5 tokoh yang menjadi ‘newsmakers’ selama 2016

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

5 tokoh yang menjadi ‘newsmakers’ selama 2016
Berikut 5 orang pilihan redaksi Rappler yang membuat berita menghebohkan, entah membuatmu senang ataupun sedih

JAKARTA, Indonesia — Tahun ini dipenuhi corak berbagai warna. Ibarat wahana roller coaster, perasaan mayoritas warga Indonesia seperti dibawa naik, sebelum dihujamkan turun mendadak.

Beberapa peristiwa-peristiwa yang membuat emosi pembaca naik turun disebabkan oleh sejumlah tokoh yang menjadi paling sering dibicarakan di media. Mereka didapuk sebagai “newsmakers“, atau orang-orang yang setiap tindakannya menjadi bahan berita, terlepas dari pemberitaan bernada positif atau negatif mengenainya.

Berikut 5 tokoh pilihan redaksi Rappler Indonesia yang membuat berita menghebohkan sepanjang 2016, entah membuat pembaca senang, bahagia, geram, marah, ataupun takut.

1. Basuki “Ahok” Tjahaja Purnama

TERSANGKA. Calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok (kanan) didampingi calon Wakil Gubernur DKI Djarot Saiful Hidayat (kiri) dan tim pemenangannya memberikan keterangan terkait penetapan Ahok sebagai tersangka di Rumah Lembang, Jakarta, Rabu, 16 November. Foto oleh Hafidz Mubarak/ANTARA

Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki “Ahok” Tjahaja Purnama tentu paling ramai dibicarakan selama setengah tahun terakhir, meski popularitasnya sudah mendulang sejak menjabat sebagai wakil gubernur pada 2012 lalu.

Tak dapat dipungkiri, warga Jakarta terpecah soal Ahok. Ada yang memujanya karena dianggap berhasil membenahi Jakarta, namun ada pula yang menentang kebijakannya seperti reklamasi dan penggusuran.

Tahun ini pun, Ahok beberapa kali menyambangi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) karena beberapa kasus. Pertama adalah sengketa lahan Rumah Sakit Sumber Waras, di mana Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dituding membeli lahan dengan harga lebih mahal hingga menyebabkan kerugian negara.

Selain itu, ia juga bersaksi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) untuk kasus suap Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Reklamasi. Hingga saat ini, komisi antirasuah belum menetapkan Ahok bersalah ataupun terlibat dalam kasus-kasus ini.

Namun, tak ada yang membuatnya lebih disorot kecuali kasus dugaan penistaan agama yang dituduhkan padanya. Berawal dari pidatonya saat kunjungan kerja ke Kepulauan Seribu pada akhir September lalu, hingga sidang yang selalu dihadiri ratusan demonstran.

Ia dijadikan tersangka akibat ucapannya yang mengutip surah Al-Maidah ayat 51 dalam pidatonya saat itu. Ia bersikukuh mengatakan bahwa maksud ucapannya tidak dimaksudkan menghina para ulama, umat Muslim, ataupun Al-Qur’an, melainkan ditujukan kepada para lawan politiknya yang menggunakan tameng ayat suci karena tidak bisa bersaing dengan sehat melalui visi dan misi.

2. Jessica Kumala Wongso

KOPI MIRNA. Jessica Kusuma Wongso, teman sekaligus saksi dari kematian Wayan Mirna Salihin kembali menjalani pemeriksaan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, pada Rabu, 20 Januari. Foto oleh Meli Pratiwi/ANTARA

Siapa yang tidak mengetahui nama Jessica Kumala Wongso? Perempuan berusia 28 tahun ini terkenal semenjak persidangannya disiarkan televisi ke seluruh penjuru Indonesia, bahkan diminati oleh stasiun televisi Australia.

Jessica dituding membunuh temannya, Wayan Mirna Salihin, dengan cara mencampurkan racun sianida ke es kopi Vietnam. Sepintas terdengan sederhana, namun masalahnya lebih kompleks.

Selama persidangan, tak ada satupun saksi yang secara jelas menyatakan melihat Jessica memasukan sianida ke kopi Mirna di kafe Olivier, Grand Indonesia. Para saksi hanya mengatakan kopi berubah warna menjadi aneh dan berbau tidak sedap.

Tayangan CCTV yang ditampilkan Jaksa Penuntut Umum (JPU) juga tidak menampilkan jelas adegan yang dituduhkan tersebut. Banyak orang menilai apa yang dituduhkan ke Jessica hanya sebatas asumsi semata.

Saat menyampaikan nota pembelaan, Jessica juga membeberkan perlakuan polisi yang dirasa menyudutkannya. Menurut dia, ada paksaan dari polisi supaya ia mengaku bersalah, sementara ia sendiri bersikukuh tidak membunuh Mirna.

Tak sedikit yang mengatakan ia juga korban trial by the mob yang mengesampingkan asas praduga tak bersalah. Pemberitaan yang berlebihan, serta ekspos kepada keluarga Mirna yang berpotensi besar menggiring opini massa menuai banyak kritik.

Bahkan, hingga saat menjatuhkan putusan pun, hakim tidak menyebutkan bukti yang tak terbantahkan. Putusan bersalah dijatuhkan dengan pertimbangan “atas pendapat hakim”.

Bagaimanapun juga, ia harus mendekam hingga 20 tahun di penjara.

3. Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir

Pebulu tangkis Tontowi Ahmad (kiri) dan Liliyana Natsir menggigit medali emas usai mengalahkan pasangan Malaysia dalam partai final ganda campuran Olimpiade Rio 2016, pada 17 Agustus 2016. Foto oleh Mike Blake/Antara/Reuters

Pasangan ganda campuran bulu tangkis , Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir, adalah berita baik bagi Indonesia untuk 2016. Tahun ini, pasangan yang akrab disapa Owi/Butet ini memenangi 2 kejuaraan berturut-turut, yakni China Terbuka Super Series Premier dan Hong Kong Terbuka Super Series.

Mereka juga mendapatkan medali emas di Olimpiade Rio de Janeiro. Mereka mengalahkan pasangan Malaysia, Chan Peng Soon/Goh Liu Yin, dua set berturut-turut dengan skor telak: 21-14, 21-12.

Medali emas Tontowi/Liliyana sekaligus menyambung kembali tradisi emas Indonesia dari cabang bulutangkis di Olimpiade. Sejak mulai dipertandingkan pada 1992, bulu tangkis tidak pernah absen menyumbang medali emas tapi tren itu putus di London 2012.

Sebagai ganjarannya, pemerintah memenuhi janjinya untuk memberikan Rp5 miliar bagi peraih medali emas di Olimpiade. Dengan demikian, Tontowi/Liliyana masing-masing mengantongi bonus Rp5 miliar ke kantongnya.

4. Joey Alexander

Joey Alexander kembali meraih nominasi di ajang 'Grammy Awards 2017' untuk kategori Best Improvised Jazz Solo. Foto dari akun Twitter Joey Alexander.

Musisi jazz muda berbakat, Joey Alexander, tak henti-hentinya mengharumkan nama bangsa. Ia mendapat dua nominasi Grammy Awards, ajang penganugerahan musik terbesar di dunia, pada tahun ini.

Awal tahun lalu, ia tampil memukau di hadapan insan musik dunia di atas panggung Grammy Awards 2016 di Staples Center, California, Amerika Serikat, pada 15 Februari.

Meskipun singkat, penampilan Joey disambut standing applause dari para musisi yang hadir, termasuk Taylor Swift dan Bruno Mars.

Sayang, saat itu ia tidak memenangkan penghargaan, baik dalam kategori Best Jazz Improvised Solo maupun Best Jazz Instrumental Album.

Setelahnya, pada April, ia tampil sebagai salah satu pengisi acara International Jazz Day 2016 yang diselenggarakan di Gedung Putih, Washington DC.

Joey bermain di hadapan Presiden Amerika Serikat Barack Obama, dan sejumlah legenda jazz seperti Wayne Shorter dan pemenang Grammy, Esperanza Spalding, selama lebih dari dua menit. Penampilan ini disiarkan langsung di situs resmi PBB, UNESCO, Departemen Dalam Negeri Amerika Serikat, dan Gedung Putih.

Ia juga sempat menggelar konser bertajuk pulang kampung yang digelar di Jakarta International Expo pada 22 Mei. Tak kurang prestasinya tahun ini, ia masuk ke dalam daftar 30 Under 30 Asia versi majalah Forbes. Bocah 12 tahun ini juga dinobatkan sebagai salah seorang Next Generation Leader versi majalah TIME.

Prestasi Joey seolah tak ada henti-hentinya. Untuk kali kedua, nama pianis cilik ini bersanding dengan musisi jazz ternama lainnya di daftar nominasi ajang Grammy Awards 2017 dengan lagu berjudul Countdown.

Joey akan bersaing dengan para musisi jazz di kategori Best Improvised Jazz. Para pesaing Joey adalah Ravi Coltrane (In Movement), Fred Hersch (We See), Brad Mehldau (I Concentrate On You) dan John Scofield dengan (I’m So Lonesome I Could Cry).

Semoga tahun depan ia akan membawa pulang piala untuk dirinya sendiri, dan Indonesia tentunya.

5. Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian

Calon tunggal Kapolri Komjen Pol Tito Karnavian saat mengikuti uji kelayakan dan kepatutan di ruang Komisi III DPR, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, pada 23 Juni 2016. Foto oleh Puspa Perwitasari/Antara

Terakhir, tapi bukan yang terburuk, adalah Jenderal Polisi Tito Karnavian. Pria yang saat ini menjabat sebagai Kepala Kepolisian RI ini mengalami eskalasi karir yang luar biasa.

Pria yang pernah menjadi Kepala Detasemen Khusus 88 (Densus) Anti-Teror ini mulai banyak disoroti semenjak menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya pada Juni 2015. Ia jugalah yang menangani kasus bom Thamrin pada awal Januari 2016 — di mana dalam 5 jam, suasana ibu kota sudah kembali kondusif dan 7 tersangka sudah tertangkap.

Tito yang memang sudah berpengalaman menangani terorisme, juga menghadapi banyak ancaman lain selama memimpin Polda Metro Jaya, seperti ancaman bom di Mall Alam Sutera, Tangerang.

Setelahnya, ia didapuk sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mulai Maret 2016. Hanya berselang 3 bulan, ia langsung diangkat menjadi Kapolri.

Tahun ini, banyak hal yang harus dihadapi Tito. Pertama adalah konflik Poso, yang berakhir dengan tewasnya buron teroris, Santoso. Tak berhenti sapai di situ, ia juga harus menangani 3 demonstrasi besar-besaran yang digalang oleh Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI) dalam Aksi Bela Islam yang menentang Ahok dalam kasus dugaan penistaan agama.

Hanya satu yang berakhir rusuh, sementara sisanya berhasil dimediasi dengan baik. Tito juga yang bersikeras supaya GNPF MUI tidak melaksanakan ibadah salat Jumat di sepanjang Jalan Sudirman-Thamrin, dengan alternatif ibadah massal di lapangan Monas.

Belum lagi ancaman terorisme yang seolah tak ada hentinya. Tito bekerja tanpa ampun, ia berhasil mengamankan 40 orang tersangka terorisme, di mana beberapa orang merencanakan aksi bom bunuh diri saat Natal dan Tahun Baru.

Tentu tak mudah menjaga negara saat gerakan radikal, konservatif, juga terorisme gencar menyerbu. Seperti apakah aksi Tito pada 2017 mendatang?—Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!