Ibarat mendukung kepompong menjadi kupu-kupu terbang jauh

Uni Lubis

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Ibarat mendukung kepompong menjadi kupu-kupu terbang jauh

ANTARA FOTO

Bank BRI mendorong pertumbuhan ‘start-up’ dengan melahirkan outlet BRI Digital dan Rumah Kreatif BUMN

 

JAKARTA, Indonesia – Anda yang pernah menjadi penumpang pesawat terbang melalui Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Cengkareng, Tangerang, mungkin pernah melihat outlet BRI Digital. Tidak terlalu besar dan mewah sebagaimana kantor bank, tapi bisa melayani berbagai transaksi perbankan secara digital.  

“Generasi muda yang kita sebut sebagai generasi millennial, kini tak mau datang ke kantor bank yang mewah. Semua transaksi mereka lakukan cashless, dan melalui gawai [gadget],” kata Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia (BRI), Asmawi Syam, pada Rabu, 18 Januari.

Asmawi berbicara di depan pemimpin redaksi media massa di Jakarta, menyampaikan paparan awal tahun 2017 dengan tema “Elevating The Next Generation of MSME”, yang intinya meningkatkan kemampuan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) untuk menghadapi era digital.  

BRI Digital sendiri telah diresmikan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla pada 2016 lalu.

Saksikan Facebook Live paparan Direktur Utama BRI Asmawi Syam di bawah ini:

Asmawi mengatakan, lebih dari 70% portfolio bisnis BRI adalah di sektor UMKM. Data di Indonesia menunjukkan, pelaku UMKM mencapai lebih dari 50 juta pengusaha.  

“Sekarang ditambah lagi dengan yang disebut start-up atau usaha rintisan berbasis digital. Kalau bank tidak menggarap pasar ini, kita akan ketinggalan. Sekarang pun sudah masuk pesaing bank yang garap usaha rintisan berbasis digital, yaitu financial technology (fin-tech),” kata Asmawi.

(BACA: Seminar internasional OJK tentang perlindungan konsumen ‘fin-tech’

BRI digital merupakan outlet digital Bank BRI dengan teknologi terkini yang melayani kebutuhan transaksi dan informasi produk perbankan serta update seputar keuangan, investasi, transaksi e-dagang dan kebutuhan lainnya.  

Layanan fully digital banking services dengan teknologi terkini, self-service, serta banking assistant untuk keperluan monitoring aktivitas kantor dan konsultasi layanan keuangan langsung dengan nasabah, BRI Digital menjadi outlet digital terlengkap di Indonesia.  

Tidak hanya itu, BRI digital juga merupakan outlet perbankan pertama yang memanfaatkan jaringan komunikasi BRIsat.  

Tidak terbatas pada layanan perbankan, nasabah juga dapat memanfaatkan fasilitas BRI Digital untuk memperoleh informasi secara online dan interaktif, seperti misalnya lokasi tenants Terminal 3 Ultimate lengkap dengan peta lokasi dan foto, serta jasa lainnya yang tersedia di terminal tersebut, seperti porter dan trolley, restoran, bank, ATM, dan moda transportasi seperti shuttle bus/taxi/private car, informasi penerbangan, hingga informasi hotel terdekat.  

Tersedia juga e-Pasar BRI yang merupakan pasar online untuk mendapatkan informasi produk-produk yang dijual di pasar tradisonal mitra BRI di Indonesia.

Rumah Kreatif BUMN untuk solusi UMKM

Sebelum era digital, mendatangkan barang/komoditi dari luar negeri misalnya dilakukan melalui importir.  

“Kini anak-anak muda membeli barang dari luar negeri melalui transaksi e-commerce. Tidak perlu lagi usaha importir. Bahkan BRI ingin mendorong UMKM menjadi eksportir dengan memanfaatkan transaksi digital,” ujar Asmawi.  

Ia menyitir optimisme Presiden Joko “Jokowi” Widodo bahwa pada 2020 Indonesia berpotensi menjadi ekonomi digital terbesar di kawasan ASEAN dengan nilai US$130 miliar

Persoalan yang ditemukan di lapangan, menurutnya, adalah soal standarisasi kualitas. Produsen UMKM biasanya menjual ke pembeli asing dengan standar yang sama dengan pembeli lokal.  

Pembeli asing mengeluh, misalnya, mengapa di musim dingin mebel muncul bercak-bercak warna hitam di mebel bambu yang mereka beli? Besar kemungkinan jika tidak segera ada solusi maka pembeli tidak akan mengulangi beli di waktu berikutnya.  

“Kasihan UMKM yang sudah investasi mesin dan peralatan untuk produksi dengan bahan baku bambu kalau tidak bisa melanjutkan produksinya,” kata Asmawi.

Untuk memberikan wadah mencari solusi problem usaha rintisan, BRI bekerjasama dengan Telkom yang sama-sama perusahaan pelat merah mendirikan Rumah Kreatif BUMN di berbagai kota.  “Usaha rintisan ini bagaikan kepompong. Kami ingin membantunya agar begitu menetas, akan lahir kupu-kupu yang bisa terbang jauh ke mana-mana,” kata Asmawi. 

Di Rumah Kreatif BUMN ini, BRI menantang anak-muda untuk mencari solusi, misalnya bagaimana memastikan produk bambu tidak menghitam saat musim dingin.  

“Berarti tantangan terkait inovasi yang bisa mendukung ekspor produk bambu,” kata Asmawi.

Rumah Kreatif BUMN BRI kini ada di 17 kota yang tersebar di seluruh Indonesia, seperti di Yogyakarta, Gianyar, Mataram, Manado, Makassar, Bukittinggi, Serang, Jakarta, Tasikmalaya, Pekalongan, Sidoharjo, Banjar, Banda Aceh, , Kendari, Bandung, dan Solo. Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno telah meresmikan Rumah Kreatif BUMN BRI di Solo.  

Rumah Kreatif BUMN BRI menyediakan pembinaan dan pelatihan, juga menyediakan jalur pemasaran produk secara online melalui laman belanja internet di blanja.com. Karena sifatnya etalasi online, maka penjual dan pembeli tidak lagi dibatasi oleh ruang dan waktu.  

“Jual produk melalui situs blanja.com memiliki jangkauan pemasaran produk lebih luas dan manajemen usaha efektif, sehingga dapat meningkatkan daya saing bukan hanya di lokal tetapi juga di mancanegara,” kata sekretaris perusahaan BRI, Hari Siaga Amijorso.

Muhamad Fajrin Rasyid, kepala keuangan Bukalapak.com, pernah menceritakan potensi e-commerce di Indonesia. Di situs Bukalapak.com, misalnya, ada lebih dari 1 juta UMKM yang berdagang di Bukalapak.com, yang menjual sedikitnya 25 juta jenis barang.  

Fajrin mengutip angka yang diolah oleh Google dan Temasek yang mengatakan bahwa dari 2015 sampai 2025, nilai bisnis e-commerce di Indonesia diperkirakan akan naik lebih dari 30 persen, dari US$1,7 miliar menjadi US$46 miliar. 

“Banyak angka yang berseliweran, tetapi itu bisa jadi gambaran. Soalnya banyak sekali UMKM e-commerce di Indonesia dilakukan secara informal,” kata Fajrin saat berbicara di seminar ekonomi digital di CSIS pada 2016 silam.

Untuk mendukung pengembangan usaha e-commerce, pemerintah tahun lalu juga telah meluncurkan Paket Kebijakan Ekonomi ke-14 yang fokusnya mengenai e-commerce.—Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!