Kunjungi Indonesia, Presiden Perancis benamkan investasi 2,6 miliar dollar

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Kunjungi Indonesia, Presiden Perancis benamkan investasi 2,6 miliar dollar
Presiden Hollande juga sepakat untuk mendukung sertifikasi bagi produk kelapa sawit dari Indonesia.

JAKARTA, Indonesia – Presiden Perancis, Francois Hollande tiba di Jakarta untuk melakukan kunjungan kenegaraan pertamanya. Ini merupakan kunjungan Presiden kedua Perancis setelah 30 tahun yang lalu. Padahal, keduanya sama-sama masuk ke dalam jajaran organisasi G20.

Hollande tiba di Indonesia sejak Selasa, 28 Maret malam. Namun, dia baru melakukan kunjungan kehormatan kepada Presiden Joko “Jokowi” Widodo pada hari Rabu. Dia dan rombongan tiba di Istana Merdeka sekitar pukul 11:00 WIB.

Dalam pertemuan bilateral, kedua pemimpin sepakat untuk meneken lima nota kesepahaman yakni di bidang pembangunan urban berkelanjutan, pariwisata, pertahanan, ilmu pengetahuan dan penelitian serta pertukaran tenaga peneliti. Sementara, di bidang investasi, para pengusaha Perancis membenamkan dana total US$ 2,6 miliar atau setara Rp 34 triliun untuk meningkatkan kerjasama di bidang energi, infrastruktur dan retail.

Jokowi mengatakan hubungan kedua negara tergolong baik. Bahkan, sudah terbentuk kerjasam strategis, termasuk di bidang ekonomi.

Mantan Gubernur DKI itu mengucapkan apresiasi kepada Pemerintah Perancis karena telah membantu melawan tindakan diskriminatif terhadap produk kelapa sawit Indonesia. Hal itu tercermin dari keputusan Majelis Tinggi Parlemen Perancis (The French Senate) yang membatalkan rencana Amandemen nomor 367 soal penetapan pajak impor minyak kelapa sawit.

Pungutan tambahan itu diusulkan dengan tujuan untuk mengurangi kerusakan lingkungan yang diduga ditimbulkan akibat ekspansi perkebunan sawit. Banyak yang memprediksi keputusan tarif pajak impor minyak kelapa sawit akan mencapai sekitar 30 Euro per ton. Namun, akhirnya dibatalkan karena mereka khawatir wacana pemberlakuan pajak impor akan ditentang keras oleh negara produsen CPO seperti Indonesia dan Malaysia.

Negara-negara eksportir CPO kemudian mengancam akan mengadukan kebijakan Perancis itu kepada Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

“Saya juga sudah menjelaskan bahwa isu sustainability bagi kelapa sawit merupakan prioritas bagi Indonesia,” kata Jokowi di hadapan media pada Rabu, 29 Maret.

Indonesia, kata Jokowi juga menyampaikan usulan agar pola kerjasama yang sudah terjalin untuk produk kayu yakni melalui lisensi FLEGT-VPA juga bisa diberlakukan untuk produk kelapa sawit Indonesia.

Selain, di bidang investasi, mantan Gubernur DKI itu juga ingin kerja sama ditingkatkan dengan Perancis di bidang sinematografis, perfilman, fashion dan ekonomi digital. Kedua pemimpin juga sempat membahas isu mengenai kemerdekaan Palestina.

Seperti diketahui pada bulan Januari lalu, sebuah konferensi internasional digelar di Paris untuk mengupayakan dimulainya kembali pembicaraan damai antara Israel dan Palestina. Kedua negara diundang untuk mendengar kesimpulan dari pertemuan KTT perdamaian, tetapi tak diajak untuk berpartisipasi dalam KTT itu sendiri.

Total ada delegasi dari 70 negara yang mengikuti. Mereka menyerukan agar Palestina dan Israel secara resmi menyatakan kembali komitmen mereka terhadap solusi dua negara.

“Kedua negara sepakat untuk terus memperjuangkan tercapainya perdamaian Palestina-Israel melalui konsep two state solution,” kata Jokowi.

Jadi ilham bagi Perancis

SAMBUT ANAK-ANAK. Presiden Republik Perancis, Francois Hollande (kanan) tersenyum ketika disambut anak-anak yang membawa bendera Indonesia-Perancis di halaman Istana Merdeka. Foto diambil dari akun @setkabgoid

Sementara, dalam sambutannya, Presiden Hollande sempat menyinggung isu toleransi di Indonesia. Politisi dari Partai Sosialis itu menyebut Indonesia mampu mengamalkan sifat kebhinnekaan dan dapat menjadi ilham bagi Perancis.

“Melalui konseps Islam tersebut yaitu milik Indonesia, berdasarkan suatu cara untuk hidup bersama tanpa diskriminasi terhadap agama apa pun. Tetapi kalian juga kuat menghadapi ancaman terorisme,” ujar Hollande.

Perancis akhir-akhir ini memang kerap dijadikan sasaran teror dari kelompok ekstrimis, salah satunya Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Dalam serangan teror yang terjadi pada 13 November 2015, sekitar 153 orang tewas. Serangan teror dengan menggunakan bom dan senjata AK-47 rupanya menerjang beberapa titik di Paris.

Hollande berharap kunjungannya ke Indonesia akan membawa manfaat dalam kerja sama anti teror. Dia juga sepakat untuk mendukung proses sertifikasi produk minyak sawit Indonesia sama seperti sertifikasi yang pernah diberikan untuk produk kayu.

Perancis juga berjanji akan meningkatkan sektor pariwisata dengan penyediaan armada pesawat dan infrastruktur pelabuhan.

“Semoga kami tidak lagi perlu untuk menunggu selama 30 tahun sebelum ada yang datang dari Perancis untuk melihat kepulauan Indonesia,” kata Hollande.

Indonesia menjadi negara terakhir yang dia singgahi setelah sebelumnya mengunjungi Singapura dan Malaysia. – Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!