5 hal tentang Agun Gunandjar, Ketua Pansus Angket KPK

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

5 hal tentang Agun Gunandjar, Ketua Pansus Angket KPK
Agun Gunandjar menjadi anggota DPR dalam lima periode berturut-turut

JAKARTA, Indonesia — Politikus Partai Golkar Agun Gunandjar Sudarsa terpilih sebagai Ketua Panitia Khusus (Pansus) Angket Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Rabu 7 Juni 2017.

Pemilihan berlangsung dalam rapat yang dipimpin Wakil Ketua DPR Fadli Zon di Gedung Nusantara III DPR, Senayan, Jakarta. Selain Agun, rapat juga memilih Risa Mariska (PDIP), Taufiqulhadi (NasDem), dan Dossy Iskandar (Hanura) sebagai Wakil Pansus Angket KPK. 

Terpilihnya Agun sebagai Ketua Pansus Angket KPK ini mendapat sorotan banyak pihak. Sebab nama Agun pernah disebut menerima fee sebesar satu juta AS dalam proyek pengadaan KTP Elektronik. Tidakkah Agun akan terjebak pada konflik kepentingan? 

“Saya rasa enggak ada konflik apa-apa. Apapun yang dalam konteks penegakkan hukum KTP Elektronik saya jalani, hargai, patuhi,” kata Agun kepada media setelah dirinya terpilih sebagai Ketua Pansus Hak Angket KPK.

Agun mengatakan apa yang selama ini berjalan di KPK adalah proses hukum, sementara Pansus Hak Angket KPK berada di ranah politik. Karena itu ia yakin tidak akan ada konflik kepentingan.

Lantas siapa Agun Gunandjar sebenarnya? Berikut lima hal tentang Agun yang mungkin perlu kamu tahu:

Lima Periode

Agun Gunandjar merupakan salah satu anggota DPR paling senior. Bayangkan saja, ia telah menjadi anggota dewan selama lima periode secara beruntun, yakni pada 1997-1999, 1999-2004, 2004-2009, 2009-2014, dan 2014-2019.

Selama lima periode itu, Agun pernah menjabat sebagai Ketua Komisi II DPR pada periode 2012-2014. Agun juga pernah menjadi Anggota Komisi II DPR, menjadi Anggota Badan Anggaran DPR, serta pernah memimpin Fraksi Golkar di MPR.

Menjadi pegawai Lapas

Sebelum terjun ke dunia politik, Agun pernah menjadi pegawai Lembaga Pemasyarakatan Kls I Tangerang pada 1982-1984. Pekerjaan ini ia dapatkan setelah lulus dari Akademi Ilmu Permasyarakatan.

Produk HMI

Agun mulai berkenalan dengan dunia politik saat ia bergabung dengan HMI (Himpunan Mahasiswa Islam). Di organisasi ini, Agun antara lain pernah dipercaya menjadi Ketua Umum Komisariat HMI Teknik Sipil (1978-1979), hingga Ketua Umum Komisariat HMI AKIP (1979-1980). Kegiatannya di HMI ini kelak akan mengantarnya menuju Partai Golkar.

Moncer di Golkar

Karir Agun di panggung politik mulai melejit saat ia dipercaya Golkar menjadi Anggota DPR RI mewakili Kabupaten Ciamis pada 1997. Sejak itu sampai saat ini, kursi legislatif tak pernah lepas darinya. Sebab Agun terpilih kembali sebagai anggota DPR selama lima periode.

Hidup susah saat kecil

Meski anak seorang prajurit, namun masa kecil Agun terbilang susah. Penghasilan ayahnya sebagai tentara tak cukup untuk menutupi kebutuhan keluarganya selama sebulan.

Karena itu itu Agun kecil kemudian memutuskan untuk berjualan es mambo. “Yang penting uang yang saya dapatkan halal dan tidak merugikan orang lain,” kata Agun.

Agun berjualan es mambo selama empat tahun, sampai ia lulus SMP. Setelah itu ia ‘banting stir’ menjadi supir omprengan dengan menggunakan mobol dinas ayahnya. “

Makanya, kalau mau ngompreng, saya suka sembunyi-sembunyi supaya tidak ketahuan Bapak,” katanya.

 —Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!