SAKSIKAN: Pengalaman seorang perempuan yang hidup dengan HIV

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

SAKSIKAN: Pengalaman seorang perempuan yang hidup dengan HIV
Banyak yang berpikir setelah terinfeksi HIV, hidupnya telah berakhir. Padahal tidak seperti itu.

Yuk, tes HIV. Cari tahu lebih lanjut di sini.

JAKARTA, Indonesia — Ayu Oktafiani telah hidup dengan HIV sejak tahun 2009. Ia mengikuti tes HIV setelah suaminya jatuh sakit. Setelah suaminya meninggal, Ayu mengaku sempat berpikir mungkin hidupnya juga tidak akan lama. “Saya akan meninggal, saya akan jatuh sakit,” katanya sembari mengingat kembali.

Tapi Ayu teringat kepada keluarganya yang tidak pernah berhenti memberikan dukungan kepadanya. “Mereka enggak ninggalin gue loh,” katanya. “Terus kalau sekarang lo kalah, buat apa usahanya mereka?”

Ayu pun kembali bersemangat dan bekerja sebagai pendamping sebaya Orang dengan HIV dan AIDS (ODHA) di rumah sakit dan puskesmas-puskesmas di Jakarta Selatan. Di dalam kesehariannya sebagai pendamping sebaya, Ayu sering meluruskan ketidakpahaman petugas layanan kesehatan tentang HIV/AIDS.

Kisah Ayu ini akan diangkat oleh UN Women dalam acara “Women Change Makers” di The Warehouse, Plaza Indonesia pada hari Kamis, 1 Desember mendatang.

“Alasan kami membuat acara ini untuk mengedukasi publik tentang HIV,” kata Radhiska Anggiana, petugas komunikasi UN Women Indonesia. Salah satunya adalah apa yang bisa dilakukan setelah terinfeksi HIV. “Banyak yang berpikir bahwa hidupnya berakhir, padahal tidak seperti itu.”

UN Women, kata Radhiska, sudah lama bekerja sama dengan organisasi-organisasi lain untuk membantu perempuan dengan HIV untuk mencapai potensi mereka.

Perempuan dengan HIV juga menghadapi tantangan-tantangan tersendiri. “Budaya di Indonesia itu masih patriarkis. Jadi bargaining position mereka rendah,” kata Radhiska. “Banyak juga yang berpikir mereka itu bukan perempuan baik-baik, padahal tidak tahu mereka tertular dari mana. Bisa jadi mereka tertular dari suami.”

Dengan adanya acara ini, UN Women berharap bisa menghilangkan stigma terhadap perempuan dengan HIV/AIDS. “Hanya karena mereka hidup dengan HIV, tidak bisa lantas dilantarkan begitu saja.”  —Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!