Cerita di balik kampanye Agus-Sylvi

Sakinah Ummu Haniy

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Cerita di balik kampanye Agus-Sylvi

ANTARA FOTO

Siapa yang menyusun strategi kampanye paslon gubernur DKI Jakarta nomor urut 1 Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni? Bagaimana peranan SBY dalam kampanye putranya?

JAKARTA, Indonesia — Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta nomor urut 1 Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni sering kali memperoleh suara terbanyak dalam berbagai survei yang diadakan menjelang Pilkada serentak, 15 Februari mendatang.

Tentu masa kampanye yang dilakukan sejak Oktober 2016 lalu memiliki peranan yang tidak sedikit. Tim Agus-Sylvi menampilkan gaya kampanye yang tergolong tidak biasa, mulai dari aksi lompat dari panggung hingga menggunakan jaket ala militer.

Siapa yang bertanggung jawab untuk menyusun strategi kampanye tersebut? Bagaimana peranan Agus dalam kampanye dan apakah sang ayah sekaligus mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memiliki peran tertentu? Simak pemaparan dari juru bicara tim pemenangan Agus-Sylvi, Rizki Aljupri, kepada Rappler Indonesia pada Rabu, 1 Februari.

BUSANA KASUAL. Pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta nomor urut satu Agus Harimurti Yudhoyono (kiri)-Sylviana Murni (kanan) mengenakan kaos dan jaket dalam  Debat Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta kedua di Hotel Bidakara, Jakarta, Jumat, 27 Januari. Foto oleh Hafidz Mubarak A./ANTARA

Fokus pada gerilya

Tim pemenangan Agus-Sylvi menggunakan dua strategi utama, yaitu below the line dan above the line. Rizki mengaku timnya lebih mengutamakan strategi below the line, yaitu dengan melakukan gerilya politik.

Gerilya politik atau yang juga dikenal dengan “blusukan” ini dipercaya oleh tim pemenangan sebagai cara paling efektif untuk mendapatkan suara rakyat.

“Kita betul-betul percaya bahwa untuk mendapatkan suara rakyat maka kita harus bertemu langsung dengan mereka.”

Setiap harinya, baik Agus maupun Sylvi mendatangi lima hingga sepuluh lokasi. Tempat tersebut ditentukan lewat undangan-undangan yang berdatangan dari para tokoh masyarakat setempat maupun tokoh-tokoh partai di setiap cabang dan ranting dari partai pendukung di tingkat kecamatan hingga kelurahan.

“Misalnya di Pulo Gadung beberapa minggu yang lalu ada Pak Hasbiyallah Ilyas, anggota DPRD dari PKB. Beliau mengadakan pengajian dengan warga sekitar mengundang Mas Agus. Begitu juga dengan Haji Lulung, mengadakan kegiatan mengundang Mas Agus, dan seterusnya.”

Selain bertemu langsung dengan masyarakat, kampanye juga dilakukan lewat sosial media serta iklan di media massa.

Sosok penentu strategi

Rizki mengaku bahwa tim pemenangan Agus-Sylvi tidak menunjuk satu pihak sebagai konsultan politik dalam kampanye. Adalah sosok Wisnu Wardana, seorang pebisnis berusia 42 tahun, yang didaulat sebagai manajer kampanye tim Agus-Sylvi, yang bertugas sebagai pimpinan dalam upaya pemenangan Agus-Sylvi sebagai gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta.

“Dia adalah yang memimpin komando semuanya dibantu oleh struktur atau mesin partai pendukung, seperti dari Partai Demokrat, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).”

Wisnu Wardana memiliki tugas untuk menciptakan tim konsultan politiknya sendiri dan menentukan strategi-strategi kampanye.

“Pak Wisnu di bagian campaign manager, saya, Pak Rico Rustombi dan Rachland Nashidik di bagian Jubir, dan Bu Imelda di bagian media. Jadi kita menciptakan perusahaan konsultan politik sendiri lah ibaratnya.”

Banyak spontanitas

Banyak bentuk kampanye dari Agus-Sylvi yang tergolong unik, mulai dari video mannequin challege hingga aksi lompat dari panggung. Rizki menuturkan bahwa bentuk-bentuk tersebut lebih banyak merupakan spontanitas, baik dari Agus sendiri maupun dari tim pemenangan.

“Ada yang memang dibicarakan khusus oleh tim, tapi sebenarnya lebih banyak spontanitas Mas Agus saja.”

Salah satu contohnya adalah pakaian yang dikenakan sebagai seragam tim pemenangan yang bergaya seperti tentara karena latar belakang Agus. Ada pula video mannequin challenge yang merupakan ide spontan dari tim pemenangan.

Keterlibatan Agus-Sylvi

Dalam menentukan strategi kampanye yang dipilih, Agus lebih berperan dalam garis besarnya. Sementara seluruh teknisnya dipikirkan oleh tim pemenangan.

“Kalau misalnya garis besarnya misalnya ‘oh kita mau fokus di pembangunan jakarta yang melibatkan seluruh warganya’ , itu juga Mas Agus dilibatkan dalam brainstorming-nya. Atau misalnya, ‘kita ingin fokus pada program-program yang menyentuh rakyat’, itu juga Mas Agus terlibat dalam penyusunannya.”

Namun bentuk dan detail kampanye seluruhnya dipikirkan oleh tim pemenangan. Baru setelah itu meminta persetujuan dari Agus. Salah satunya adalah saat debat Pilgub kedua pada Jumat, 27 Januari lalu, di mana Agus-Sylvi mengenakan kaos dan jaket sebagai seragam mereka.

“Nah itu kan kita harus tanya ke Mas Agusnya, merasa nyaman enggak nih ikut debat pake kaos, yg lain kan pakai kemeja. Kalau nyaman, ya wis.”

Di sisi lain, calon wakil gubernur Sylviana Murni juga terlibat dalam kadar yang sama dengan Agus, namun dengan segmentasi yang berbeda.

“Misalnya, Bu Sylvi itu lebih fokus ke dalam pengajian-pengajian ibu majelis taklim, itu sesuai dengan segmennya. Kalau Mas Agus itu cocok bertemu dengan perwakilan-perwakilan organisasi masyarakat atau kumpulan anak-anak muda, kita sesuaikan dengan segmennya saja.”

PENGAJIAN. Sylviana Murni hadir dalam acara majelis taklim bersama warga. Foto dari Twitter/@sylviana_murni

Peran SBY

Sedangkan ayah dari Agus sekaligus mantan presiden SBY, menurut Rizki, tidak berperan secara langsung dalam proses kampanye putra sulungnya.

“Kalau untuk day to day sampai teknis pelaksanaan itu tidak (ada) yang saya ketahui. Tapi kalau misalnya sebagai seorang bapak, memberikan nasehat di rumah sama anaknya kita kan enggak tau.”

Rizki menuturkan bahwa peran SBY hanya sebatas sebagai Ketua Umum Partai Demokrat dan hanya sesekali datang ke acara kampanye.

“Kalo misalnya di awal kan seperti yang kita ketahui, penentuan Mas Agus sebagai calon gubernur kan melalui pembicaraan ketua umum-ketua umum partai, nah, Pak SBY  dengan kapasitasnya sebagai Ketua Umum Partai Demokrat tentu terlibat dalam proses itu. Tapi sebatas itu saja.”

Cukup efektif?

BLUSUKAN. Agus Harimurti Yudhoyono banyak melakukan gerilya politik selama masa kampanye. Foto oleh Rivan Awal Lingga/ANTARA

Menurut Rizki, strategi kampanye yang dilakukan tim pemenangan Agus-Sylvi cukup efektif hingga sekarang, mengingat cukup tingginya suara yang didapatkan Agus dalam survei-survei terkini.

“Kita lihat ya di awal, waktu bulan Oktober, itu hampir enggak ada yg menyangka kan Mas Agus jadi Calon Gubernur. Dan survei pertama itu kita liat mas agus di angka nol koma sekian atau satu persen. Tapi dalam kurun waktu 2-3 bulan bisa melejit seperti yang diposisi sekarang.”

Tim pemenangan pun merasa bersyukur dengan hasil tersebut.

“Kita wow banget. Kita bersykur sekali, berarti memang ada banyak warga Jakarta yang menaruh harapan baru di pundak Mas Agus dan Mpok Sylvi.”

Namun, jawaban mengenai efektivitas strategi kampanye dari tim pemenangan Agus-Sylvi ini baru akan benar-benar terjawab setelah Pilkada serentak pada 15 Februari mendatang. —Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!