Solidaritas musisi dukung perjuangan rakyat Bali menolak reklamasi

Iwan Setiadharma

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Solidaritas musisi dukung perjuangan rakyat Bali menolak reklamasi
Para musisi meminta agar perjuangan rakyat Bali menolak reklamasi Teluk Benoa tidak surut.

DENPASAR, Indonesia – Dua musisi Jakarta datang ke Bali sebagai bentuk aksi solidaritas untuk memberikan dukungan kepada rakyat yang berjuang menolak reklamasi Teluk Benoa. Aksi solidaritas dikemas dalam bentuk konser mini yang diadakan oleh Desa Adat Kepaon dan Pemogan, Denpasar di Wantilan Sari Wisata Budaya Barong dan Kris Dance.

Musisi pertama yang hadir, grup musik punk Marjinal membakar semangat generasi muda di Bali untuk terus menyuarakan penolakan reklamasi sebagai suara perjuangan kebangsaan. Sang vokalis, Mike di atas panggung mengaku salut dengan gelombang perlawanan rakyat Bali yang semakin besar menolak aksi reklamasi di Teluk Benoa.

“Semangat perjuangan kawan-kawan terpanggil membela Ibu Pertiwi, tanah dan airnya. Saya masih merinding,” ujar Mike di hadapan ribuan penonton pada Minggu malam, 23 Oktober.

Dia meminta agar perjuangan yang dilakukan oleh rakyat Bali tidak berubah. Sebab, perjuangan itu menjadi pengaruh besar di seantero nusatara.

“Ini perjuangan kemanusiaan untuk kita semua,” kata dia.

Marjinal tampil membawakan 10 lagu dan menjadi band terakhir usai penampilan tuan rumah, The Djihard, Relung Kaca, Rawback, Racun Timur Menggoda, Sick Bastard, dan Rockabisul. Sementara, drummer band Superman Is Dead (SID), Jerinx tampil solo, bernyanyi dan bermain gitar akustik.

Jerink mengapreasiasi desa adat di Bali yang menggelar konser mini untuk menolak reklamasi Teluk Benoa.

“Pasubayan (ikatan desa adat) berani, saya paham tekanannya besar juga. Perlu kematangan dan mereka itu punya nyali,” kata Jerinx.

Sementara, artis Melanie Subono yang ikut hadir dalam konser mini mengatakan dirinya sudah sejak awal terlibat dalam gerakan rakyat Bali menentang reklamasi.

“Kalau (aksi menentang reklamasi) enggak di Bali ya di Jakarta. Satu benang merah, satu tujuan, satu masalah yang sama yaitu penguasanya rakus,” ujar putri dari promotor kondang, Adrie Subono itu.

Melanie mengaku ingin selalu terlibat dalam setiap gerakan perlawanan masyarakat di berbagai daerah. Dengan aktif menyuarakan penolakan terhadap reklamasi Teluk Benoa, kata dia, adalah kesadaran dirinya sebagai warga negara yang memiliki hak penuh untuk melawan berbagai bentuk penindasan.

Gue percaya dengan apa yang diajarkan dari kecil, bahwa tanah, air beserta isinya adalah milik rakyat dan untuk kepentingan rakyat. Itu sudah memberi gue hak kalau sebenarnya ini (tanah dan air) punya kita,” kata dia lagi.

Kebohongan pengembang

Di tempat yang sama, Koordinator Forum Rakyat Bali Tolak Reklamasi (ForBALI), I Wayan ‘Gendo’ Suardana dalam orasinya mengatakan perjuangan lewat kesenian akan berlanjut di setiap desa adat.

“Kalau sebelumnya terpusat oleh ForBALI, saat ini kita akan buat dari desa ke desa. Terus kita kepung penguasa,” ujar Gendo yang mengingatkan seharusnya Teluk Benoa dikelola oleh negara untuk rakyat Bali.

Negara, kata Gendo justru harus memberikan dana pengelolaan untuk mangrove dan Teluk Benoa. Pengelolaan jangan diserahkan kepada PT Tirta Wahana Bali Internasional (TWBI).

Aktivis asal Ubud itu menegaskan triliunan uang PT TWBI untuk reklamasi tidak memberikan manfaat bagi rakyat Bali.

“Kalau sekarang PT TWBI dengan gagah datang ke Teluk Benoa dan punya duit Rp 30-60 triliun, tidak ada artinya dibanding leluhur kita yang sudah menjadi investor selama berabad-abad untuk menjaga Teluk Benoa,” katanya lagi.

Dia menyebut PT TWBI menyimpan kebohongan besar melalui rencana reklamasi seluas 700 hektare di perairan Teluk Benoa.

“Ketika mereka menguruk 700 hektare untuk membuat pulau-pulau baru, 500 hektare akan dijual dalam bentuk properti. Itu tertuang dalam dokumen AMDAL investor,” ujar Gendo. – Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!