Doa dan donasi untuk petani Kendeng dari Malang

Eko Widianto

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Doa dan donasi untuk petani Kendeng dari Malang
Konser juga akan digelar untuk mendukung perjuangan para petani Kendeng

 

MALANG, Indonesia — Sekitar 100 mahasiswa menyatakan duka cita mereka atas tewasnya petani Kendeng, Ibu Patmi, yang selama ini giat menentang beroperasinya pabrik semen di Pegunungan Kendeng, Rembang, Jawa Tengah.

Ibu Patmi meninggal pada Selasa dini hari, 21 Maret sekitar pukul 02:55 WIB di usia 48 tahun. Dia sempat mengikuti aksi mengecor kaki di depan Istana Negara sebelum mengalami serangan jantung yang membuatnya meninggal.

Dengan mengenakan pakaian serba hitam, para mahasiswa tersebut menggelar doa bersama untuk Ibu Patmi di depan Balai Kota Malang, Kamis 23 Maret 2017. Doa juga dipanjatkan untuk Salim Kancil, petani asal Lumajang yangterbunuh setelah menolak tambang pasir besi. 

Mereka meletakkan foto Ibu Patmi dan Salim Kancil di tengah jalan raya, kemudian menaburkan bunga setaman di depan kedua foto tersebut. Seorang peserta aksi lalu memimpin doa, berharap perjuangan petani Kendeng membuahkan hasil.

Selain itu mereka juga membentangkan poster dan spanduk bertuliskan “Kendeng lestari melawan semen”, “Tanah habis di negeri agraris”, “Kami nesu karena negara bisu”, “Rakyat menderita di atas tanah subur”, dan “Tolak pabrik semen.”

Dalam aksi ini mereka menuntut Presiden Joko Widodo dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menghentikan pabrik Semen Indonesia di Pegunungan Kendeng. Sebab penambangan batu kapur secara serampangan akan merusak sumber mata air sekitar Kendeng yang selama ini digunakan untuk mengairi sawah oleh para petani.

Foto oleh Eko Widianto/Rappler

“Petani Kendeng menggantungkan hidup dari bertani. Jika air tak mengalir, sama dengan membunuh petani,” kata Koordinator aksi, Mohamad Iqbal, Kamis 23 Maret 2017. 

Para mahasiswa ini juga menggelar aksi teatrikal menggambarkan Gubernur Ganjar Pranowo dicor tangan dan kaki, mengilustrasikan  terbelenggunya Ganjar oleh kepentingan pemodal untuk menambang batu kapur.

Mahasiswa papua mendukung petani Kendeng

Mahasiswa Papua yang tergabung dalam Green Papua ikut memberikan dukungan dan solidaritas mereka kepada petani Kendeng. Mereka menilai intimidasi dan kekerasan yang dialami petani Kendeng sama dengan yang dialami penduduk Papua. “Kondisinya lebih memprihatinkan,” kata Koordinator Green Papua Yohannes Giyai.

Giyai menyebutkan pembangunan pabrik semen akan mematikan pencarian petani Kendeng. Sejak turun temurun mereka bekerja sebagai petani. Jika petani Kendeng kehilangan sawah dan air, maka mereka sama dengan membunuh secara perlahan-lahan.

Giyai juga mengatakan suplai semen secara nasional sudah terpenuhi. Sehingga tak perlu lagi membuka pabrik semen baru. Giyai juga menduga ada perampasan hak tanah untuk industri dan pabrik semen. 

Galang dana untuk petani Kendeng

Selain berorasi, mereka juga menggalang donasi untuk para petani Kendeng. Sebuah kardus diedarkan kepada para peserta aksi unjuk rasa. Selain itu, mereka juga menggalang donasi dari masyarakat Malang.  

Sejumlah pengguna kendaraan yang melintas berhenti sesaat untuk memberikan donasi. Seluruh dana yang terkumpul akan disalurkan untuk petani Kendeng. Donasi juga bisa disalurkan melalui rekening relawan Aliansi Peduli Petani Kendeng.

Selain itu donasi juga dilakukan di dalam kampus. Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia (PPMI) tengah mengumpulkan dana di dalam kampus.  

Konser Amal untuk Petani Kendeng

Sejumlah musisi di Malang rencananya bakal menggelar konser amal untuk petani Kendeng. Konser amal bakal dihadiri band indie di Malang, antara lain Wake Up Iris, Rotan dan Kayu, Lembaga Seni Mahasiwa Islam (LASMI), Nabila dan Odang.

“Seluruh dana yang terkumpul disumbangkan untuk petani Kendeng,” kata penggagas Konser, Farhurroji. Mereka bakal mempersembangkan lagu-lagu bertema lingkungan. Konser akan digelar di Universitas Gajayana Malang,Jumat malam 24 Maret 2017.

Setiap pengunjung konser diminta untuk memberikan donasi minimal Rp 10 ribu untuk petani Kendeng. Selain konser musik, juga diselingi musikalisasi puisi dan orasi budaya oleh komunitas Kalimetro. —Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!