3 hal yang perlu kamu tahu soal Hadi Tjahjanto, KSAU pilihan Jokowi

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Karir Hadi di Angkatan Udara tergolong cepat. Dia memperoleh dua kali promosi dalam periode tiga tahun

DILANTIK. Pejabat baru Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Madya (Marsdya) Hadi Tjahjanto (kiri) berjabatan tangan dengan pejabat lama Marsekal Agus Supriatna (kanan) usai pelantikan di Istana Negara, Jakarta, Rabu, 18 Januari. Foto oleh Rosa Panggabean/ANTARA

JAKARTA, Indonesia – Presiden Joko “Jokowi” Widodo akhirnya melantik Hadi Tjahjanto sebagai Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) di Istana Negara pada Rabu, 18 Januari. Nama Hadi santer dikabarkan akan dipilih oleh Jokowi menggantikan Marsekal Agus Supriatna sudah dari satu pekan sebelumnya.

Di saat itu pula, Panglima TNI Gatot Nurmantyo mengajukan tiga nama calon KSAU kepada Jokowi. Dua nama lainnya yang diajukan Gatot adalah Marsekal Madya TNI Bagus Puruhito yang menjabat sebagai Wakil Gubernur Lemhanas dan Marsekal Madya TNI Hadiyan Sumintaatmadja yang duduk sebagai Wakil KSAU.

“Tiga calon ini (berpangkat) bintang tiga semua,” ujar Gatot yang ditemui ketika menghadiri Perayaan Natal Bersama TNI di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur pada Rabu, 11 Januari.

Seperti apa rekam jejak Hadi yang juga pernah menjabat sebagai Sekretaris Militer Jokowi itu? Berikut 3 hal yang perlu kamu tahu mengenai Hadi:

1. Lulusan Akademi Angkatan Udara
Hadi merupakan lulusan Akademi Angkatan Udara tahun 1986 dan ikut Sekolah Penerbangan TNI Angkatan Udara pada tahun 1987. Dia kemudian mengawali karir di Skuadron 4 yang bermarkas di Pangkalan Udara Abdulrachman Saleh, Malang, Jawa Timur.

Skuadron 4 berfungsi mengoperasikan pesawat angkut ringan untuk operasi dukungan udara, SAR terbatas dan kursus penerbang pesawat angkut. Hadi ketika itu bertugas menjadi pilot pesawat angkut Cassa.

Pada tahun 1993, karirnya meningkat dengan menjadi Kepala Seksi Latihan Skuadron 4 Pangkalan Udara Abdulrachman Saleh. Di tahun 1996, ayah dua putera itu tidak lagi mengurusi pesawat angkut ringan. Dia kini memimpin pesawat angkut berat sebagai Komandan Flight Ops A Flightlat Skuadron Udara 32 Wing 2 Pangkalan Udara Abdulrachman Saleh.

Karir pria berusia 53 tahun itu terus meroket hingga berhasil menjadi Komandan Lanud Adi Sumarno di tahun 2010-2011. Kemudian, Hadi juga didapuk menjadi Direktur Operasi dan Latihan Basarnas pada 2011-2013. Dengan menduduki jabatan itu, Hadi resmi memperoleh pangkat bintang satu.

Wajahnya semakin dikenal media ketika dia ditunjuk menjadi Kepala Dinas Penerangan TNI AU pada periode 2013-2015. Suami dari Nanik Istumawati itu kemudian menjadi Komandan Lanud Abdulrachman Saleh pada tahun 2015.

Hadi tercatat pernah dua kali memperoleh promosi dalam waktu tiga tahun.

2. Sempat masuk lingkaran Istana
Bagi Jokowi, Hadi bukanlah orang asing lantaran pernah menjadi Sekretaris Militer Presiden pada akhir tahun 2015 hingga awal tahun 2016. Mutasi dan promosi personil TNI itu tertuang dalam Keputusan Panglima TNI nomor: Kep/593/VII/2015 tanggal 25 Juli 2015.

Begitu dirotasi masuk ke Istana, pangkat Hadi juga naik dari Marsekal Pertama menjadi Marsekal Madya. Kurang dari tiga bulan, Hadi kembali dipromosikan menjadi Inspektur Jenderal Kementerian Pertahanan pada tahun 2016-2017.

Dengan dipilih oleh Jokowi sebagai KSAU maka secara otomatis pangkat Hadi pun juga naik. Pangkatnya naik dari bintang tiga menjadi jenderal bintang empat.

3. Terkejut ditunjuk Jokowi
Saat ditunjuk oleh Jokowi untuk menggantikan Marsekal TNI Agus Supriatna menjadi KSAU, Hadi mengaku terkejut. Dia baru dihubungi oleh sekretaris pribadi (sespri) Jokowi pada Selasa, 17 Januari siang tadi.

“Pasti kaget. (Saya) dikabarinya jam 13:00 dan ditelepon oleh sespri presiden,” ujar Hadi seperti dikutip media.

Dia mengatakan tidak ada masalah di dalam tubuh TNI AU secara keseluruhan. Sebab, selama ini komunikasi antar pejabat TNI berjalan baik.

Hadi memiliki tugas berat di pundaknya sebagai KSAU. Publik berharap tidak ada lagi kecelakaan pesawat militer milik TNI seperti yang terjadi pada tahun 2016. Anggota Komisi I DPR Rudianto Tjen mengatakan agar Hadi bisa mempercepat dilakukannya modernisasi alutsista di lingkungan TNI AU.

Salah satu yang dibutuhkan menurut dia yakni alat pemantau seperti radar yang bisa menjangkau di seluruh wilayah Indonesia.

“Sebab, saat ini belum ada satu pun radar yang bisa menjangkau seluruh wilayah untuk mengamankan kedaulatan NKRI,” tutur dia seperti dikutip media. – Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!