Mendag Enggar: Bawang putih dijual sesuai harga kesepakatan

Yanwar Arifin

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Mendag Enggar: Bawang putih dijual sesuai harga kesepakatan
Pedagang terima bawang dari importir dengan harga di bawah Rp 40 ribu.

JAKARTA, Indonesia – Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita dan timnya dari Kementerian Perdagangan mengunjungi Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, pada Jumat, 12 Mei. Dia ingin memastikan harga bawang putih turun sesuai dengan kesepakatan.  

Dalam pertemuan antara berbagai pemangku kepentingan, mereka semua sepakat harga bawang putih tidak boleh berada di atas Rp 40 ribu. Lalu, bagimana faktanya di lapangan?

Kunjungan dimulai dengan menyusuri gerai-gerai bawang, kemudian masuk ke salah satu gudang penyimpanan bawang putih terbesar milik Hj. Khoirul. 

“Alhamdulillah, harga sudah turun. Bu Khoirul terima dari importir dengan harga Rp32 ribu, lalu dijual Rp34 ribu ke grosir. Sementara di tingkat eceran dijual dengan harga bervariasi, tapi paling tinggi Rp38 ribu,” kata Enggar pada Jumat kemarin. 

Dia menambahkan bahwa harga ini sudah sesuai dengan kesepakatan dengan para importir dan pedagang beberapa saat lalu. Enggar dan Menteri Pertanian Amran Sulaiman, juga menandatangani tata niaga untuk komoditas bawang putih yang selama ini tidak diatur.

“Selama ini tidak diatur. Akibatnya, terjadi lonjakan harga bawang putih yang tajam, biasanya menjelang hari besar,” kata dia. 

Tata niaga ini nantinya akan mengatur pemberian izin impor. Enggar mengatakan izin impor akan dikeluarkan dengan rekomendasi dari Kementan. Namun, ada beberapa syarat yang dipenuhi agar izin impor dapat dikeluarkan yakni para agen harus mendaftarkan gudang dan posisi stoknya. 

Tujuannya, untuk mengetahui persis stok dan kebutuhan pasar. Enggar kemudian memberikan iming-iming berupa prioritas pemberian izin kepada para importir yang mau melepas stok bawang putih dengan harga murah. 

Tahun depan menurut Enggar akan dibentuk kemitraan antara importir dengan petani bawang. Kemitraan ini merupakan salah satu langkah agar Indonesia berhenti mengimpor bawang yang jumlahnya mencapai 90% dan memulai untuk swasembada. – Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!