Mereka yang jadi korban dan pelaku pembunuhan di Pulomas

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Mereka yang jadi korban dan pelaku pembunuhan di Pulomas

ANTARA FOTO

Pelaku menyekap 11 orang di dalam kamar mandi sempit tanpa ventilasi. Akibatnya, 6 orang di antaranya ditemukan tewas

JAKARTA, Indonesia – Sebuah rumah lantai 2 di Jalan Pulomas Utara, Pulogadung, Jakarta Timur tiba-tiba didatangi beberapa orang yang tak dikenal pada Senin, 27 Desember. Belakangan, mereka yang diduga adalah perampok diketahui kerap beraksi dan menyasar rumah mewah.

Video CCTV yang terpasang di beberapa sudut rumah mengungkap salah satu pelaku yang mengenakan kemeja putih turun dari mobil Suzuki Ertiga. Dia memilih rumah Dodi Triono karena pintu pagar dalam keadaan terbuka.

Di dalam rumah, pelaku menodongkan senjata ke arah semua penghuni rumah dan memaksa mereka masuk ke dalam kamar mandi yang sempit. Ukuran kamar mandi yang hanya 1,5 meter x 1,5 meter sangat tidak imbang memuat 11 orang penghuni rumah. Keadaan semakin memburuk karena tidak ada ventilasi, pintu kamar mandi dikunci dari luar dan gagang pintu dirusak pelaku. 

Usai 19 jam dikunci, para korban pun lemas dan kehabisan nafas. Enam di antara 11 orang penghuni kamar mandi, termasuk Dodi ditemukan polisi dalam kondisi tak bernyawa. Bahkan, dua di antara korban tewas masih berusia anak-anak. 

Adegan itu merupakan peristiwa tindak kriminal yang tengah hangat menjadi perbincangan publik pada pekan ini. Polisi masih menduga motif pelaku membunuh karena ingin merampok barang berharga di rumah Dodi.

Siapa saja yang menjadi korban tewas dalam insiden penyekapan itu? Siapa pula identitas pelaku yang dengan keji menyekap 11 orang dalam ruangan sempit tanpa ventilasi? Berikut profil singkat korban tewas dan pelaku yang berhasil Rappler rangkum:

A. Korban

1. Dodi Triono
Dodi merupakan seorang arsitek dan pengusaha sukses di bidang properti. Dia pernah mendesain beberapa bangunan di ibukota, termasuk rumahnya yang menjadi lokasi pembunuhan di Pulomas.

Lulusan Fakultas Teknik Universitas Indonesia angkatan 1976 itu dikenal cerdas dan menyelesaikan kuliahnya di tahun 1981. Dodi sudah bermukim di area Pulomas sejak tahun 2009 lalu. Salah seorang tetangga, Beni menyebut Dodi juga sudah lama menjabat sebagai Ketua RT 12.

“Beliau menjadi Ketua RT sejak awal perumahan dibangun sekitar 2009 hingga meninggal,” kata Beni seperti dikutip media.

Rumah yang ditempati Dodi dan menjadi lokasi pembunuhan sebenarnya hanya tempat tinggal sementara. Sebab, kediamannya yang berada di kawasan Pulomas Residence sedang direnovasi dan akan ditempati bersama istri barunya.

Terkait dengan kehidupan pribadi, almarhum diketahui telah menikah sebanyak tiga kali. Dari istri pertama, Dewi, Dodi dikaruniai tiga orang anak. Ketiganya sudah menikah dan tinggal terpisah.

Sementara, dari istri kedua, Almyanda Shafira, Dodi juga memperoleh tiga anak yakni Diona Arika Andra Putri (16 tahun), Dianita Gemma (9 tahun) dan Zanette (13 tahun). Ketiganya tinggal bersama Dodi dan ikut menjadi korban penyekapan. Namun, hanya Zanette yang berhasil selamat setelah disekap selama 19 jam di kamar mandi berukuran 1,5 meter X 1,5 meter itu.

Setahun yang lalu, Dodi menikah untuk ketiga kalinya dengan Elysa Agnesya Kalangi. Walau sudah satu bulan terakhir tinggal satu atap bersama ketiga putri dari pernikahan terdahulu, namun Agnes tidak berada di rumah saat terjadi peristiwa pembunuhan itu.

Agnes juga memilih absen dari pemakaman suaminya di Tanah Kusir karena tengah hamil 7 bulan.

2. Diona Arika Andra Putri
Remaja berusia 16 tahun itu masih menempuh pendidikan di kelas X SMA Islam Al Azhar Kelapa Gading. Menurut salah seorang temannya, Chintya, Diona dikenal sebagai sosok yang baik dan ramah.

Menurut pengakuan sang Ibu, Almyanda Saphirra, sebelum terbunuh, Diona sempat mengatakan sudah mulai belajar salat dan mengaku rindu.

“Ya, cuma terakhir anak saya billing, ‘Mama I love you, kangen’,” ujar Almyanda seperti dikutip media

3. Dianita Gemma
Anak bungsu dari pernikahan kedua Dodi ini baru berusia 9 tahun. Dari akun Instagramnya @dianitagemma terlihat bocah tersebut merupakan anak periang dan hobi bermain boneka barbie seperti anak seusianya.

4. Amalia Calista
Bocah berusia 10 tahun itu merupakan karib Gemma. Bahkan, Gemma dan Amalia kerap saling menginap di rumah masing-masing ketika libur sekolah tiba. Amalia pun bisa ada di rumah Gemma di Pulomas karena dia tengah bermain di sana.

Ibu Amalia, Rossy Herawati diketahui juga menjadi karyawan di perusahaan milik Dodi. Saking dekatnya, Dodi sudah menganggap Amalia seperti anak kandungnya sendiri

5. Tasrok
Pria yang bekerja di rumah Dodi sebagai sopir itu sempat ditemukan dalam keadaan selamat oleh polisi saat dievakuasi dari kamar mandi. Tetapi, nyawanya tidak tertolong ketika dilarikan ke rumah sakit.

Tidak diketahui dengan jelas berapa lama Tasrok sudah bekerja sebagai sopir untuk Dodi. Menurut istri Tasrok, Endah, suaminya itu memang jarang pulang ke rumah di Rawamangun karena kerap menginap di rumah sang majikan. 

Jasad Tasrok dimakamkan di kampung halamannya di Purbalingga

6. Yanto
Pria yang juga bekerja sebagai sopir di kediaman Dodi ini sempat menjemput Amalia untuk menginap di Pulomas. Saat kejadian perampokan, Yanto tengah berada di garasi untuk mengeluarkan mobil.

Ketika membuka pagar, datang para pelaku yang telah mengancam dengan menggunakan senjata api dan golok. 

Jasad Yanto dimakamkan di Pemalang, Jawa Tengah.

B. Pelaku

1. Ramlan Butar-Butar
Pria berusia 41 tahun ini pernah menjadi sopir taksi sebelum dipecat pada tahun 2002. Ramlan kemudian malang-melintang di dunia hitam. Dia pernah ditangkap polisi pada tahun 2010 dan 2015 untuk kasus serupa yakni merampok rumah mewah.

“Ramlan Butar-butar ini pemain lama. Dia dikenal sebagai kelompok spesialis 365 (pencurian dengan tindak kekerasan),” ujar Kapolri Jenderal Tito Karnavian pada Rabu, 28 Desember.

Ramlan dan kelompoknya, Kapolri Tito Karnavian melanjutkan, biasa beroperasi di Bekasi dan Pulogadung. Ia pernah merampok rumah warga negara Korea di Cibubur pada 2015.

Polisi bisa dengan mudah mengetahui salah satu pelaku pembunuhan adalah Ramlan setelah melihat rekaman CCTV. Dalam rekaman itu terlihat seorang pelaku yang berjalan pincang ke rumah korban. Polisi pun segera mafhum jika pelaku adalah Ramlan, sebab dia memang dikenal berjalan pincang sejak menderita penyakit ginjal.

Ramlan ditangkap pada Rabu sore di Bekasi. Lantaran sempat melawan dan akan kabur, polisi kemudian melepaskan tembakan ke arah kakinya. Ramlan kemudian tewas akibat kehabisan darah. (BACA: Kisah Ramlan Butar-Butar: Dari sopir taksi hingga perampok rumah mewah)

2. Erwin Situmorang
Erwin ikut membantu Ramlan dengan memaksa korban masuk ke dalam kamar mandi sempit berukuran 1,5 meter X 1,5 meter. Ketika akan ditangkap polisi pada Rabu sore kemarin dia juga ikut ditembak karena berupaya kabur.

Nyawanya berhasil selamat dan kini masih menjalani perawatan medis di RS Polri Kramat Jati

3. Alfins Bernius Sinaga
Ini merupakan pelaku ketiga yang berhasil ditangkap oleh tim gabungan kepolisian pada Rabu malam, 28 Desember. Dalam peristiwa pembunuhan, Alfins bertindak sebagai sopir yang mengantar Ramlan dan Erwin ke rumah korban.

Dia ditangkap Villamas Indah, Bekasi Utara. Sama seperti dua tersangka lainnya, Alfins juga ditembak karena berusaha kabur saat akan ditangkap. 

4. Yus Pane
Polisi tengah memburu Yus Pane yang diduga sebagai tersangka keempat dalam aksi pembunuhan 6 orang di Pulomas pada Senin, 27 Desember. Otoritas keamanan sudah memasukan nama Yus Pane masuk ke dalam Daftar Pencarian Orang (DPO).

Polisi optimis bisa menangkap Yus Pane dalam waktu dekat. – Rappler.com

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!