LIVE BLOG: Debat cagub-cawagub DKI kedua

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

LIVE BLOG: Debat cagub-cawagub DKI kedua
Tema debat kali ini adalah reformasi birokrasi dan pelayanan publik, serta penataan kawasan perkotaan.

JAKARTA, Indonesia — Debat calon gubernur dan calon wakil gubernur DKI Jakarta yang kedua akan diselenggarakan di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, pada Jumat malam, 27 Januari.

Tema debat kali ini adalah reformasi birokrasi dan pelayanan publik, serta penataan kawasan perkotaan.

Tidak seperti yang pertama pada 13 Januari lalu, debat kedua ini akan dimoderatori oleh dua orang. Mereka adalah presenter televisi Tina Talisa dan guru besar Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Indonesia (UI) Eko Prasojo.

Selain itu, yang berbeda dari debat ini adalah waktunya yang lebih lama. Debat akan dimulai pada pukul 19:30 WIB hingga 22:00 WIB.

Untuk melihat cuplikan debat kedua, dapat disaksikan di sini.

Seperti apa jalannya debat? Simak di Live Blog: 

Kalimat penutup masing-masing paslon.

Agus: Ini adalah kesempatan yang baik untuk hadirkan perubahan di Jakarta. Kami berdua berjuang untuk dapatkan kesempatan untuk buktikan bahwa kami ingin bela warga Jakarta agar kita semua berkembang di kota ini. Berterima kasihlah pada gubernur-gubernur Jakarta sebelumnya yang telah membuat landasan yang harus kita perbaiki ke depannya.

Djarot: Perjuangan belum selesai. Sebentar lagi kita akan menyaksikan, menikmati Jakarta yang bisa dibanggakan, bukan hanya oleh warga Jakarta saja, tapi seluruh warga Indonesia. Karena Jakarta mampu wujudkan pelayanan yang bersih, transparan, infrastruktur terbangun dengan baik, kali-kali kita bersih. Oleh karena itu, izinkan kami untuk tuntaskan yang sudah kami awali. Mohon doa restu dan jangan takut untuk memilih sesuai hati.

Sandi: Bagi kami, reformasi birokrasi, pelayanan publik, dan tata kota, murni untuk kesejahteraan rakyat. OKE OCE sudah siapkan 3.300 lapangan kerja per hari. 

Komitmen masing-masing paslon untuk membangun birokrasi yang profesional

Moderator bertanya kepada ketiga paslon, “Bagaimana komitmen Anda membangun birokrasi yang profesional dan melayani warga selama 5 tahun ke depan?”

Anies: Kami berdua bawa pengalaman, pengetahuan, jaringan. Ketika kita bicara hadirkan rasa aman, motivasi bekerja, reformasi birokrasi akan berjalan cepat dengan suasana kerja yang positif yang buat orang mau berkarya. Integritas, ini targetnya. Jika 6 bulan tidak tercapai, yang bertandatangan otomatis mengundurkan diri. Target itu disepakati di awal. Melalui sistem yang baik.

Agus: Membangun birokrasi, walaupun banyak teori, tapi itu adalah kembali seni bagaimana aplikasinya dalam memenangkan hati dan pikiran anggota yang bekerja. Itulah hakekatnya, bagaimana kita bangun dengan penuh antusias.

Pemimpin harus hadir dan jadi contoh yang baik. Ini kunci keberhasilan di Pemprov Jakarta. Saya memiliki bekal kepimimpinan di militer. Kami benar-benar lakukan sistem berdasarkan merit. Kedua, kami ukur segala sesuatu ada reward dan punishment. Dalam aplikasi itu semua, kita gunakan hati. Kita ingin bangun culture of excellence

Ahok: Kami bukan bicara soal keadilan sosial saja, kami adalah orang yang telah melawan ketidakadilan. Ketika oknum-oknum PNS mengingkari sumpah jabatan, menekan, mempersulit, kami lawan semua, kami singkirkan. 

5 tahun ke depan, PNS-PNS muda adalah orang yang bersyukur dengan gaji yang lebih baik dari swasta. Budaya empati, hasrat yang melayani akan terbentuk. Kami adalah orang yang menyusun. Kami akan pertahankan meritokrasi, seleksi. 

Sesi 5, Sylvi: 98% warga tidak dilibatkan dalam perencanaan kota

Sylviana bertanya kepada Anies. Ia menyebutkan survei Koalisi Warga Jakarta pada 2013 yang menyebutkan, ternyata 98% warga menyatakan keterlibatan masyarakat terhadap penyusunan RTRW tidak dilibatkan. Berarti masyarakat tidak mengerti rencana tata ruang di wilayah tersebut. 

Anies menjawab, Warga harus dilibatkan. Benar, warga tidak dilibatkan. Ke depan, pengelolaan perencanaan harus libatkan warga. Pemimpinnya harus berikan contoh berinteraksi dengan warga. Kalau pemimpin tidak interaksi, jangan harap aparatur berinteraksi.

Sesi 5, Anies: APM Jakarta 68%, di Jakarta Utara lebih rendah, yaitu 52%

Anies bertanya kepada paslon 2, di Jakarta, angka partisipasi murni (APM) hanya 68%. Sementara di Jakarta Utara, lebih rendah, yaitu 52%. Artinya, hampir separuh anak usia SMA tidak masuk sekolah. Langkah apa untuk pastikan pelayanan publik yang hadirkan keadilan agar hadir di Jakarta?

Djarot menjawab, “APM di Jakarta, 67% betul. Tentu saja Jakarta sebagai kota harapan ada di antara mereka yang tidak bisa melanjutkan. Tapi kita juga buka sekolah agar mereka bisa belajar pada malam hari. Dengan cara seperti itu, kita meyakinkan APM-nya bisa meningkat. Sekarang anak-ank bisa sekolah dengan baik. Agar dia bisa dapat beasiswa ketika diterima di perguruan tinggi.Oleh karena itu, kami butuhkan 5 tahun lagi, kita akan tunjukkan bahwa anak-anak DKI bisa unggul sampai perguruan tinggi dengan beasiswa”. 

Sesi 5, Agus: Bukan gusur, tapi geser sedikit

Djarot bertanya kepad Agus, “Bagaimana membangun kota tanpa merelokasi”?

Agus menjawab, “Menata Jakarta tanpa harus gusur warganya semena-mena. Jangan mencabut mereka dari habitat aslinya. Yang terjadi akan semakin meningkatkan kemiskinan di perkotaan. 

Buat perumahan horizontal jadi vertikal. Ada lahan yg bisa digunakan agar mereka gunakan lahan yang layak, tidak ganggu sungai. Bukan gusur, tapi berdeser sedikit. Mereka akan miliki status dan martabat yang terjaga.

Sesi 3, pertanyaan untuk Ahok-Djarot

Air bersih adalah salah satu problem krusial. Meski telah diswastaniasi, PAM Jaya belum mau bisa memasok maksimal. Baik akses maupun kualitas ⅓ dari kebutuhan air bersih. PDAM harus bisa diakses oleh 99% masyarakat Indonesia. YLKI menyebutkan, mayoritas pengguna hanya dipakai untuk MCK. Strategi apa untuk pastikan akses kualitas bagi warga Jakarta? 

Jawaban Ahok

Kami sadar PAM itu dikuasai swasta. Kita harus harga investor ini. Oleh karena itu, kita lakukan renegosiasi dengan Palyja dan air keran.

Kami juga bangun sendiri manajemen yang sedang diurus, ada Perda dengan PAL dan PAM. Bagi masyarakat tidak mampu, kami bayarkan. Yang mampu, bayar sendiri.

Orang yg tidak mampu beli Rp20-50ribu per kubik. Padahal kami jual Rp1.000 per kubik. Ini jauh sekali. Ternyata orang tidak mampu ternyata tidak sanggup bayar pemasangan awal. Pemasangan harus gratis. Bagi orang yang tidak mampu, uang muka yang berat. 

Sesi 3, pertanyaan untuk Agus-Sylvi

Sampah adalah salah satu masalah utama di Jakarta. Volume sampah capai 6.500-7.500 ton per hari. Biaya besar. Sisi lain, kawasan sekitar Jakarta semakin resisten terima pembuangan sampah dari Jakarta. Bagaimana strategi kelola sampah yang inovatif dan berkelanjutan?

Jawaban Sylvi

Kita punya UU no. 8 tentang pengelolaan sampah. Diawali bukan pada TPA tapi lebih daripada awal, keluar dari rumah, itu adalah persoalan sampah.

Di sini bagaimana kita kelola sampah. Pembangunan DKI Jakarta harus partisipatif, empowerment, berdayakan masyarakat. Bukan hanya pemerintah yang kelola sampah, tapi partisipasi produsen sampah. Siapa itu? Perusahaan yang produksi sampah. Ikutsertakan masyarakat.

Sampah diolah dulu oleh masyarakat melalui bank-bank sampah, itu empowerment. Sampai di TPA, kemudian akan berkurang. Inilah peran serta aktif masyarakat.  

Sesi 3, pertanyaan untuk Anies-Sandi

Penanggulangan masalah Jakarta yang menahun, yaitu kemacetan. Kerugaian ekonomi capai Rp150 T. Jumlah kendaraan tidak sejalan dengan pertumbuhan luas jalan. Pemprov bangun underpass, flyover, tol dalam kota. Jalan dibangun untuk tingkatkan insentif pertumbuhan kendaraan pribadi. Strategi pembangunan Anda untuk atasi kemacetan?

Jawaban Anies

Problem-nya karena kita mayoritas gunakan kendaraan pribadi. Solusinya dengan fasilitasi kendaraan publik massal. Arahnya, kepada penggunaaan seperti busway, bus, mini bus, sampai angkot. Yang kita akan bangun, sistem transportasi yang terintegrasi. 

Di Jakarta ada 10 juta motor, 4 juta mobil. Situasi ini, solusi pertamanya, buat jalur MRT, LRT, BRT, sebagai tulang punggung. Sesudah itu, jalur yang lebih kecil untuk mikrolet dan angkot sampai ke kampung-kampung. Hari ini tidak ada kendaraan yang bisa sampai ke wilayah masing-masing. 

Sesi 2, pertanyaan untuk Anies-Sandi

PNS memiliki kompetensi yang rendah. Bagaimana Anda melihat kondisi birokrasi Jakarta, dan apa yang akan dilakukan?

Jawaban Anies

Aparatur pemerintah yang tidak kompeten butuhkan lebih dari sekedar good governance, itu pendekatan era 90an. Sekarang eranya open governance di mana pemetintah dan masyarakat membangun bekerja bersama-sama.

Kedua, tidak hanya dengan berikan iming-iming tunjangan kinerja. Itu baik, karena berikan stick. Tapi budaya, pemimpin harus mendukung bukan memukul, harus memotivasi. 

Tiga, siapkan pelatihan terus menerus sesuai bidangnya. Di mana pun harus ada pengembangan dikaitkan dengan bidang yang dikerjakan.

Sesi 2, pertanyaan untuk Ahok-Djarot

Anda telah menerapkan penggunaan indikator pekerja dalam rangka mengevaluasi kinerja birokrasi secara teratur dalam lelang jabatan, mutasi. Bagaiamana strategi Anda agar PNS tidak lakukan korupsi?

Jawaban Djarot: 

Tugas utama dari birokrasi adalah melayani setiap warga, mulai dari dalam kandungan, lahir hingga meninggal dunia. Jakarta punyai 135.222 pegawai PNS dan Non-PNS. Kami akan pastikan mereka bekerja maksimal layani warga dengan hati.

Untuk itu diperlukan ukuran yang jelas, dengan indikator kinerja, yang akan mengukur bagaimana dia mampu layani tugas kewajiban. Hal ini terkait tunjangan kinerja daerah. Akan ada kompetisi di antara mereka, agar mencapai tunjangan kinerja daerah maksimal.

Artinya, mereka tidak perlu lagi korupsi, sehingga pelayanan yang diterima warga bebas dari pungli. Misalnya, dinas pendidikan bisa lakukan penyaluran yang tepat. Dinas tata air, berapa panjang badan sungai. Kami lebih kedepankan kepuasan warga Jakarta terhadap birokrasi.

Sesi 2, pertanyaan untuk Agus-Sylvi:

Salah satu poin dalam program aksi, tingkatkan keandalan birokrasi yang bersih. Masalah utama adalah kuatnya intervensi kekuatan politik. Akibatnya jadi tidak netral, tidak profesional, tidak memihak pada masyarakat. Intervensi terjadi dalam pengadaan barang jasa, perizinan, dan lelang jabatan. Seringkali pencopotan jabatan tiba-tiba tanpa rapor kinerja. Bagaimana strategi Anda untuk kurangi intervensi politik dalam birokrasi?

Jawaban Agus:

Untuk bisa selesaikan yang kompleks, harus diawali birokrasi yang integritas. Prinsip good governance, akuntable, responsif, kapabel. Kita harus yakinkan, birokrasi yang kita pimpin harus yang baik, disipilin, dan kapasitas integritas yang unggul. Kita bisa jadi kekuatan yang bisa selesaikan masalah di Jakarta agar bisa layani publik.

Benar, ada intervensi politik yang harus kita hindarkan. Saya akan adopsi pengalaman di militer bagaimana penerapan merit system. Kita gunakan key performance indicator (KPI) yang terukur untuk tiap jabatan, duduki jabatan sesuai spesialisasi dan kemampuannya. 

Kita kembangkan kapasitas mereka melalui pendidikan pelatihan yang relevan. Hindari kultur yang serba takut, sedikit-sedikit akan dimutasi atau dipecat. Ini akan menurunkan semangat kerja. 

Visi misi Anies-Sandiaga:

Menata kota lebih dari sekadar pembangunan, lebih dari sekadar menata gedungnya. Menata kota adalah menata bagaimana warga di kota bisa meraih kesejahteraan dan kebahagaiaan.

Penataan adalah untuk warga. Birokrasi bertanggung jawab untuk memastikan seluruh warganya. Per orang di Jakarta miliki aset Rp100 juta. Ini dimanfaatkan birokrasi untuk keadilan. Sudahkah itu terjadi? Belum.

Visi-misi Ahok-Djarot:

Ketika kita bicara pelayanan publik, pada 2013, kami keluarkan badan layanan terpadu satu pintu. Kenapa badan pelayanan, bukan perizinan? Perizinan itu warga datang kepada kami, memberi izin atau tidak.

Kalau pelayanan, wargalah atasan kami. Kami melayani. Ini adalah dasar pelayanan publik. Kami jadi pelayan yang miliki hasrat empati untuk layani masyarakat.

Kami miliki sistem, ada kinerja indikator, berapa untuk dapatkan tunjangan kinerja daerah tadi.  

Visi-misi Agus-Sylvi:

Jakarta adalah sebuah sistem ruang kehidupan yg harus jadi rumah, aman, nyaman sejahterakan warga. Visi 5 tahun: Jakarta yang maju, unggul, dan meningkatkan debat martabat indonesia.

Rakyat Jakarta menjadi objek, juga subjek, inilah hakekat demokrasi dan paradigma yang inklusif dan partisipatif. Saya akan jadi yang terdepan bersama rakyat.

Untuk itu, birokrasi yang akuntabel, kapabel, agar kita dapat selesakan masalah ibu kota, khususnya kebutuhakan akan lahan hunian, pendidikan, kesehatan, trasnportasi.

Birokrasi yang berintegritas, handal, sehingga saya dapat jalankan pemerintahan yang baik, dan layani publik.

Empat panelis debat kedua

Pertanyaan-pertanyaan untuk para kandidat telah disiapkan sebelumnya oleh para panelis di bawah ini:

 

  1. Eko Prasojo, dekan fakultas ilmu administrasi UI
  2. Siti Zuhro, ahli peneliti bidang politik LIPI
  3. Tulus Abadi, pengurus harian YLKI
  4. Gunawan Cahyono, pakar sosial, budaya, arsitektur, dan perancangan perkotaan

 

Antasari Azhar hadiri debat cagub: ‘Saya dukung Jokowi’

Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Antasari Azhar menghadiri acara debat kedua. Ia duduk di kursi pendukung Ahok-Djarot. Namun ia tidak mengatakan mendukung kandidat mana pun.

Ketika ditanya wartawan mendukung siapa, Antasari hanya menjawab, “Saya mendukung Jokowi”. 

Antasari sebelumnya pada Kamis, 26 Januari, menerima undangan Presiden Joko “Jokowi” Widodo di Istana Negara. Namun ia tidak memberitahukan kepada media apa yang menjadi topik pembicaraan keduanya.

Pendukung AHY kibarkan bendera Persija

Sejumlah pendukung paslon nomor urut 1 tiba di depan Hotel Bidakara, yang diguyur hujan ringan.

Beberapa dari mereka tampak mengibarkan bendera ormas. Bahkan ada juga yang membawa bendera klub sepak bola, Persija Jakarta, beserta aksesoris berwarna oranye.

Polda Metro Jaya kerahkan 2.600 personel untuk amankan debat

Kepala Polda Metro Jaya Irjen Pol Mochammad Iriawan mengatakan pengamanan debat publik kedua pilgub DKI Jakarta 2017 tak berbeda dengan pekan lalu. Hari ini, 2.600 orang personel dikerahkan. 

“Pengamanan masih seperti kemarin, dibagi dalam 4 ring,” kata Iriawan di Hotel Bidakara. Ia melanjutkan, tak ada perbedaan meski waktu debat dimajukan 30 menit oleh KPUD DKI Jakarta.

Sama seperti pekan lalu, para pendukung pasangan calon yang hadir untuk memberikan dukungan juga akan dipisahkan. Di dalam Aula Birawa, tempat debat berlangsung, mereka akan dibatasi oleh polwan. Sementara di luar juga akan ada personel yang memisahkan antar massa.

Terkait dengan rekayasa lalu lintas, Iriawan mengatakan akan melihat kondisi. “Kalau ada kemacetan, akan dilakukan rekayasa lalu lintas ke arah sini,” kata dia.

Apa kata para pasangan calon tentang reformasi birokrasi dan pelayanan publik?

Meski jawaban-jawaban macam apa yang akan dilontarkan oleh para kandidat masih menjadi misteri, sebenarnya rencana dan pandangan mereka soal topik tersebut sudah sering dilontarkan sebelumnya.

Pasangan calon nomor 1, Agus Harimurti Yudhyono dan Sylviana Murni, mengatakan akan menguatkan kembali kualitas pemerintahan dan birokrasi. Menurut Agus, program pemerintah provinsi selama ini masih sangat lemah. Penting bagi aparat pemerintahan untuk melayani masyarakat dengan kesadaran penuh, supaya pemerintahan berjalan lancar.

Sementara pasangan nomor 2, Basuki “Ahok” Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat, tentu juga berpengalaman dalam bidang ini.

“Kami akan jamin birokrasi Jakarta jadi nomor satu di Indonesia,” kata Ahok. Salah satunya dengan cara, hanya memberikan posisi pejabat bagi PNS yang benar-benar melayani, dan mereka mendapat gaji besar.

Pasangan calon nomor 3, Anies Rasyid Baswedan dan Sandiaga Salahuddin Uno, memiliki rencana tak jauh berbeda dari Ahok dan Djarot. Mereka berencana melanjutkan sistem pembenahan yang sudah diterapkan oleh petahana.

“Kami tentu juga akan menggunakan sistem reward dan punishment seperti yang diterapkan petahana, karena memang hampir di seluruh dunia menggunakan sistem tersebut,” kata Anies.

Selengkapnya dapat dibaca di sini. —Rappler.com

BACA JUGA:

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!