Polri: GNPF-MUI belum menyerahkan surat pemberitahuan Aksi Bela Ulama dan Agama

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Polri: GNPF-MUI belum menyerahkan surat pemberitahuan Aksi Bela Ulama dan Agama
Polisi mengimbau publik untuk tidak berunjuk rasa saat masa tenang Pilkada.

 

JAKARTA, Indonesia – Kadiv Humas Mabes Polri, Boy Rafli Amar menyebut hingga saat ini Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) belum menyerahkan surat pemberitauan aksi kepada polisi. Menurut wacana, unjuk rasa yang dinamakan Aksi Bela Ulama dan Agama digelar pada tanggal 11-12 Februari dan 15 Februari.

“Saya dengar hari ini, tetapi belum dapat surat. Ini kan hanya informasi yang beredar di media sosial. Oleh karena itu, dengan adanya informasi ini, Polri mengimbau kepada masyarakat agar dalam pelaksanaan unras wajib mengindahkan peraturan undang-undang yang ada,” ujar Boy yang ditemui di Mabes Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan pada Senin, 6 Feruari.

Namun, dia mengakui pihak kepolisian sudah mendeteksi adanya pergerakan warga di daerah untuk migrasi jelang pelaksanaan demonstrasi. Kendati begitu, Polri akan mengantisipasi hal-hal yang berpotensi mengangganggu kelancaran Pilgub khususnya di DKI Jakarta.

Boy juga menyarankan agar semua pihak mengurungkan niat mereka berdemonstrasi, terlebih tanggal yang pilih sudah memasuki masa tenang Pilkada. Jika ada aksi demonstrasi maka diprediksi dapat mengganggu masa tenang.

“Hari-hari tenang dimohonkan kepada semua pihak masyarakat untuk memberikan suasana kondusif. Agar memberikan ketenangan dan dimanfaatkan oleh petugas Bawaslu dan KPU untuk menyiapkan sarana dan prasarana, termasuk check in terakhir logistik pemilu,” kata dia.

Pernyataan serupa juga disampaikan oleh Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo yang berharap agar tidak ada ormas yang menggelar unjuk rasa pada masa minggu tenang jelang Pilkada serentak. Dia mengatakan kendati demonstrasi yang dilakukan tidak terkait ketiga pasangan calon tetapi tetap dapat memperkeruh suasana jelang Pilkada, khususnya di DKI Jakarta.

“Kalau saya pribadi ya, namanya minggu tenang, ya harus tenang. Walaupun sifatnya itu tidak terkait dengan tiga paslon itu. Tapi, apa pun eksesnya, pasti akan menganggu stabilitas jelang Pilkada,” tutur dia seperti dikutip media

Politisi dari PDIP itu menyebut Jakarta menjadi salah satu daerah yang memiliki tingkat kerawanan tinggi jelang Pilkada selain Aceh, Papua dan Banten. Sebelumnya, pimpinan Front Pembela Islam (FPI), Rizieq Shihab mengatakan akan menggelar doa bersama pada tanggal 11 Februari. 

Doa itu, kata Rizieq dipanjatkan untuk keselamatan bangsa dan keamanan Pilkada di Jakarta, supaya lebih baik lagi. Dia juga akan menggelar long march di sepanjang jalan MH Thamrin. 

 

– Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!