Kajian Felix Siauw di Malang dibubarkan

Eko Widianto

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Kajian Felix Siauw di Malang dibubarkan
Kapolres Kota Malang mengatakan acara kajian yang digelar Felix Siauw tidak mengantongi izin.

MALANG, Indonesia – Ustadz Felix Siauw melalui akun media sosial menyampaikan kepada publik acara kajian Islam yang diselenggarakan di Malang telah dibubarkan polisi. Dia menjelaskan mengenai pembubaran acara itu melalui sebuah video berdurasi 11 menit dan 46 detik dan diunggah pada Minggu, 30 April.

Dia menjelaskan tiba di Malang sejak Sabtu, 29 April dan dijadwalkan menggelar acara kajian yang diselenggarakan oleh Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang pada Minggu, 30 April.

“Tiba-tiba pada tanggal 29 April dibatalkan oleh Rektor. Tak ada penjelasan alasan pembatalan,” ujar Felix melalui video tersebut.

Namun dia mengaku memiliki bukti dan percakapan orang tertentu yang mempengaruhi kebijakan kampus. Setelah dibatalkan, panitia yang berasal dari kalangan mahasiswa ini mencari tempat alternatif.

Kajian Felix berjudul “Cinta Mulia” itu kemudian dipindahkan ke sebuah hotel di Malang. Kajian itu, katanya, merupakan panduan pergaulan bagi remaja. Tujuannya, agar saat masih remaja, mereka menggunakan waktu secara positif dan melawan degradasi moral, zinah dan tawuran.

“Sesuai buku yang saya tulis judulnya ‘Udah Putusin Aja,” kata dia.

Acara dimulai pukul 08:00 WIB dan Felix sudah sempat memberikan ceramah selama satu jam. Tetapi, tiba-tiba pengelola hotel meminta agar kajian itu dibubarkan. Alasannya, tidak memperoleh izin dari pihak kepolisian.

“Ada sekitar 10 sampai 20 personel (polisi) datang membubarkan. Panitia meminta saya memimpin doa untuk menutup acara tapi polisi meminta tak perlu ada doa dan langsung dibubarkan,” kata dia.

Felix sempat mendampingi panitia yang dimintai keterangan polisi di Markas Kepolisian Resor Kota Malang.

“Polisi dapat tekanan dari ormas terkenal yang sering membubarkan pengajian dan terlibat dalam penistaan agama,” tutur Felix.

Dia kemudian menanyakan hukum yang berlaku di Indonesia. Seolah-olah, katanya, Indonesia bukan negara hukum. Malah seolah hukum rimba yang berlaku.

“Siapa yang kuat dan siapa banyak, bisa menyetir segalanya. Tidak boleh ada kelompok yang memaksakan ke kelompok lain. Ini jadi preseden buruk,” ujarnya.

Dalam video itu, Felix juga mengklarifikasi dirinya tidak mungkin melakukan tindak kekerasan, karena dia mencintai perdamaian dan tidak ingin ada adu domba.

“Tak mungkin melawan pihak berwenang. Seharusnya hukum di atas segala-galanya,” kata dia.

Dia menegaskan akan tetap melanjutkan dakwah. Dakwah tidak akan pernah surut dan tidak akan berhenti.

Berikut video penjelasan lengkap Felix: 

Tak memiliki izin

Sementara, Kepala Kepolisian Resor Kota Malang AKB Hoiruddin Hasibuan menegaskan polisi tak membubarkan kajian. Namun, hanya menyampaikan kepada manajemen hotel mengenai izin yang harus dipenuhi dalam mengumpulkan masyarakat.

“Pertemuan (masyarakat) ada aturan mainnya,” ujar Hoiruddin.

Selain itu, polisi menerima informasi akan ada pihak yang bakal membubarkan acara yang semula akan diselenggarakan di Universitas Brawijaya Malang. Polisi, katanya, mengamankan supaya tidak terjadi permasalahan yang lebih meluas.

“Kasat Intel ke sana menyampaikan soal aturan dan berdiskusi dengan pihak hotel,” kata dia lagi.

Sementara Rektor Universitas Brawijaya Malang, Mohamad Bisri, tak menjawab pesan pendek yang dikirim Rappler untuk meminta klarifikasi. Begitu juga dengan juru bicara Universitas Brawijaya Malang. – Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!