Pengalaman Romo Evensius saat menyambut Raja Salman di Bandara Ngurah Rai

Iwan Setiadharma

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Pengalaman Romo Evensius saat menyambut Raja Salman di Bandara Ngurah Rai
Raja Salman sempat menyentuh jubah Romo Evensius dan bertanya jika dia pemeluk agama Katolik.

NUSA DUA, Indonesia – Romo Evensius Dewantoro tidak akan pernah melupakan momen ketika menyambut Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz di Bandara Ops Ngurah Rai, Bali pada Sabtu sore, 4 Maret. Dia mengaku sempat menyambut Raja Salman dengan menggunakan Bahasa Arab.

Sapaan Romo Evensius itu kepada Raja Salman ternyata disambut baik oleh pemimpin berusia 81 tahun tersebut.

“Saya menyapa menggunakan Bahasa Arab ‘ahlan wa sahlan ya Malik’ yang bermakna selamat datang ya Raja,” ujarnya di Nusa Dua pada Minggu, 5 Maret.

Romo Evensius mengatakan dia hadir di Bandara Ngurah Rai bersama rekan-rekan tokoh agama lainnya yang tergabung dalam Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Bali. Gubernur Bali, Made Mangku Pastika, Kapolda Bali Inspektur Jenderal Petrus R. Golose dan Menteri Pariwisata Arief Yahya terlihat turut mendampingi untuk memberikan sambutan. Sebanyak 50 penari cilik menarikan tari Pendet untuk menyambut kedatangan Raja.

Romo Evensius mengatakan ketika mendengar sapaan dalam Bahasa Arab, Raja Salman tersenyum dan menyenyuh jubah pastor yang bertugas di Gereja Paroki Maria Bunda Segala Bangsa, Nusa Dua itu. Raja Salman juga sempat berbicara dengan penerjemahnya.

“Dia menanyakan kepada saya, Anda (seorang) Katolik?” ujar Romo Evensius menirukan.

Pertemuannya dengan Raja Salman diakuinya berlangsung singkat. Walaupun hanya berlangsung selama tiga menit, namun itu meninggalkan kesan mendalam. Sosok Raja Salman, kata Romo Evensius, menunjukkan sikap terbuka terhadap keberagaman antar umat beragama.

“Wajah keislaman Raja Salman yang teduh menyambut semua orang sebagai saudara. Saya melihat Raja menghayati Islam yang merangkul, rahmatan lil ‘alamin,” katanya.

Dia berharap, usai pertemuan itu akan ada kesempatan lain untuk berbincang lebih lama dengan Raja Salman.

“Kemarin malam saya senang luar biasa. Mudah-mudahan bisa bertemu dengan Raja lagi,” katanya.

Menurut Romo, hal yang ingin disampaikannya yakni berbicara tentang keberagaman suku dan agama di Indonesia.

“Keberagaman di Indonesia bukan tidak mungkin jadi berkat buat orang banyak, sehingga mesti dijaga, dipelihara dan dirawat,” katanya.

Romo Evensius memiliki latar belakang pendidikan Islamologi di Dar Comboni Institute for Arabic Studies di Mesi.

“Saya belajar (Bahasa Arab) di Kairo sejak tahun 2003-2004,” kata dia.

Dar Combine Institute for Arabic Studies bekerja sama dengan Vatikan yang dikelola oleh pastor-pastor Eropa yang lama hidup di negara Islam. Selanjutnya, pada tahun 2003-2005, Romo Evensius melanjutkan studi Islamologi di Pontificio Istituto di Studi Arabi e d’Islamistica (PISAI), Roma.

Sebelumnya di Jakarta, Presiden Joko “Jokowi” Widodo menjadi tuan rumah dalam dialog antar agama dengan Raja Salman. Dalam pertemuan yang baru kali pertama terjadi itu, ada 28 tokoh lintas agama yang dihadirkan. (BACA: Temui 28 pemimpin lintas agama, Raja Salman torehkan sejarah baru)

Pemimpin negara Petro Dollar itu memuji kondisi ekonomi dan politik Indonesia yang stabil, salah satunya karena tingkat toleransi antar warganya cukup tinggi. – Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!