Absen dalam beberapa debat publik, ke mana pasangan Agus-Sylvi?

Sakinah Ummu Haniy

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Absen dalam beberapa debat publik, ke mana pasangan Agus-Sylvi?

ANTARA FOTO

Agus memang tidak menyalahi aturan, namun apakah ketidakhadiran AHY berdampak negatif bagi elektabilitasnya?

JAKARTA, Indonesia — Sudah lima kali publik melihat para kandidat calon Gubernur DKI Jakarta saling berdialog dalam forum debat yang diadakan empat stasiun televisi dan satu universitas.

Namun dalam kelima debat tersebut, hanya dua dari tiga calon gubernur yang hadir, yakni kandidat nomor 2 Basuki “Ahok” Tjahaja Purnama, dan kandidat nomor 3 Anies Baswedan. Sementara kandidat nomor 1 Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) memilih untuk tidak hadir dalam kelima debat tersebut.

Daftar debat tidak resmi jelang Pilkada DKI Jakarta 2017

Agus hanya hadir satu kali dalam acara terkait Pilkada DKI Jakarta yang diselenggarakan oleh stasiun televisi, yakni saat dialog one-on-one di acara Mata Najwa, Metro TV, pada 12 Oktober lalu.

Setelah penampilan tersebut, Agus tidak pernah lagi menghadiri undangan dari stasiun televisi maupun universitas yang mengadakan debat publik.

Alasannya, anak sulung dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini memilih untuk bertemu langsung dengan warga daripada hadir dalam acara-acara tersebut.

“Saya tidak hadir, masih dengan rakyat. Saya masih di sini. Saya memilih untuk menyibukkan diri bersama rakyat,” ujar Agus di sela-sela kampanye di kawasan Cipete Utara, Jakarta Selatan, pada Kamis, 15 Desember.

Sebelumnya, pada hari dilaksanakannya debat kandidat di Net TV, Agus juga sempat mengemukakan alasannya.

“Tidak ada kewajiban bagi paslon (pasangan calon) mana pun, termasuk saya untuk menghadiri acara debat, selain yang dijadwalkan resmi oleh KPUD,” katanya di AHY Command Center (ACC), Jakarta Selatan, Jumat, 9 Desember.

Sesaat setelah acara debat pada Kamis kemarin usai, calon wakil gubernur pasangan Agus, Sylviana Murni, juga kembali mengungkapkan alasan ketidakhadiran kandidat nomor 1 tersebut di Kompas TV.

Menurut Sylviana, undangan dari Kompas TV berbarengan agenda pertemuan dengan warga yang telah disusun sebelumnya. Oleh karena itu, ia dan Agus memutuskan untuk tidak menghadiri debat tersebut.

“Kami tidak mungkin membatalkan janji yang telah lebih dulu disusun apalagi mengecewakan masyarakat yang telah mempersiapkan acara tersebut,” tutur Sylviana melalui akun Twitternya.

Ia juga yakin bahwa ketidakhadiran Agus dalam forum debat tersebut tidak akan berdampak buruk bagi elektabilitas dan popularitasnya karena setiap tim memliki strategi masing-masing.

“Insya Allah tim kami tahu yang terbaik dan apa yang lebih diinginkan rakyat banyak,” katanya.

 

Tim sukses Ahok-Djarot: Agus rugikan dua pihak

Menurut penuturan tim sukses pasangan Ahok-Djarot Syaiful Hidayat, ketidakhadiran Agus dalam acara debat merupakan haknya dan tidak menyalahi aturan.

“Datang atau tidak datang yang pasti itu hak masing-masing kandidat. Bahwa secara legal formal tidak ada kewajiban untuk menghadiri debat ini juga adalah sebuah fakta,” tutur Raja Juli Antoni, salah satu anggota tim pemenangan kandidat Ahok-Djarot kepada Rappler, Jumat, 16 Desember.

Menurut Raja, ada dua kelompok yang dirugikan dengan tidak hadirnya Agus dalam acara debat kandidat tersebut.

“Yang pertama adalah rakyat, karena tidak bisa mendengar secara langsung calon pemimpin mereka untuk bertatap muka langsung dan menyampaikan gagasan besar mereka tentang Jakarta yang ideal,” katanya.

Selain rakyat, pihak yang juga dirugikan adalah kandidat Agus sendiri. “Dia kehilangan kesempatan untuk meyakinkan masyarakat banyak. Saya percaya bahwa Mas Agus tidak sekadar itu. Ini ruang bagi dia untuk membuktikan dan mengklarifikasi rumor dan kesan negatif bahwa dia hanya seorang serdadu, hanya bagian dari political family.”

Tim sukses Anies-Sandi: “Mantan prajurit kok milih-milih medan tempur?”

Hal senada juga disampaikan oleh tim sukses kandidat nomor 3 Anies Baswedan-Sandiaga Uno. Menurut Koordinator Sahabat Anies-Sandi, Anggawira, keputusan Agus untuk tidak hadir dalam debat merupakan sesuatu yang aneh.

“Prajurit itu tidak memilih medan pertempuran yang mana ketika disuruh tempur. Kalau kita lihat, ini Mas Agus mantan prajurit tapi kok milih-milih medan tempur?” tutur Anggawira kepada Rappler, Jumat.

Menurut Anggawira, alasan yang disampaikan Agus-Sylvi dan tim suksesnya hanya retorika belaka, karena menghadiri debat merupakan sarana untuk menyampakan komitmen di depan rakyat banyak.

“Dia mengecewakan orang yang sudah menanti-nanti kehadirannya di televisi, orang-orang menanti semua kandidat untuk berdiskusi dan berdialog, menyampaikan komitmen dan program-program yang akan dijalankan. Jadi kalau dia bilang bersama rakyat, aku bilang itu retoris sekali,” katanya.

Bagi Anggawira dan tim pemenangan Anies-Sandi, forum debat merupakan agenda yang sangat penting karena, “ini adalah cara orang modern untuk menguji kapasitas, kredibilitas, dan rekam jejak.”

Fungsi debat publik dalam pemilihan kepala daerah

Debat publik sebagai rangkaian dari kampanye pemilihan kepala daerah memiliki fungsi dan tujuan tersendiri. Menurut Dosen Ilmu Politik Universitas Indonesia Hurriyah, debat berfungsi sebagai sarana agar kandidat bisa mengkomunikasikan gagasan dan programnya kepada masyarakat luas.

“Sehingga publik bisa mengetahui, dan kemudian menilai apakah program-programnya bagus, jelas, dan bisa diwujudkan dalam arti bukan omong kosong,” ujar Hurriyah kepada Rappler, Jumat.

Selain itu, debat juga bermanfaat bagi masyarakat sebagai salah satu bentuk pendidikan politik. “(Debat) mendorong pemilih untuk menjadi rasional, dan memungkinkan pemilih untuk memutuskan pilihannya berdasarkan penilaian rasional tersebut.”

Menurut Hurriyah, dalam konteks pemilihan kepala daerah, forum debat menjadi penting karena ajang tersebut merupakan ruang bagi kontestasi gagasan antar kandidat. Kandidat “dipaksa” untuk menjelaskan visi misi dan program kerjanya. Hal tersebut juga membuka kesempatan bagi para kandidat untuk membedah, mengkritik, mempertanyakan dan memberi masukan satu sama lain.

“Melalui forum debat kandidat beragumen untuk meyakinkan publik bukan hanya sekadar pemaparan program kerja saja,” terang Hurriyah.

Dilihat dari sisi aturan, pihak AHY tidak memang tidak menyalahi aturan karena lima debat tersebut bukanlah agenda resmi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta. Namun jika dilihat dari perspektif berbeda, menurut Hurriyah, ketidakhadiran AHY bisa berdampak negatif bagi pencalonannya.

“Bisa jadi akan berdampak pada persepsi publik bahwa yang bersangkutan tidak siap, tidak punya keberanian dan atau kemampuan.”

Namun, Hurriyah tidak dapat memastikan bahwa ketidakhadiran tersebut berdampak buruk pada elektabilitas AHY. Karena dalam Pilkada yang penting adalah suara di bilik suara dan masih banyak pemilih yang belum menentukan pilihan hingga saat-saat terakhir.

“Untuk publik pemilih yang rasional, keputusan AHY kemarin bisa merugikan peluangnya dipilih oleh mereka. Tapi untuk publik pemilih yang masih irasional, memilih karena faktor afeksi (kesukaan atau perasaan), saya rasa AHY masih cukup tinggi popularitas dan kans-nya untuk dipilih,” ujar Hurriyah.

Masih ada forum debat resmi

Meskipun tidak hadir di lima forum debat publik yang diadakan sebelumnya, namun masyarakat tetap bisa menantikan penampilan Agus berdialog bersama kandidat lainnya.

Pasalnya, KPU DKI Jakarta akan menyelenggarakan tiga debat kandidat yang wajib diikuti oleh seluruh calon gubernur, mulai Januari mendatang.

Jadwal debat resmi Cagub-Cawagub DKI Jakarta yang diselenggarakan oleh KPU DKI Jakarta

Debat-debat akan menjadi ajang bagi Agus untuk ikut memaparkan visi misi serta program-programnya untuk Jakarta, setelah sebelumnya hanya dua kandidat yang melakukannya lewat debat-debat ‘pemanasan’ yang diselenggarakan stasiun televisi dan universitas. —dengan laporan Santi Dewi/Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!