5 hal mengenai Kim Jong-Nam, saudara tiri Kim Jong-Un yang tewas terbunuh

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

5 hal mengenai Kim Jong-Nam, saudara tiri Kim Jong-Un yang tewas terbunuh

AFP

Walau terlahir dari ayah yang sama, Kim Jong-Il, tetapi Kim Jong-Nam dan Kim Jong-Un dibesarkan secara terpisah.

JAKARTA, Indonesia – Tewasnya Kim Jong-Nam pada Senin, 13 Februari saat tengah berada di Bandara Internasional Kuala Lumpur (KLIA) 2 membuat publik terkejut. Apalagi, pria berusia 45 tahun itu tewas diduga dengan cara diracun, suatu metode yang kerap digunakan di rezim diktator Korea Utara.

Sejauh ini, sudah ada empat orang yang ditangkap karena diduga terlibat dalam aksi pembunuhan. Dua di antaranya perempuan berasal dari Vietnam dan Indonesia. Sisa dua orang lainnya adalah pria yang diketahui berasal dari Malaysia dan Korea Utara.

Dugaan keterlibatan WNI dalam aksi pembunuhan Kim Jong-Nam membuat heboh Pemerintah Indonesia. Personel kepolisian Negeri Jiran menangkap seorang perempuan bernama Siti Aisyah pada Kamis dini hari, 16 Februari di sebuah hotel di area Ampang.

Perempuan kelahiran Serang itu ditangkap karena wajahnya terekam dalam kamera CCTV yang terpasang di bandara. 

Belakangan, Pemerintah Indonesia memiliki dugaan kuat jika Aisyah hanya diperalat untuk membunuh Kim Jong-Nam. Hal itu diperkuat dengan pernyataan dari Kapolri, Jenderal Tito Karnavian kepada media di Aceh pada Jumat, 17 Februari. (BACA: Wapres JK: Siti Aisyah korban penipuan)

Tito mengatakan Aisyah ditipu seolah tengah mengikuti acara reality show mirip “Just For Laughs”. Bahkan, dia sudah melakukan aksi itu empat kali sebelum dipraktikan kepada Kim Jong-Nam.

Rencana pembunuhan terhadap Kim Jong-Na, diduga merupakan perintah langsung dari adik tirinya, Kim Jong-Un. Sebelumnya, dia juga hampir dibunuh pada tahun 2012 oleh agen intelijen Korut.

Motif pembunuhan belum diketahui. Tetapi, media barat telah membuat spekulasi sikap Kim Jong-Nam yang terlalu terbuka kepada media dan kerap mengkritik rezim Pemerintah Korut menjadi alasan nyawanya harus dihilangkan.

Sebenarnya, siapa Kim Jong-Nam dan bagaimana hubungannya dengan saudara tirinya yang menjadi pemimpin tertinggi di Korut saat ini?

Berikut 5 hal yang perlu kamu ketahui mengenai Kim Jong-Nam:

1. Lahir dari satu ayah namun beda ibu

MASA KECIL. Foto Kim Jong-Nam ketika masih kecil yang duduk bersama sang ayah, Kim Jong-Il dalam foto keluarga pada tanggal 19 Agustus 1981. Foto oleh AFP

Menurut catatan harian Washington Post, Kim Jong-Nam lahir pada 10 Mei 1971 bukan 10 Juni 1970 seperti yang tertulis di dalam paspor yang dibawanya ketika tewas di KLIA 2, Malaysia. Jong-Nam lahir dari pasangan mantan pemimpin tertinggi Korut, Kim Jong-Il dan seorang aktris, Song Hye-Rim.

Dalam catatan media internasional, Song Hye-Rim merupakan selingkuhan Jong-Il yang akhirnya dinikahi. Tetapi, pernikahan itu kemudian berakhir dengan perceraian, karena Hye-Rim ingin hidup menyendiri.

Jong-Nam kecil banyak menghabiskan waktunya dengan kerabat sang ibu di Pyongyang. Tetapi, di usia 8 tahun dia dibawa ke Moskow, Rusia. Saat itu, hubungan antara Korut dengan Uni Soviet masih sangat erat karena memiliki ideologi yang sama yakni komunis.

Dia menghabiskan sebagian besar masa mudanya di tahun 1980an dengan berpindah-pindah sekolah internasional di Moskow dan Jenewa. Selama berada di kedua negara itu, Jong-Nam mempelajari bahasa Perancis, Jerman dan juga fasih berbahasa Inggris.

Dia kembali ke Pyongyang di tahun 1988 ketika hampir berusia 18 tahun dan menjadi seorang kader di Kementerian Keamanan Rakyat. Di masa mudanya, Jong-Nam diketahui juga dekat dengan bibi, Kim Kyong-Hui dan suaminya, Jang Song-Thaek.

Itu sebabnya ketika Jang Song-Thaek dieksekusi di tahun 2013 atas perintah Kim Jong-Un, Jong-Nam merasa sangat terpukul.

Sementara, Kim Jong-Un lahir dari ayah dan ibu bernama Ko Yong Hui. Walau lahir dari satu ayah yang sama, namun keduanya dibesarkan secara terpisah. Menurut media Korea Selatan, itu merupakan metode yang digunakan di Korut untuk membesarkan calon penerus pemimpin tertinggi.

2. Keberadaan Kim Jong-Nam di Korut menjadi rahasia

Sejak dilahirkan, publik di Korut tidak mengetahui jika Kim Jong-Nam memiliki hubungan darah dengan Kim Jong-Il. Hal itu lantaran hubungan antara ayahnya dengan Song Hye-Rim, sang Ibu, tidak pernah disetujui oleh Kim Il-Sung, kakeknya. Maka, konsekuensi yang sama juga harus diterima oleh Kim Jong-Nam.

Nama Kim Jong-Nam sendiri tidak pernah disebut di media Korut. Bahkan, hingga saat ini hanya segelintir orang di jajaran elit kepemimpinan Korut yang mengetahui keberadaannya.

Salah satu bibi Jong-Nam yakni Song Hye-Rang berhasil kabur keluar Korut dan menjadi pembangkang pada akhir tahun 1990an. Dia kemudian menulis sebuah buku memoar berjudul “The Wisteria House”.

Di dalam buku itu, Hye-Rang menulis betapa Kim Jong-Il sangat menyayangi Kim Jong-Nam. Tetapi, kasih sayang itu mulai terbagi ketika Kim Jong-Il menikah dengan perempuan lain dan membina keluarga baru.

“Ayahnya memulai hidup baru dengan perempuan lain dan memiliki anak laki-laki dan perempuan. Dia mengalihkan kasih sayangnya dari Jong-Nam kepada anak-anak barunya,” tulis Hye-Rang.

Kasih sayang itu turut dirasakan oleh adik tirinya, Kim Jong-Un.

3. Diasingkan oleh keluarga

Nasib Kim Jong-Nam bisa dikatakan sangat malang. Sang Ayah sebenarnya sempat mempertimbangkan untuk mengalihkan kekuasaan kepada dirinya.

Tetapi itu semua buyar usai di tahun 2001 ketika Jong-Nam tertangkap pihak imigrasi Jepang karena masuk ke negara tersebut dengan menggunakan paspor palsu. Diduga, dia ingin masuk ke area taman bermain Disneyland bersama puteranya yang berusia 4 tahun.

Peristiwa itu disorot oleh banyak media internasional dan membuat Kim Jong-Il berang. Perbuatan Kim Jong-Nam dianggap membuat malu rezim petinggi di Korut. Akhirnya dia diasingkan dan tidak boleh kembali ke negara tempatnya dilahirkan.

Kim Jong-Nam kemudian diketahui lebih banyak menetap dan hidup damai di Makau bersama keluarganya. Tetapi, dia juga kerap plesiran ke beberapa negara, termasuk ke kawasan Asia Tenggara.

Di tahun 2014 lalu, Kim Jong-Nam diketahui pernah tertangkap kamera tengah santap siang di sebuah restoran Italia yang dimiliki oleh seorang pebisnis Jepang di Jakarta. Bahkan, Jong-Nam juga berfoto bersama dengan si pemilik restoran.

Tetapi, dia juga sering bepergian ke Benua Eropa. Dalam beberapa kesempatan dia kerap tertangkap kamera tengah berada di Paris. Biasanya, Kim Jong-Nam terlihat mengenakan pakaian yang sama sekali tidak dikenakan oleh warga Korut. Dia terlihat tidak mencukur jenggotnya dan mengenakan celana jeans, jaket kulit dan kaca mata hitam.

Dia diketahui pernah kembali ke Korut hanya sekali untuk menghadiri pemakaman Kim Jong-Il di tahun 2011. Walau hadir di acara yang sama, namun Jong-Nam dan Kim Jong-Un diduga tidak saling bertemu.

4. Tidak tertarik jadi pemimpin Korut

Dalam sebuah wawancara dengan stasiun televisi Jepang, TV Asahi di tahun 2010, Kim Jong-Nam secara blak-blakan menyatakan tak setuju dengan sistem peralihan kekuasaan di Korut dengan menurunkan ke generasi selanjutnya. Tetapi, dia tidak menentang atau tertarik untuk ikut serta dalam politik di dalam negerinya.

“Saya tidak tertarik untuk ikut menjadi penerus (Korea Utara). Maaf, karena saya tidak tertarik dengan politik. Tetapi, apa pun keputusan ayah saya pasti akan saya dukung,” ujar Kim Jong-Nam kepada stasiun televisi Asahi.

Selama tinggal di luar Korut, Kim Jong-Nam bisa bepergian dengan leluasa, bahkan tanpa didampingi pengawal. Namun, ketika bepergian ke luar negeri, biasanya dia menggunakan dokumen perjalanan alias, seperti yang dia lakukan ketika akan meninggalkan Malaysia menuju Makau. Nama yang tertulis di paspor yakni Kim Chol. 

5. Punya anak remaja

Kim Jong-Nam diketahui sebagai pria playboy yang diketahui dekat dengan beberapa orang perempuan. Dari mereka, setidaknya Jong-Nam dikaruniai enam anak, termasuk Kim Han-Sol yang pernah menjadi sorotan media.

Sama seperti ayahnya, Han-Sol lebih banyak menghabiskan waktunya di luar Korut. Di tahun 2011, pria yang kini berusia 21 tahun itu, diketahui diterima di Li Po Chun United World College di Hong Kong. Tetapi, visa pelajarnya ditolak oleh Pemerintah Hong Kong.

Dia kemudian diketahui diterima di kampus United World College di Mostar, Bosnia-Herzegovina. Di sinilah dia bersedia diwawancarai oleh mantan asisten Sekretaris Jenderal PBB, Elisabeth Rehn untuk sebuah program televisi Finlandia.

Dalam wawancara itu, Han-Sol menceritakan banyak hal kepada publik dalam Bahasa Inggris yang fasih. Dua di antaranya mengenai masa kecilnya yang terisolir dan sikap pamannya yang disebut Han-Sol seorang diktator.

“Saat masih kecil dulu, saya sangat terasing. Semua harus dibuat tidak mencolok sama sekali,” kata Han-Sol yang menyebut hal itu juga merupakan permintaan dari sang kakek, Kim Jong-Il.

Kini, pasca kematian ayahnya, nyawa Kim Han-Sol diduga juga dalam bahaya. Banyak yang khawatir pria kelahiran 1995 itu menjadi target pembunuhan selanjutnya. – Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!