bangga yang tinggi.

Salah satunya mengenai Perjanjian Breda yang terjadi pada 1667. Disebut Perjanjian Breda atau Treaty of Breda karena perjanjian ini ditandatangani di Kota Breda, Belanda. 

Perjanjian ini sebagai bukti bahwa Indonesia pernah menjadi tempat penting dalam perekonomian dunia. Lebih jelasnya, berikut fakta mengenai Perjanjian Breda.

(BACA: Sketsatorial: Sejarah Pulau Banda, penghasil pala)

Alasan terjadinya Perjanjian Breda

Pada 1603, Belanda mendatangi Pulau Run yang terletak di Kepulauan Banda, Maluku Tengah, untuk membeli rempah-rempah. Berharganya rempah-rempah kala itu membuat bangsa Eropa, termasuk Inggris, berlayar menuju timur untuk mendapatkan rempah rempah pula.

Hingga pada 1616, Inggris sampai di Pulau Run dan melakukan kontrak dengan penduduk setempat. Awalnya, perjajian ini hanyalah perjanjian ekonomi yang menyatakan Inggris membeli rempah-rempah, khususnya pala, di pulau tersebut. Namun, pada akhirnya Inggris menyatakan bahwa Pulau Run merupakan wilayah koloni mereka.

Sayangnya, Belanda yang kala itu sudah menguasai Maluku tidak rela melepaskan Pulau Run kepada Inggris. Terlebih dengan banyaknya pala yang dihasilkan oleh pulau tersebut. 

Warga menunjukkan buah pala yang telah matang di Banda Neira. Foto oleh Fanny Octavianus/Antara

Pala sendiri merupakan buah yang banyak dicari oleh seluruh dunia kala itu. Salah satu fungsinya sebagai bahan pengawet. Saking berharganya buah yang satu ini, bahkan ada yang menyebutkan bahwa kala itu pala lebih berharga dibandingkan emas.

Perebutan pala oleh bangsa Inggris dan Belanda ini terus terjadi, mereka berperang demi mendapatkan Pulau Run sekaligus palanya. Hingga akhirnya mereka mengangkat bendera putih pada 31 Juli 1667.

Isi perjanjian Pulau Breda

Perjanjian ini ditandatangani oleh pihak Belanda dan Kerajaan Inggris di Kota Breda, Netherland. 

Isi utama dari perjanjian ini adalah kerajaan Inggris harus angkat kaki dari Pulau Run, dan sebagai gantinya Belanda menyerahkan Pulau Manhattan yang menjadi koloninya kepada Inggris.

Belanda sendiri menjajah Pulau Manhattan pada 1624. Manhattan kala itu dinamai ‘Nieuw Amsterdam’ oleh Belanda. Setelah Belanda memberikan pulau Manhattan kepada Inggris untuk ditukar dengan Pulau Run, Inggris mengubah nama ‘Nieuw Amsterdam’ menjadi ‘New York’.

Belanda rela menukar Pulau Manhattan dengan Pulau Run karena pala memiliki nilai ekonomi yang sangat tinggi. Bahkan kala itu, Belanda memiliki peran peting dalam ekonomi dunia karena memiliki Pulau Run.

Keadaannya terbalik saat ini

Sempat dipuja-puja pada abad ke-17, ternyata keadaan Pulau Ruun saat ini sudah jauh berbeda. Tidak lagi diperebutkan, tidak lagi menjadi pusat ekonomi dunia, pala tidak lagi menjadi buah yang diincar. 

Buah pala yang tadinya dianggap lebih berharga dari pada emas seperti ditinggalkan. Merosot termakan zaman dan buruknya pengelolaan.

Adanya teknologi mesin pendingin membuat masa kejayaan pala turun perlahan-lahan. Hingga hari ini, petani pala harus memeras keringat hari demi hari agar buahnya bisa terjual dengan harga yang sesuai dengan kerja kerasnya.

Berbeda dengan New York saat ini, kota besar yang menjadi pusat ekonomi dunia. Warganya bisa menikmati kejayaan dan pemandangan gedung-gedung bertingkat. Padahal pulau ini pernah menjadi pulau yang tidak diinginkan oleh para penjajah. —Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!