Lima hal yang layak dikenang dari KH Hasyim Muzadi

Adrianus Saerong

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Lima hal yang layak dikenang dari KH Hasyim Muzadi
Dari kyai penuh humor hingga penjaga pluralitas.

 

JAKARTA, Indonesia — Wafatnya KH Hasyim Muzadi meninggalkan duka mendalam bagi masyarakat. Tak hanya bagi warga muslim, tapi warga nonmuslim pun turut merasakan kehilangan.

Sebab KH Hasyim Muzadi adalah tokoh yang sangat menghargai perbedaan, pluralisme, dan penuh toleransi. Tak mengherankan jika ucapan duka terus mengalir.

Tak akan mudah mencari ulama seperti beliau. Sosok yang santun, meneduhkan, serta merangkul semua golongan. Namun, seperti juga Gus Dur, KH Hasyim Muzadi pun harus kembali ke pangkuan-Nya. 

Doa-doa akan terus dipanjatkan dan KH Hasyim Muzadi akan terus dikenang. Berikut lima hal yang layak dikenang dari mantan Ketua Umum Nahdlatul Ulama ini: 

Bersama Gus Dur selama 20 Tahun

KH Hasyim Muzadi sangat dekat dengan mantan Presiden Indonesia, Abdulrrahman Wahid alias Gus Dur. Hasyim mendampingi Gus Dur sejak 1979 hingga menjadi pemimpin bangsa pada 1999.

“Selama 20 tahun,  saya mengikuti pemikiran Gus Dur, baik dalam masalah NU, keislaman, Indonesia, dan Islam secara global, serta politik internasional,” kata Hasyim seperti dikutip dari situs NU.  

Melanjutkan kerja Gus Dur

Meski hubungan Hasyim Muzadi dan Gus Dur tidak selalu akur, pria yang lahir satu tahun sebelum Indonesia merdeka ini tetap merasa berterimakasih akan jasa pendahulunya serta melanjutkan citra yang telah dibangun sebelumnya.

“Saya menjadi Ketua PBNU untuk melanjutkan apa yang telah dikampanyekan Gus Dur, kecuali Ukhuwah Insaniah. Gus Dur hanya sebatas hubungan antar umat manusia di tanah air, dan saya ingin melanjutkannya ke tahap internasional,” katanya.    

Hasyim Muzadi sendiri mengakui peran besar Gus Dur untuk NU, “Sekarang setiap saya ke luar negeri, orang-orang menanyakan kabar Gus Dur, bukan Pak Harto atau SBY,” Ia bahkan sempat menulis buku tentang bagaimana dirinya membangun NU selepas kepergian Gus Dur.

Kyai penuh humor segar 

Gaya ceramah KH Hasyim Muzadi selalu segar. Alumni Institut Agama Islam Negeri Malang sering memberikan cerita-cerita atau pernyataan pendek yang kerap membuat pendengarnya tersindir sekaligus tertawa. Ia mengkritisi tanpa menyakiti.

“Saya kadang berpikir, Indonesia negara non-muslim, barang yang hilang kok ketemu semua. Tapi di negara mayoritas Islam, yang ada hilang semua,” katanya. Ucapannya tersebut membuat orang-orang yang mendengarkan ceramahnya di Istana Negara tertawa, tak terkecuali Presiden Joko Widodo.

Pembela NKRI  

KH Hasyim Muzadi seorang nasionalis sejati dan sangat toleran. Ketika sekelompok massa turun ke jalan menggelar aksi bela Islam, KH Hasyim meminta mereka untuk lebih pintar. Pada saat yang sama, ia juga meminta polisi bertindak tegas. 

Mempromosikan Indonesia yang toleran kepada dunia

Impian terbesar KH Hasyim Muzadi adalah memperkenalkan umat muslim Indonesia yang toleran kepada dunia. Menurutnya, tidak pernah melihat ada negara dengan mayoritas muslim yang memiliki toleransi sebesar di Indonesia. 

“Saya sangat menyayangkan tuduhan intoleransi agama di sini, forum internasional sendiri pasti membahasnya karena pemberitaan dari dalam negeri,”  katanya.

Semenjak serangan 9 September 2001 yang meruntuhkan gedung World Trade Center di Amerika Serikat, umat muslim mendapat pandangan negatif dari dunia, dan saat itulah Ia bermimpi untuk satukan kaum nasionalis dan agama untuk membangun citra positif akan pemeluk agama Islam, terutama di Indonesia.

—Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!