Presiden Duterte klaim sepupunya ikut tewas dalam perang di Marawi

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Presiden Duterte klaim sepupunya ikut tewas dalam perang di Marawi

AFP

Dalam wawancara dengan Rappler, Duterte mengakui jika beberapa sepupunya ada yang telah berbaiat kepada ISIS

JAKARTA, Indonesia – Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengklaim sepupunya tewas dalam peperangan di kota Marawi. Tidak diketahui pasti kapan sepupunya itu tewas. Jasadnya ditemukan dalam tumpukan jenazah.

“Saya memiliki sepupu yang berperang dengan Maute. Karena mereka ada di sana, seorang sepupu saya meninggal. Pasukan militer ke sana dan menemukan jasadnya di tumpukan jenazah,” kata Duterte pada Selasa malam, 27 Juni di Istana Malacañang saat perayaan Idul Fitri.

Pasukan pengamanan Presiden bertanya-tanya siapa jasad dan Duterte mengatakan, “jasad itu adalah sepupu-sepupu saya, biarkan saja”. Dalam wawancara dengan CEO Rappler, Maria Ressa pada bulan Desember lalu, Duterte mengakui jika beberapa sepupunya mungkin ada yang telah berbaiat kepada kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

“Jujur, saya memiliki beberapa sepupu yang berada di jalur yang berseberangan. Ada yang bergabung dengan Front Pembebasan Islam Moro dan Front Pembebasan Nasional Moro. Beberapa, bahkan saya dengar bergabung dengan ISIS,” katanya blak-blakan.

Sementara, dalam pidatonya pada Selasa kemarin, Duterte mengatakan sudah sempat bertemu dengan beberapa sepupunya yang ikut peperangan di Marawi.

“Di sana, kami berbicara. Sementara yang lain pergi demi kepentingan petualangan atau apa, saya tidak tahu. Saya katakan, kalian jangan pergi ke sana, karena tidak akan mendapatkan apa pun,” kata mantan Walikota Davao itu.

Dia tidak memberikan penjelasan secara detail, tetapi dalam pidato sebelumnya, dia mengaku menghabiskan waktu selama lima hari terakhir absen di mata publik untuk pergi ke beberapa tempat dan bertemu dengan beberapa orang sembunyi-sembunyi.

Ikut merasa terluka

Kematian sepupunya itu jelas menjadi pukulan bagi Duterte. Dia mengaku ikut merasakan luka yang dialami oleh warga Marawi lainnya. Hal ini menjadi ironi, karena justru Duterte lah yang memberlakukan keadaan darurat militer di kota Marawi, pasca kelompok Maute memilih melindungi Isnilon Hapilon, buronan yang paling dicari oleh pemerintah.

“Jika kalian bertanya kepada saya, apakah saya bahagia, tentu saja tidak. Saya juga terluka seperti Anda. Oleh sebab itu, saya tidak ingin membicarakan isu ini bahkan dengan anggota kabinet menteri sekali pun. Karena saya ikut terluka,” katanya.

Kepada para tamunya yang sebagian besar merupakan pemimpin beragama Islam, Duterte berjanji akan kembali membangun kota Marawi.

“Satu hal yang saya janjikan kepada kalian, saudara saya Moro, saya akan menyaksikan secara langsung kota Marawi yang kembali bangkit dan menjadi kota yang makmur lagi,” tutur dia.

Sebagai realisasi dari janji itu, Duterte mengaku telah mengalokasikan dana sebesar 20 miliar Peso untuk proses rehabilitasi. Istana sebelumnya menjelaskan bahwa dana 10 miliar Peso di antaranya datang dari Philippine Amusements and Gaming Corporation (Pagcor) dan the General Appropriations Act.

“Kami telah membuat rencana yang nyata dalam proses rehabilitas dan rekonstruksi untuk kelanjutan hidup Anda dan masyarakat. Satuan Tugas Bangon Marawi yang terdiri dari berbagai badan pemerintahan tengah dibuat untuk mempercepat upaya pemulihan di kota Marawi,” katanya.

Kendati turut menjadi korban, tetapi Duterte tidak menyesal telah memberlakukan keadaan darurat militer di Pulau Mindanao. Dia membela diri sudah memiliki gambaran yang utuh dan dilengkapi informasi intelijen mengenai konflik di Marawi. Oleh sebab itu, dia membuat keputusan dari Rusia.

“Ketika saya nyatakan keadaan darurat, ketika saya di Moskow, saya sudah tahu semuanya. Saya tahu berapa lama situasi ini akan berlaku untuk kita semua dan saya tahu pengerahan penembak jitu dan di mana mereka menyembunyikan senjata-senjata itu,” tutur Duterte.

Karena dia sudah memiliki gambaran utuh mengenai konflik di Marawi, maka dia sadar bahwa hal tersebut akan menjadi peperangan yang panjang.

Perayaan Idul Fitri menjadi kali pertama Duterte tampil di muka publik setelah menghilang selama tujuh hari. Sebelumnya, pada pagi hari, dia ikut meghadiri pertemuan Dewan Otoritas Ekonomi Nasional dan Pembangunan serta penyerahan bantuan dari Tiongkok untuk Marawi. – Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!