Dua orang tewas akibat gempa bumi Selandia Baru

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Dua orang tewas akibat gempa bumi Selandia Baru

AFP

Sejauh ini belum ada WNI yang menjadi korban gempa bumi berkekuatan 7,8 skala richter

JAKARTA, Indonesia (UPDATED) — Sebanyak dua orang tewas pasca Selandia Baru diguncang gempa berkekuatan 7,8 skala richter pada Senin, 14 November waktu setempat (atau Minggu, 13 November waktu Indonesia). Getaran gempa yang dirasakan merupakan salah satu yang terkuat dan tercatat di negara yang berlokasi di Pasifik bagian selatan itu.

Informasi mulai terkuak sedikit demi sedikit pada dini hari. Sebelumnya, informasi sulit diperoleh karena saluran komunikasi terputus dan area pedesaan terisolasi akibat longsor.

Perdana Menteri Selandia Baru, John Key membenarkan jatuhnya dua korban akibat gempa bumi. Dia tidak berani memastikan bahwa itu angka final, karena masih ada kemungkinan jumlahnya terus naik.

Polisi mencoba untuk menjangkau salah satu lokasi yang menjadi korban yang berada di 150 kilometer Christchurch utara. Sementara, satu orang lainnya meninggal wisma yang bersejarah yang runtuh di Kaikoura.

“Di titik ini, kami belum dapat memberikan informasi detail mengenai penyebab kematian mereka,” ujar Key yang menyebut permasalahan komunikasi membuatnya sulit untuk memberikan penilaian yang lebih akurat.

Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas, Key telah memerintahkan otoritas berwenang agar mengerahkan helikopter militer untuk mengecek skala kerusakan.

“Begitu kami memperoleh penilaian yang lebih baik mengenai tingkat kerusakan, maka kami bisa menentukan langkah selanjutnya,” tutur Key.

Belum ada korban WNI

Sementara, Koordinator Pelaksana Fungsi Pensosbud dan Pendidikan KBRI Wellington, Wanton Saragih mengatakan sejauh ini belum ada WNI yang menjadi korban akibat gempa bumi tersebut. KBRI telah memperoleh informasi melalui ketua-ketua organisasi kemasyarakatan Indonesia dan mereka mengatakan sejauh ini belum ada korban WNI.

“Walau demikian kami masih terus memantau dan mengontak WNI di berbagai wilayah di Selandia Baru, khususnya yang berada di pusat gempa,” ujar Wanton melalui pesan pendek kepada Rappler pada Senin, 14 November.

Dia mengatakan sejauh ini terdapat sekitar 5.500 WNI di seluruh area Selandia Baru.

“Tentu kami tidak mengontak satu per satu, tetapi melalui organisasi kemasyarakatan itu, kami mendapat informasi,” katanya lagi.

Sejauh ini, menurut Wanton, lokasi di Wellington sendiri tidak terlalu parah terkena dampak gempa. Memang ada gedung yang mengalami kerusakan, tetapi tidak begitu parah. Hal itu, kata Wanton, lantaran gedung-gedung di Selandia Baru sudah anti gempa.

“Gempa-gempa susulan juga memang masih terjadi. Termasuk saat kita tengah berbicara melalui di telepon ini,” kata diplomat yang sudah dua tahun bertugas di sana yang tiba-tiba merasakan getaran gempa.

Lokasi perkantoran di pusat distrik Wellington sepi, karena para pekerja kantor meliburkan diri. Begitu juga dengan sekolah. Menurut Wanton, belum diketahui hingga kapan sekolah dan perkantoran akan diliburkan.

Berdasarkan informasi yang dia terima, peringatan tsunami yang sebelumnya diberlakukan sudah diturunkan. Gelombang tsunami pertama menurut Kementerian Pertahanan Sipil mencapai tinggi sekitar 2 meter. 4 jam kemudian peringatan itu diturunkan, walaupun risiko gelombang tsunami masih ada.

Bagi warga di Indonesia yang ingin mengetahui kondisi keluarganya di Selandia Baru bisa menghubungi pejabat KBRI, Wellington, Lina Dilliane di nomor kontak +642 187 4505. – dengan laporan Santi Dewi, AFP/Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!