UNDP: Kesetaraan bisa jadi kunci kemajuan Indonesia

Adrianus Saerong

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

UNDP: Kesetaraan bisa jadi kunci kemajuan Indonesia
Indeks Kesetaraan Gender (IKG) Indonesia saat ini berada di peringkat 105 dunia

 JAKARTA, Indonesia — Direktur UNDP Indonesia Christophe Bahuet mengatakan kesetaraan adalah kunci dari kemajuan bangsa. Saat ini kesetaraan masih menjadi persoalan di Indonesia.

“Cara terbaik untuk Indonesia meningkatkan pembangunan manusia adalah dengan mengatasi masalah kesetaraan,” kata Christope saat menyajikan laporan pembangunan manusia UNDP 2016 di kawasan Thamrin, Jakarta, Rabu 22 Maret 2017.

Bahuet mengatakan, sebenarnya performa Indonesia dalam pembangunan manusia sudah sangat baik di mata PBB, tetapi pencapaian tersebut masih bisa terus ditingkatkan.

“Lihatlah indeks pembangunan manusia (IPM) di Indonesia selama 25 tahun terakhir, negara ini menjadi salah satu dengan progres terbaik, tapi sebenarnya, angka tersebut masih berada di bawah rata-rata regional,” katanya.

Indonesia, Christope melanjutkan, masih bisa berkembang lagi, terutama dalam hal harapan hidup dan kesehatan, bukan hanya soal fasilitas tapi juga kualitas. “Cara paling efektif adalah memperjuangkan kesetaraan,” katanya.

Menurut Indeks Kesetaraan Gender (IKG) yang dilansir UNDP, Indonesia saat ini berada di peringkat 105 dunia, hanya naik tiga peringkat dari posisi empat tahun lalu. Indonesia masih berada di bawah negara tetangga seperti Filipina (96).

Ansye Sopacua, Penasihat bidang Pembangunan Berkelanjutan UNDP Indonesia, mengatakan masalah kesetaraan di Indonesia bisa ditemukan di berbagai sektor.

Mulai dari partisipasi sekolah dasar dan menengah yang rendah, akses kesehatan tidak memadai, beban perawatan tinggi, hingga kurangnya jaminan dan perlindungan di masa tua masih mengancam perempuan Indonesia. 

PNB per kapita perempuan pada 2016 hanya mencapai angka 6,668, kurang dari setengah hasil produksi jasa dan barang laki-laki yang menyentuh 13,391. 

Ia juga menyebutkan hanya ada 42,9% perempuan di Indonesia yang memiliki pendidikan menengah, 50,9% yang bekerja, dan 17,1% yang duduk di kursi parlemen.

“Masih ada peluang untuk memperkuat pembangunan manusia, dan persoalan kesetaraan ini tak hanya terjadi di Indonesia,” kata Christophe.

—Rappler.com

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!