US basketball

Anak 4 tahun di Papua diduga jadi korban pemerkosaan, dikubur dalam lumpur

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Anak 4 tahun di Papua diduga jadi korban pemerkosaan, dikubur dalam lumpur
Ia ditemukan tak bernyawa di dalam kolam lumpur dengan luka di tubuh

 

JAKARTA, Indonesia (UPDATED) — Seorang anak perempuan berusia 4 tahun di Sorong, Papua, diduga menjadi korban pemerkosaan. Anak yang sempat dinyatakan hilang itu ditemukan tewas terkubur pada Selasa, 10 Januari, sekitar pukul 14:30 WIT.

KM, inisial anak perempuan berusia 4 tahun itu, diketahui tinggal di Kompleks Kokoda KM 8 Kota Sorong. Grace, kakak korban, mengatakan kepada polisi bahwa ia sempat melihat D, terduga pelaku, menuju kolam lumpur di dekat Kompleks Kokoda, lokasi tempat KM dikubur hidup-hidup.

Tim Buru Sergap Polres Sorong Kota kemudian menangkap D beserta dua rekannya, lalu menetapkan ketiganya sebagai tersangka. Diketahui D merupakan tetangga korban. 

Menurut pernyataan polisi seperti dikutip media setempat, sebelum tewas terkubur di lumpur, KM diperkosa terlebih dahulu. Keluarga korban sempat mencari anak mereka yang hilang, hingga kakaknya melihat korban dibawa oleh terduga pelaku, yang menurut polisi menjadi satu-satunya petunjuk mengenai keberadaan korban.

Saat ditemukan, KM sudah dalam kondisi tak bernyawa dengan luka di tubuh. Dengan bantuan warga setempat, korban dikeluarkan dari kolam berlumpur tersebut dan dibawa ke rumah sakit untuk dilaksanakan visum.

Setelah D ditangkap, masyarakat membakar 3 rumah milik para pelaku. Namun pihak kepolisian berhasil menghalau massa dan membubarkannya, sehingga aksinya tidak melebar. 

Kapolres Sorong Kota AKBP Edfrie R Maith mengatakan pihaknya sudah mengamankan 3 orang yang diduga pelaku pembunuhan. 

“Ada 3 yang sudah kami tangkap, yang diduga sebagai pelaku, mereka masih diperiksa,” katanya. 

Meski sudah menangkap 3 orang tapi kata Kapolres, pihaknya masih berupaya melakukan mediasi atara keluarga pelaku dan korban. “Ini untuk menghindari ekses-ekses lanjutan,” ujarnya. 

Kasus pemerkosaan anak-anak yang diikuti dengan pembunuhan korban bukan suatu kasus yang terisolasi. Pada Mei 2016 lalu, YY, seorang pelajar SMP berusia 13 tahun di Bengkulu, tewas setelah diperkosa oleh 14 orang laki-laki saat pulang sekolah.

Hal yang terus berulang ini menjadi kekhawatiran masyarakat. Anggota DPR RI dari Komisi IX, Nihayatul Wafiroh, turut menyuarakan keresahannya.

“Kita sudah kehilangan ananda YY dan sekarang kita kehilangan ananda KM. Apakah kita akan membiarkan anak-anak kita terus menjadi korban?” kata perempuan yang biasa disapa Ninik itu melalui akun Twitter pribadinya.

“Tindakan yang sangat biadab, pelaku harus diberi hukuman setimpal. Pemerintah harus memberikan perhatian atas kasus ini,” ujar politikus yang membidangi kesehatan dan ketenagakerjaan itu.

Ninik, anggota Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), mengatakan ia mendapat kabar tentang kasus pemerkosaan KM melalui Perempuan Bangsa wilayah Papua Barat, sebuah organisasi sayap perempuan PKB.

Ia mengatakan, kasus yang terjadi di Papua ini kurang mendapat perhatian media dan pemerintah. Namun ia meyakini bahwa banyak kejadian serupa yang terjadi di daerah-daerah lain di Indonesia.

Oleh karena itu, Ninik mendesak Ketua DPR RI dan pemerintah melalui Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise dan Presiden Joko “Jokowi” Widodo untuk segera mengesahkan Rancangan Undang-Undang Penghapusan Kekerasan Seksual. —Dengan laporan Banjir Ambarita/Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!