1 orang tewas dalam banjir di kota Bandung

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

1 orang tewas dalam banjir di kota Bandung

ANTARA FOTO

Korban terbawa arus saat sedang berupaya menolong orang. Dia terpleset masuk ke selokan dan terbawa arus

JAKARTA, Indonesia – Banjir yang menimpa kota Bandung pada Senin siang, 24 Oktober menyebabkan 1 korban jiwa. Berdasarkan informasi dari Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, korban diketahui atas nama Ade Sudrajat dan berusia 30 tahun.

“Korban terbawa arus saat sedang berupaya menolong orang. Dia terpleset masuk selokan dan terbawa arus,” kata Sutopo melalui keterangan tertulis pada Senin, 24 Oktober.

Jasad korban, ujar Sutopo ditemukan di depan SMPN 15 Bandung dan telah diserahkan kepada keluarga.

“Sementara, kerusakan dan kerugian ekonomi akibat banjir masih dalam pendataan. Banyak kendaraan yang rusak dan terendam banjir,” kata dia.

Lebih lanjut, Sutopo menjelaskan, kondisi saat ini air sudah surut di Jalan Pasteur dan bisa dilalui oleh kendaraan roda dua dan empat. Tetapi, proses evakuasi masih dilakukan di daerah Pagarsih dan Solokan Jeruk.

“Ketinggian air saat ini sekitar 50-80 centimeter,” tutur dia.

Penanganan darurat banjir di kota Bandung juga terus dilakukan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat dan unsur lainnya.

Penyebab banjir

Lalu, mengapa Bandung bisa dilanda banjir hebat? Menurut Sutopo hal itu disebabkan tiga hal; pertama, hujan dengan intensitas tinggi yang menyebabkan bendung irigasi Citepus dan Sungai Citepus meluap. Inilah yang menimbulkan banjir di daerah Pasteur, Pagarsih, Solokan Jeruk dan Sukajadi sekitar pukul 13:30 WIB.

“Penyebab kedua dan ketiga yakni sampah yang tersumbat dan pendangkalan sungai. Hal itu menyebabkan Sungai Citepus meluap. Ditambah, drainase perkotaan yang tidak mampu menampung aliran permukaan hujan yang lebat,” tutur Sutopo.

Pendapat senada juga diuraikan oleh Wakil Gubernur Jawa Barat, Deddy Mizwar. Selain fungsi drainase yang tidak bekerja dengan baik, mantan aktor itu juga menilai banjir disebabkan daerah resapan air yang berkurang akibat pembangunan yang sangat padat.

“Mungkin ada pelanggaran tata ruang segala macam. Sumur resapan tidak ada, biopori tidak ada. Drainase tidak berubah, sementara penduduk bertambah banyak. Ini yang biasanya kalau kota seperti itu,” ujar Deddy seperti dikutip media.

Dia memastikan Bandung tidak pernah menerima “banjir kiriman”, sehingga dia yakin penyebab utama akibat area resapan yang berkurang.

Deddy juga mengaku bingung mengapa Bandung bisa diterjang banjir besar, padahal baru-baru ini meraih penghargaan Adipura.

“Saya juga mau tanya sama Emil (Walikota Bandung, Ridwan Kamil) seperti apa. Kok jadi begitu,” tanya Deddy. – Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!