Dukungan bagi aksi damai juga bergema dari Amerika Serikat

Santi Dewi

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Dukungan bagi aksi damai juga bergema dari Amerika Serikat
Puluhan WNI yang bermukim di Amerika Serikat juga mendesak Pemerintah Indonesia segera menuntaskan kasus dugaan penistaan agama yang melibatkan Ahok

JAKARTA, Indonesia – Aksi damai berupa doa dan zikir bersama rupanya tidak hanya digemakan dari silang Monumen Nasional (Monas) Jakarta. Kegiatan dan dukungan juga disampaikan dari Washington DC, Amerika Serikat.

Sekitar 30 WNI yang bermukim di Negeri Paman Sam turut menyampaikan dukungan mereka agar kasus dugaan penistaan agama dan melibatkan gubernur non aktif Basuki “Ahok” Tjahaja Purnama segera dituntaskan. Mereka menggelar sajadah sehari lebih cepat yakni pada Kamis, 1 Desember pukul 15:00 waktu setempat atau Jumat, 2 Desember dini hari waktu Jakarta.

Dutamardin Umar, salah satu tokoh yang dituakan oleh WNI di Washington DC dan ikut dalam aksi tersebut membantah aksi doa bersama di Lincoln Memorial, Washington DC, ada kaitannya dengan Pilkada DKI 2017.

“Kami toh tidak tinggal di Jakarta. Kami hanya melihat bahwa agama Islam diganggu oleh pria yang menjabat gubernur dan notabene gubernurnya bukan dari kalangan Islam. Tetapi, dia berani mengutip atau menyinggung ayat dalam Al-Quran yang disebutnya berbohong,” ujar Dutamardin ketika dihubungi Rappler pada Sabtu, 3 Desember.

Apakah yang disebut berbohong itu ulama atau ayat di dalam Al-Quran, tetapi itu sudah masuk ke dalam kategori penodaan agama. Buktinya, penyidik di kepolisian saja, ujar Dutamardin, tidak bisa mengambil kesepakatan soal perlu tidaknya kasus Ahok ditingkatkan ke pengadilan. Artinya, ada sebagian dari penyidik yang juga berpendapat apa yang dilakukan Ahok memang telah menodai agama Islam.

“Oleh sebab itu, kami tidak bisa diam begitu saja,” kata pria yang sudah bermukim di Negeri Paman Sam selama 25 tahun.

Aksi yang dilakukan di Lincoln Memorial itu tidak berlangsung lama. Usai menggelar sajah dan salat ashar berjemaah, mereka membacakan pernyataan yang ditujukan kepada Pemerintah Indonesia.

“Kami meminta Pemerintah RI beserta jajaran penegak hukum di Indonesia agar mendengar aspirasi jutaan umat Islam untuk menyegerakan proses hukum saudara Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan mengambil keputusan seadil-adilnya demi menjaga stabilitas dan keutuhan NKRI,” ujar puluhan WNI yang ikut aksi tersebut dalam pernyataan tertulis.

Mereka juga mengaku bangga kepada massa yang turun dalam Aksi Bela Islam karena berani untuk membela Al-Quran dan ulama.

Dutamardin mengatakan WNI juga melakukan aksi serupa pada tanggal 4 November di depan gedung Capitol Hill. Ada sekitar 20 WNI yang ikut dalam aksi tersebut.

Terkait dengan penggunaan area Lincoln Memorial sebagai tempat menyampaikan aspirasi, Dutamardin menjelaskan hal itu tidak dipermasalahkan oleh otoritas keamanan. Bagi publik AS, sudah biasa mereka melihat sekelompok orang menggelar sajadah dan salat bersama di area yang ramai dikunjungi oleh turis dari seluruh dunia tersebut.

Pendapat terbelah

SALAT BERJEMAAH. Puluhan WNI yang bermukim di Washington DC melakukan salah ashar berjemaah sebagai bentuk dukungan aksi damai di Silang Monas, Jakarta. Foto: istimewa

Menurut data dari KBRI Washington DC, ada sekitar 6.000 WNI yang bermukim di sana. Dutamardin menilai pandangan WNI yang bermukim di AS pun terbelah dalam melihat kasus dugaan penistaan agama yang melibatkan Ahok.

“Ada yang pro dan kontra. Ada yang melihatnya itu bukan penistaan agama dan hanya dibesar-besarkan saja. Tetapi, kami ikuti saja apa yang disampaikan oleh Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) MUI. Lagipula ini kan masalah hati, jika tersentuh maka dia akan bergerak (untuk membela),” katanya lagi.

Jika MUI menuntut Ahok segera ditangkap, menurut Dutamardin hal itu tidak mengherankan. Sebab, dalam kasus penista agama lainnya seperti Permadi, Arswendo Atmowiloto, dan Lia Eden, mereka langsung ditangkap baru ditetapkan sebagai tersangka.

“Kok untuk Ahok tidak (ditangkap) dan dibedakan?” katanya. – Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!